5 Alasan Seseorang Menyingkirkan Benda Kenangan

Benda yang paling lama disimpan di rumah bukan hanya yang berharga mahal. Namun juga barang yang mengandung kenangan khusus. Ketika decluttering, benda jenis ini biasanya tetap tak tersentuh.
Lalu, apa yang akhirnya mampu membuat kita menyingkirkan benda-benda sarat kenangan? Sekalipun melalui proses pilah dan pilih berulang, kita bisa juga mengeluarkannya dari rumah. Berikut situasi yang memudahkan kita untuk membuang, menjual, atau memberikan barang kenangan pada orang lain.
1. Kenangannya pahit
Salah satu cara terbaik untuk menghapus kenangan pahit ialah dengan memusnahkan barang-barang yang berkaitan dengannya. Ini sebabnya tak sedikit orang membuang semua benda pemberian mantan setelah mereka berpisah. Luka diharapkan sirna bersama dengan lenyapnya barang-barang itu.
Sebaliknya, terus menyimpan benda-benda dengan kenangan tragis bisa bikin rasa trauma makin kuat. Melihatnya saja otomatis melemparkan kita ke peristiwa kelam di masa lampau. Daripada kita terus merasa sedih dan marah, mending barangnya dilepaskan sekalipun cukup berharga.
2. Kenangannya indah, tapi orang tetap perlu move on
Move on umumnya dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman yang kurang menyenangkan. Tujuannya supaya rasa sakit bisa sembuh. Namun ternyata, kenangan indah juga tak perlu terlalu diingat.
Benda-benda yang berkaitan dengannya butuh disingkirkan supaya kita dapat hidup sepenuhnya di masa kini. Kita tidak terjebak dalam segala bentuk masa lalu, baik yang menyedihkan maupun menyenangkan. Hidup menjadi jauh lebih ringan dan bebas tanpa beban kenangan.
3. Keterbatasan ruang atau keharusan pindah
Kita selalu memiliki kenangan terkait orang lain dan berbagai momen. Kalau semua benda penuh kenangan disimpan, dibutuhkan ruang penyimpanan yang amat besar. Barang kita terus bertambah, tetapi ukuran hunian tetap.
Solusinya adalah secara teratur menyortir benda-benda kenangan dan mengeluarkan sebagiannya dari rumah. Begitu pula ketika kita akan pindah. Daripada repot membawa terlalu banyak barang, lebih baik mencukupkan perasaan terikat kita padanya.
4. Pemberinya sudah meninggal dunia
Tak jarang usia benda kenangan sebatas umur orang-orang yang berkaitan dengannya. Ketika kita sebagai penerima benda meninggal dunia, anak dan cucu kita pasti akan menyingkirkannya. Mereka tidak memiliki keterikatan dengan benda tersebut.
Demikian pula bila pemberi benda telah berpulang. Untuk beberapa waktu, kita barangkali masih menyimpannya sebagai pengingat akan orang tersebut. Akan tetapi seiring berakhirnya masa duka, kita berpikir tak ada gunanya terus menyimpan benda-benda itu.
5. Rusak
Selagi masih dapat diperbaiki, kita tentu akan memperbaikinya. Namun bila kerusakannya terlalu parah, tak mungkin menyimpannya terus di gudang. Isi gudang pun perlu dicarikan solusi.
Untuk apa menyimpan benda-benda rusak? Walaupun di dalamnya ada banyak kenangan, barangnya tidak bisa lagi dipakai. Bahkan sekadar buat pajangan pun telah kurang pantas.
Selama manusia memiliki ingatan, kita bakal punya begitu banyak kenangan. Repot bila kita melekatkan setiap kenangan pada benda-benda yang memenuhi rumah. Sebaliknya jika kita di posisi pemberi, gak usah tersinggung kalau akhirnya seseorang menyingkirkan pemberian kita selang beberapa waktu.