5 Fakta Kain Besurek Bengkulu, Bermotif Kaligrafi Arab-Melayu

Pernah mendengar tentang kain besurek? Kalau belum, kamu harus tahu kalau kain tradisional asal Bengkulu ini punya sejarah dan keunikan yang gak kalah keren dengan kain daerah lainnya, lho. Kain besurek terkenal dengan motif kaligrafi Arab-Melayu yang dipadukan dengan simbol-simbol tradisional yang memperlihatkan kebudayaan dan sejarah masyarakat Bengkulu.
Nama “besurek” berasal dari kata “bersurat” atau “tulisan,” yang menggambarkan motif utama kain ini yang penuh dengan aksara Arab yang elegan. Jadi, kalau kamu tertarik dengan budaya Indonesia, simak fakta kain besurek Bengkulu ini, ya!
1. Asal-usul kain besurek

Kain besurek mempunyai sejarah panjang yang berkaitan erat dengan budaya dan tradisi masyarakat Bengkulu. Sejak zaman kerajaan, kain besurek ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Bengkulu, lho. Kain ini dipercaya telah dikenal luas saat Pangeran Sentot Alibasyah, seorang pangeran dari Yogyakarta, yang diasingkan ke Bengkulu bersama keluarganya dan pengikutnya.
Sejak kehadiran Pangeran Sentot dan komunitasnya di Bengkulu, kain besurek berkembang dan menjadi identitas unik masyarakat Bengkulu. Pemakaian motif kaligrafi di kain besurek adalah cerminan dari nilai religius yang dianut masyarakat pada masa itu. Sampai sekarang, kain besurek tetap menjadi salah satu simbol budaya yang mengakar kuat dalam masyarakat Bengkulu, sekaligus menjadi bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai sejarah dan tradisi.
2. Motif kain besurek

Kain besurek dikenal karena motif kaligrafinya khas yang menggunakan tulisan Arab dalam bentuk yang elegan dan dekoratif. Motif kaligrafi ini gak cuma memiliki fungsi estetika, tetapi juga sarat makna, menggambarkan kedalaman budaya serta religiusitas masyarakat Bengkulu. Sebenarnya, kaligrafi yang terdapat di kain besurek gak dimaksudkan untuk dibaca, tetapi lebih sebagai simbol spiritual yang dipercantik dengan sentuhan seni.
Selain kaligrafi Arab, ada juga variasi motif lain yang menghiasi kain besurek, seperti burung kuau, bunga melati, relung paku, serta bunga cengkeh. Variasi motif ini gak hanya memperindah tampilan kain tetapi juga menambah makna filosofis di baliknya. Contohnya, burung kuau yang melambangkan kebebasan dan keberanian, sementara bunga melati menggambarkan keindahan dan kesucian.
3. Teknik pewarnaan yang terbilang rumit dan memakai bahan alami

Fakta kain besurek Bengkulu lainnya adalah proses pewarnaannya yang terbilang rumit. Dimulai dengan menggambar motif di atas kain memakai malam (lilin khusus membuat motif) untuk menciptakan pola yang rumit dengan presisi tinggi. Penggunaan malam ini penting untuk menjaga bentuk motif supaya tetap terjaga selama proses pewarnaan. Setelah motif digambar, kain dicelupkan ke dalam pewarna alami yang terbuat dari bahan-bahan lokal, seperti daun, akar, dan buah-buahan.
Sesudah melalui proses pencelupan, kain akan melewati tahap pencucian malam agar motif yang digambar muncul dengan jelas. Proses ini biasanya membutuhkan waktu beberapa hari, tergantung pada tingkat kompleksitas motif, serta jumlah warna yang diinginkan. Teknik pewarnaan tradisional ini menjaga kualitas kain besurek tetap tinggi dan memberikan nuansa warna yang alami.
4. Fungsi kain besurek

Kain besurek mempunyai fungsi yang beragam dalam kehidupan masyarakat Bengkulu. Salah satunya adalah untuk keperluan upacara adat, seperti pernikahan, khitanan, sampai acara-acara keagamaan. Dalam acara pernikahan, kain besurek digunakan sebagai simbol identitas dan penghormatan terhadap budaya lokal. Kehadirannya dalam upacara adat ini menandakan pentingnya kain ini bagi masyarakat Bengkulu sebagai warisan budaya yang sarat makna.
Selain digunakan dalam upacara adat, kain besurek juga mempunyai nilai estetika yang tinggi dan sering dijadikan pilihan dalam acara-acara formal maupun sehari-hari. Motif-motif kaligrafi yang menghias kain ini mencerminkan keindahan serta makna spiritual, menjadikannya pilihan yang berkelas bagi siapa saja yang ingin tampil anggun dalam sentuhan budaya.
5. Warisan tradisional yang terus dilestarikan di tengah modernisasi

Sayangnya, saat ini keberadaan pengrajin kain besurek terbilang langka. Banyak pengrajin tradisional beralih ke teknik cetak modern yang lebih cepat serta praktis, sehingga menggeser pembuatan kain besurek asli yang dibuat secara manual. Meski begitu, masih ada beberapa kelompok dan individu yang dengan gigih melestarikan tradisi pembuatan kain besurek dengan cara tradisional, kok. Para pengrajin ini terus berkarya dengan penuh dedikasi untuk menjaga keaslian kain besurek di tengah tekanan modernisasi.
Melestarikan kain besurek merupakan upaya penting dalam menjaga warisan budaya Bengkulu. Kain ini gak hanya memiliki nilai ekonomi, tetapi juga menjadi lambang identitas masyarakat Bengkulu. Dengan dukungan masyarakat dan promosi yang tepat, kain besurek dapat terus hidup dan semakin dikenal di kancah nasional maupun internasional. Maka dari itu, dengan membeli serta menggunakan kain besurek, kamu turut mendukung pelestarian warisan budaya Indonesia, lho.
Kain besurek dari Bengkulu bukan sekadar kain tradisional, tetapi sebuah karya seni yang penuh dengan nilai sejarah, budaya, dan spiritual. Dari fakta-fakta kain besurek Bengkulu ini, kita makin menyadari bahwa kain ini merupakan warisan yang tak ternilai bagi masyarakat Bengkulu dan Indonesia pada umumnya. Meski tantangan modernisasi membuat kain ini semakin langka, harapan tetap ada melalui upaya pelestarian oleh para pengrajin dan dukungan masyarakat tetap terus diupayakan, kok. Mari bersama-sama menjadikan kain besurek tetap hidup dan dikenal sebagai salah satu kebanggaan budaya Indonesia, ya!