Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menyerah (pexels.com/Anna Tarazevich)

Siap tidak siap, kamu pasti berhadapan dengan situasi tidak bersahabat. Bisa jadi permasalahan datang silih berganti, atau kecewa karena ekspektasi sangat jauh dari realita. Berhadapan dengan situasi demikian, timbul sikap pasrah pada keadaan. Kamu tidak mau berjuang lebih jauh lagi, cukup sampai di sini saja karena sudah merasa tidak sanggup.

Sayangnya, kita belum cukup cermat membedakan antara sikap pasrah dan menyerah. Terkadang menganggap putus asa sebagai bagian dari sikap pasrah. Pemahaman seperti ini tentu harus diluruskan. Berikut perbedaan pasrah dan menyerah, jangan pernah disamakan lagi!

1. Orang pasrah sebelumnya masih mau berusaha, sedangkan orang menyerah langsung berputus asa

ilustrasi menyerah (pexels.com/Micah eleazar)

Pada kenyataannya kita belum cukup bijak membedakan antara sikap pasrah dan menyerah. Bahkan muncul anggapan jika menyerah merupakan bagian dari pasrah. Padahal jika dicermati lebih jauh, antara pasrah dan menyerah memiliki sisi perbedaan yang jelas. Kamu bisa melihatnya dari cara orang-orang dalam menyikapi tantangan.

Seseorang yang memiliki sikap pasrah sebelumnya masih mau berusaha. Mereka menunjukkan kinerja terbaik, kemudian bersiap menerima apapun hasilnya. Sedangkan orang menyerah tidak memiliki sikap demikian. Alih-alih mau berusaha, mereka langsung putus asa sebelum mencoba tantangan. Sedari awal sudah memvonis dirinya gagal.

2. Mereka yang pasrah masih memiliki harapan, sedangkan orang menyerah tidak memilikinya

Editorial Team

Tonton lebih seru di