5 Pelajaran Hidup yang Didapat dari Aktivitas Surfing, Sarat Makna

Bicara soal berselancar, tak sedikit orang enggan mencobanya karena dihinggapi rasa takut. Berbagai skenario terburuk yang terputar di otak menghentikan langkah mereka. Belum apa-apa sudah overthinking duluan.

Situasi ini pastinya familier dengan yang kerap kita jumpai sehari-hari. Ketika dihadapkan dengan hal baru yang sama sekali asing, kita biasanya buru-buru mengasumsikan berbagai hal yang bahkan belum tentu terjadi. Padahal kita tak akan pernah tahu jika belum mencobanya.

Siapa tahu, kita justru menemukan diri kita melalui aktivitas itu. Namun, karena keburu dikuasai ketakutan, kita melewatkan kesempatan emas tersebut. Meskipun jika hal itu tidak berjalan lancar, setidaknya kita tidak akan menyesal karena tak mencobanya.

Di hari pertama terjun ke dunia selancar, mustahil kamu bisa langsung berdiri dengan gagah saat mengendarai ombak. Bahkan sebelum mencapai tengah lautan, kamu mungkin sudah K.O duluan. Tetapi hal tersebut sudah sewajarnya terjadi. 

Layaknya bayi yang belajar merangkak sebelum pandai berjalan, kamu juga akan terus jatuh dan tenggelam hingga akhirnya berhasil menguasai ombak. Untuk bisa sampai di titik itu, konsistensi dan kedisiplinan yang tinggi merupakan dua prasyarat utama. 

Jangan lupa, ada juga harga yang harus dibayar. Hasil yang gemilang perlu pengorbanan besar. Kamu harus mau jatuh berkali-kali, sakit badan berhari-hari, bahkan rela berinvestasi pada waktu dan sumber daya lainnya.

Hal yang sama juga berlaku pada aspek kehidupan lainnya. Alih-alih fokus pada hasil, kamu harus mulai menaruh perhatian yang besar pada proses yang dilakukan dan menghargai setiap langkahnya.

Sebab ini adalah sesuatu yang baru untuk sebagian orang, maka beberapa milestone patut diapresiasi walau tampak kecil. Di momen mereka akhirnya berhasil menyeimbangkan badan ketika berdiri di atas papan selancar walau hanya sebentar. Bisa juga ketika mampu berenang cukup jauh dibandingkan biasanya.

Perayaan untuk pencapaian kecil membawa manfaat positif bagi psikologis manusia. Ini menjadi pemicu agar kita lebih bersemangat dalam melalui perjalanan panjang. Kehadiran pencapaian kecil juga menunjukkan bahwa kita terus bergerak maju dan berproses.

Berada lebih dekat dengan alam tanpa sadar menumbuhkan kecintaan yang besar terhadapnya. Layaknya dua insan yang saling jatuh cinta, mereka jadi lebih memperhatikan kondisi satu sama lain. Saat salah satu merasa sakit, otomatis pasangan akan merawatnya sepenuh hati.

Hal yang sama terjadi saat kita mencintai alam, kita akan senantiasa melakukan berbagai upaya untuk terus menjaganya. Ini merupakan wujud kepedulian terhadap alam. Lagi pula, keberlangsungan hidup umat manusia bergantung pada kesehatan alam semesta. Sebab, langkah konkret perlu dilakukan untuk melindunginya.

Kesuksesan tidak datang secara instan. Upaya demi upaya, langkah demi langkah harus dilakukan untuk mengantar kita lebih dekat dengan tujuan yang ingin diraih. Prosesnya tentu menyakitkan dan bukan tak mungkin mendorong kita untuk menyerah.

Banyak orang tak tahan dengan perjuangan panjang yang melelahkan ini. Namun tak perlu khawatir, kepahitan akan berbuah manis. Keberhasilan akan menanti di ujung jalan. Mereka yang bertahan adalah pemenangnya. Oleh karena itu, kesabaran dan sikap pantang menyerah adalah dua bekal yang membantu kita mencapai impian dalam hidup.

Tak hanya sekadar aktivitas yang menantang adrenalin, berselancar juga mampu membuka pola pikir dengan berbagai pelajaran hidup yang berharga. Boleh banget dimasukkan ke dalam bucket list sebagai kegiatan yang wajib dicoba sekali seumur hidup, lho.