Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Bayangan Masa Kecil tentang Menjadi Sosok Dewasa, Penuh Keseruan!

ilustrasi bocah berpikir (pexels.com/Dany Castjeron)
ilustrasi bocah berpikir (pexels.com/Dany Castjeron)

Masih ingatkah kamu dengan kenangan masa kecil dahulu? Masa kecil identik dengan banyak keinginan dan imajinasi. Semua yang terbayang tentang kebahagiaan saja. Belum mengetahui beban hidup yang kelak harus ditanggung di kemudian hari.

Salah satunya keinginan untuk segera beranjak dewasa. Kita berpikir jika menjadi sosok dewasa itu seru dan penuh kebebasan. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Inilah lima bayangan masa kecil tentang menjadi sosok dewasa. Apakah kamu pernah seperti itu?

1. Menjadi dewasa itu seru

ilustrasi bersorak (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi bersorak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Masa kecil masih penuh dengan tawa dan keceriaan. Belum banyak beban pikiran. Tapi seringnya, kita justru berharap cepat dewasa. Rasanya tidak sabar menjadi sosok manusia dewasa di kemudian hari.

Tentunya ada alasan tersendiri. Anak kecil menganggap tumbuh menjadi dewasa itu seru. Bisa segera bekerja dan memiliki segalanya. Padahal realita sungguh berbalik dengan imajinasi. Tumbuh menjadi sosok dewasa tidak sesederhana yang dibayangkan.

2. Orang dewasa punya banyak teman

ilustrasi banyak teman (pexels.com/Denniz Futalan)

Mengingat masa kecil, banyak hal yang membuat kita geleng-geleng kepala sendiri. Bahkan menyadari jika pola pikir masa kanak-kanak dulu sangatlah konyol. Termasuk berpikir jika menjadi sosok dewasa itu menyenangkan.

Kamu membayangkan saat dewasa pasti punya banyak teman. Seolah tidak pernah kesepian. Tanpa disadari, ini hanya imajinasi yang tidak pernah terwujud. Semakin dewasa, lingkup pertemanan justru mengecil karena terhalang oleh kesibukan.

3. Saat dewasa, bebas berpergian ke mana saja

ilustrasi traveling (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Mungkin kamu masih ingat dengan bermacam aturan serta larangan saat masa kecil dahulu. Contohnya saja larangan pulang telat, atau larangan bermain di tempat tertentu. Kamu pun berpikiran seandainya bisa cepat menjadi orang dewasa.

Dalam benakmu, menjadi sosok dewasa itu bebas. Bisa berpergian ke mana saja tanpa larangan. Namun demikian, kebebasan itu tak seindah bayangan masa kecil. Saat bebas, kamu justru kebingungan mengatur diri agar tidak terjerumus pergaulan buruk.

4. Menjadi dewasa berarti kuat

ilustrasi perempuan tegas (pexels.com/Moose Photos)

Masa kanak-kanak memang konyol dan penuh imajinasi. Apalagi membayangkan kehidupan sebagai seorang dewasa. Sekilas terlihat menyenangkan sehingga kamu tidak sabar menginjak masa tersebut.

Dirimu memiliki pemikiran jika menjadi sosok dewasa berarti kuat. Bisa melakukan aktivitas apapun tanpa perlu bantuan orang lain. Padahal menjadi sosok dewasa tidak sesederhana itu. Terkadang kita kuat dari segi fisik namun tidak dari segi mental.

5. Orang dewasa tidak pernah menangis

ilustrasi perempuan muda (pexels.com/Destiawan nur agustra)

Menangis. Ini pasti pernah mewarnai masa kecil kita. Tapi tangisan masa kecil hanya bertahan sejenak. Dan dalam waktu singkat tangisan bisa berubah menjadi tawa dan kebahagiaan. Meskipun begitu, kita justru ingin cepat-cepat jadi orang dewasa.

Kamu membayangkan orang dewasa itu tidak pernah menangis. Selalu tersenyum sepanjang waktu. Padahal menjadi sosok dewasa justru banyak air mata yang tumpah. Lika-liku kehidupan membuatmu menangis dalam diam.

Saat kecil kita ingin cepat-cepat tumbuh menjadi sosok dewasa. Seolah kehidupan orang dewasa itu menyenangkan, dan penuh kebebasan. Tanpa di sadari, ini hanya imajinasi sesaat. Pada faktanya tumbuh jadi sosok dewasa itu tidak mudah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us