Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berbincang (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Memikirkan wejangan atas yang diterima sebelumnya merupakan waktu yang tepat untuk saat ini memikirkannya. Memahaminya merupakan keharusan yang dilakukan supaya bisa lebih cermat.

Dalam memahami wejangan juga ada proses pemaknaan yang harus dilakukan. Akan tetapi butuh lebih cermat lagi dalam memaknai dan memahami wejangan supaya dapat mendapatkan hasil terbaik. Buruknya berikut kelima hal yang bikin wejangan justru dimaknai dengan tergesa-gesa. Yuk, langsung simak.

1. Masih setengah-setengah memahami wejangan

ilustrasi dua pria (unsplash.com/Kate Bezzubets)

Tidak perlu buru-buru dalam memahami wejangan, sebab yang paling penting adalah bagaimana keberhasilan memaknainya. Butuh proses dalam memahaminya, tidak terus abai dan tergesa-gesa. Ini yang membuat seseorang jadi ceroboh dalam memaknai wejangan ini.

Masih setengah-setengah dalam memahaminya membuat seseorang telah gagal memaknai wejangan secara utuh. Sikap ini justru menghambat diri dalam memahami secara sempurna. Jadi jika sudah paham akan hal ini, baiknya luangkan waktu untuk benar-benar memaknainya dengan utuh. 

2. Tak dapat memfilter wejangan yang banyak diterimanya

Editorial Team

Tonton lebih seru di