Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ciri Kalau Kamu Kurang Punya Waktu untuk Diri Sendiri

ilustrasi wanita (pexels.com/Liza Summer)

Dalam kesibukan sehari-hari, banyak orang terlalu fokus pada pekerjaan, keluarga, atau tanggung jawab lainnya hingga lupa menyediakan waktu untuk diri sendiri. Padahal, mengambil waktu untuk istirahat, refleksi, dan melakukan hal yang disukai sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional.

Jika kamu merasa semakin mudah lelah, stres, atau kehilangan semangat dalam menjalani hari, bisa jadi itu tanda bahwa kamu kurang memberi perhatian pada dirimu sendiri. Berikut lima ciri yang menunjukkan bahwa kamu butuh lebih banyak waktu untuk dirimu sendiri.

1. Mudah merasa lelah dan kehabisan energi

ilustrasi wanita (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Rasa lelah yang berkepanjangan bisa menjadi tanda bahwa kamu tidak hanya kurang tidur, tetapi juga kurang mengistirahatkan pikiran dan emosimu. Saat terus-menerus sibuk dengan pekerjaan atau urusan orang lain, energi mentalmu bisa terkuras tanpa disadari.

Mengambil waktu untuk diri sendiri, seperti melakukan hobi atau sekadar bersantai tanpa gangguan, bisa membantu mengembalikan energi. Jangan anggap remeh kebutuhan tubuh dan pikiran untuk beristirahat dari tekanan sehari-hari.

2. Sulit menikmati hal-hal yang biasanya membuatmu bahagia

ilustrasi wanita (pexels.com/Liza Summer)

Jika hal-hal yang dulu membuatmu bersemangat kini terasa hambar atau tidak menarik, itu bisa menjadi tanda bahwa kamu sedang kelelahan secara mental dan emosional. Ketika terlalu sibuk dengan rutinitas tanpa jeda, kamu bisa kehilangan koneksi dengan hal-hal yang sebenarnya membawa kebahagiaan.

Cobalah luangkan waktu untuk kembali menikmati aktivitas yang kamu sukai, seperti membaca buku, mendengarkan musik, atau sekadar berjalan-jalan di luar. Terkadang, yang dibutuhkan hanyalah momen kecil untuk mengisi ulang kebahagiaanmu.

3. Sering merasa stres atau mudah tersinggung

ilustrasi wanita (pexels.com/Kaboompics.com)

Ketika tidak memiliki cukup waktu untuk diri sendiri, emosimu bisa menjadi lebih sensitif. Hal-hal kecil yang biasanya tidak mengganggumu bisa terasa lebih menyebalkan, dan stres pun lebih mudah muncul.

Memberikan ruang untuk dirimu sendiri bisa membantu menenangkan pikiran dan mengurangi tekanan emosional. Cobalah meditasi, menulis jurnal, atau sekadar menikmati waktu sendirian tanpa distraksi untuk meredakan stres.

4. Tidak punya waktu untuk sekadar beristirahat

ilustrasi wanita (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika setiap hari terasa penuh dengan kesibukan tanpa kesempatan untuk beristirahat, itu tanda bahwa kamu terlalu banyak membebani diri sendiri. Waktu untuk diri sendiri bukan berarti bermalas-malasan, tetapi memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk bernapas.

Coba sisihkan sedikit waktu dalam sehari, meskipun hanya 10–15 menit, untuk melakukan sesuatu yang membuatmu rileks. Bisa dengan minum teh tanpa gangguan, berjemur di bawah matahari, atau sekadar duduk diam menikmati suasana sekitar.

5. Merasa kehilangan arah atau kurang termotivasi

ilustrasi wanita (pexels.com/Alex Green)

Ketika terus-menerus sibuk mengurus banyak hal, kamu bisa kehilangan koneksi dengan dirimu sendiri dan apa yang sebenarnya kamu inginkan. Ini bisa membuatmu merasa kosong atau kurang bersemangat dalam menjalani hidup.

Mengambil waktu untuk refleksi, seperti menulis jurnal atau sekadar berbicara dengan diri sendiri, bisa membantu menemukan kembali arah dan tujuan hidupmu. Jangan biarkan kesibukan membuatmu lupa pada apa yang sebenarnya penting bagimu.

Kurangnya waktu untuk diri sendiri bisa berdampak besar pada kesehatan mental, emosional, dan bahkan fisik. Jika kamu mulai merasa mudah lelah, kehilangan semangat, sering stres, atau merasa kehilangan arah, itu tanda bahwa kamu perlu meluangkan lebih banyak waktu untuk diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Larasati Ramadhan
EditorLarasati Ramadhan
Follow Us