5 Mindset yang Harus Ditanamkan Saat Artikelmu Masuk Revisi Editor

Banyak hal yang akan kita alami saat mengirimkan artikel di media online. Seperti saat menulis di IDN Times, artikel yang kita kirimkan gak hanya berakhir pada terbit dan ditolak saja, tapi juga memiliki kemungkinan direvisi oleh editor. Saat hal ini terjadi, mungkin saja akan muncul banyak pikiran-pikiran negatif dalam diri kita. Namun, tetap ada banyak hal positif lainnya yang dapat kita ambil, kok.
Berikut ini beberapa mindset yang harus selalu ditanamkan dalam diri saat artikel kita masuk kolom revisi editor.
1. Revisi bukan berati penolakan

Pertama-tama, tetaplah tenang menyikapi notifikasi yang masuk terkait revisi untuk artikelmu. Satu hal yang pasti, revisi tidaklah sama dengan penolakan sebab jika artikelmu ditolak biasanya akan otomatis masuk di kolom rejected.
Perhatikan baik-baik alasan revisi hingga kita jadi tahu bagian mana yang harus diperbaiki. Jangan buru-buru berasumsi kalau revisi adalah bentuk lain dari penolakan yang malah membuatmu down dan jadi malas menulis lagi.
2. Masih ada harapan artikelmu dapat diterbitkan

Masuk kolom revisi bukan berarti menutup kesempatan untuk artikelmu bisa terbit. Justru sebaliknya, harapan selalu ada selama mau berusaha untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan yang dilakukan. Gak jarang permasalahan revisi itu tidak terlalu menyeluruh. Bisa saja alasannya hanya pada pemilihan gambar yang belum tepat. Saat kamu tetap berpikiran positif, semangatmu akan tetap terjaga dan kembali fokus menulis seolah tak kenal kata menyerah.
3. Revisi bisa berarti editor memiliki ketertarikan pada artikelmu

Sisi positif lain dari artikel yang masuk kolom revisi adalah editor tersebut menaruh ketertarikan pada tulisanmu karena menyukai ide dan sudut pandang dalam artikelmu tadi. Jangan hanya memahami pengalaman ini dari sudut pandangmu yang merasa ditolak atau salah terus saat menulis.
Coba lihat juga dari sisi editor yang sudah berpengalaman menyunting banyak artikel di media ini. Memberimu tugas revisi berarti sudah muncul ketertarikan pada tulisanmu, hanya mungkin ada beberapa hal yang harus diperbaiki lebih dulu sebelum bisa diterbitkan.
4. Revisi dapat menjadi cara belajar menulis yang baik

Sebenarnya, revisi dari editor juga dapat menjadi cara belajar menulis yang baik. Tanpa kamu sadari, revisi seperti menjadi ruang belajar gratis dari editor berpengalaman. Editor memberimu petunjuk langsung tentang bagian mana yang menjadi poin kesalahan atau kekurangan artikelmu.
Dari sini saja kita harusnya bisa langsung menangkap bahwa editor gak hanya asal mengembalikan artikelmu, tapi juga memberi pengarahan layaknya guru yang objektif demi perkembangan tulisanmu ke arah yang lebih baik.
5. Berhenti mengeluh, kerjakan saja!

Daripada terus mengeluh karena artikelmu direvisi, ada hal penting lain yang seharusnya langsung kamu lakukan, yaitu mengerjakan tugas revisian yang diberikan oleh editor. Memperbaiki kesalahan dalam artikel adalah prioritasmu saat ini.
Berlama-lama mengeluh dan mempertanyakan alasan editor hanya akan menghabiskan waktu. Cukup kerjakan saja sekarang. Perbaiki yang salah, tambahkan yang kurang dalam artikelmu sebelumnya. Lalu lihat hasilnya lagi setelah kamu submit kembali.
Nah, itu tadi beberapa mindset yang harus selalu kita tanamkan terkait artikel yang masuk kolom revisi. Jangan menyerah. Yuk, terus menulis!