5 Prinsip yang Gak Boleh Kamu Lepas saat Pilih Calon Suami Belum Mapan

Salah satu kriteria suami idaman para wanita yang hendak menikah, adalah yang sudah mapan. Bukannya matre, tapi realistis saja. Membangun rumah tangga itu gak cukup hanya dengan cinta semata. Karena cinta gak bisa membeli beras atau susu anak.
Namun, gak selamanya calon suami idaman kamu telah mapan. Boleh jadi, sekarang ini ia masih dalam tahap berjuang. Agar pilihanmu itu gak jadi bumerang, ada beberapa prinsip yang gak boleh kamu lepaskan saat memutuskan untuk menikah dengan calon suami yang belum mapan. Apa saja?
1. Walaupun dia belum mapan, tapi keuletannya itu memberi harapan

Ada yang belum mapan karena memang dasarnya pemalas, namun ada pula, meski telah bekerja keras, tapi belum menemukan langkah suksesnya. Karena bukan rahasia lagi, kalau kemapanan itu butuh proses.
Pastikan calon suamimu adalah tipe yang terakhir. Walaupun saat ini dia belum punya rumah sendiri, penghasilan bulanan pun belum besar, tapi kamu melihat kegigihan dan keuletannya. Selama dia memiliki mental bertanggung jawab yang ditunjukkan dengan kemauannya untuk bekerja keras, maka rumah tanggamu memiliki harapan untuk bisa mapan nantinya.
2. Dia memiliki kepribadian yang bisa menghargai orang lain dan senantiasa bersyukur

Tentunya kamu bakal sakit hati, apabila mengiyakan lamarannya di kala dia susah, dan menemaninya berjuang dari nol, tapi ketika sudah sukses, dicampakkan begitu saja. Dia ibarat kacang lupa pada kulitnya.
Untuk mencegah hal itu terjadi, pastikan dulu bahwa calon suamimu itu orang yang mampu menghargai seseorang dan bisa bersyukur meski di situasi sulit. Dua hal tersebut penting, karena sikap menghargai membuatnya terhindar dari sikap-sikap tak tahu berterima kasih. Dan kebiasaan untuk bersyukur, bisa menghalanginya berbuat yang nggak-nggak.
Apakah pantas, membalas kebaikan Tuhan yang sudah memberinya kemapanan dengan menyakiti pasangan yang telah mau menemaninya berjuang dari susah. Orang yang mensyukuri nikmat Tuhan, gak akan berlaku seperti itu.
3. Sabar harus menjadi jalan ninjamu

Tentu bakal berbeda rasanya ketika menikah dengan suami yang telah mapan, dibanding dengan yang masih harus berjuang dari bawah. Dan jika kamu tetap berniat menikahi calon suamimu itu, maka pastikan stok sabarmu kudu tebal. Karena kalau nggak, rumah tanggamu akan dipenuhi dengan keluhan dan iri hati melihat pasangan suam istri yang lain.
4. Pikirkan dulu dengan baik tentang biaya kebutuhan anak

Gak ada yang bisa menebak, kapan pasanganmu itu nantinya akan memperoleh kemapanan. Walaupun kamu bisa menerima apa adanya, tapi kalian gak boleh egois dan mengabaikan nasib anak kalian nanti.
Mungkin kalian bisa nyaman dengan kekurangan, tapi apa gak kasihan, jika anak ikut ketiban susah? Oleh sebab itu, bicarakan dulu dari awal, bagaimana rencana masa depan anak-anak.
Apakah sebaiknya menunda dulu, atau lanjut saja, karena sudah ada persiapan untuk biaya kebutuhan anak. Jangan sampai, anak yang tidak pernah meminta untuk dilahirkan, malah dianggap beban, akibat keputusan orangtuanya yang kurang matang.
5. Perangainya baik

Selain calon suamimu adalah orang yang gigih dan bertanggung jawab, kamu pun perlu mencermati bagaimana karakternya. Apakah selama menjalin hubungan denganmu, selalu menunjukkan perangai yang baik. Artinya, gak pernah melakukan kekerasan atau hal-hal yang sengaja menyakiti.
Karena ini menyangkut masa depanmu. Meski dia pekerja keras dan punya harapan bakal mapan di masa depan, tapi kalau dari sekarang sudah ketahuan dia pelit, kasar, dan sikap tak baik lainnya, akan berpeluang besar pernikahanmu gak bakal bahagia. Belum mapan saja sudah seperti itu, apalagi kalau telah sukses. Bisa-bisa kamu diinjak-injak dan selalu diremehkan olehnya.
Memilih pasangan yang tepat memang susah-susah gampang. Setidaknya, jadikan hal di atas prinsip yang gak boleh kamu lepas saat ingin memilih calon suami yang belum mapan. Supaya masa depanmu gak sengsara bersamanya!