Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membaca buku (unsplash.com/Annie Spratt)
ilustrasi membaca buku (unsplash.com/Annie Spratt)

Intinya sih...

  • Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi novel fiksi sejarah dengan petualangan dan fantasi, pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa.

  • Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, fiksi sejarah dengan kisah romansa di Jawa pada tahun 1965.

  • Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan, fiksi sejarah kolonial tentang Dewi Ayu yang bangkit dari kematian setelah 21 tahun mati.

Jika kamu memiliki ketertarikan untuk lebih mengenal sejarah dan budaya Indonesia namun tidak cocok membaca buku-buku nonfiksi, membaca novel adalah pilihan terbaik. Meskipun novel adalah bacaan fiksi yang dipenuhi dengan imajinasi, cerita-cerita di dalamnya menyentuh realita.

Demi menolak lupa dan merawat ingatan, tak ada salahnya menjadikan lima rekomendasi novel tentang sejarah dan budaya Indonesia berikut ini sebagai wishlist bacaan kamu yang selanjutnya. Yuk, simak daftar judulnya!

1. Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi–Yusi Avianto Pareanom

ilustrasi sampul buku Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi (goodreads.com)

Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi mengusung genre fiksi sejarah yang dipadu dengan petualangan dan fantasi. Novel ini terbit pertama kali pada tahun 2016 dalam 450 halaman. Karya Yusi Avianto Pareanom ini menjadi pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa dalam kategori Prosa pada tahun 2016.

Sesuai dengan judulnya, Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi mengisahkan tentang Raden Mandasia yang memiliki kesenangan melakukan pencurian daging sapi. Dia melakukan aksi tersebut bersama dengan temannya, Sungu Lembu yang terlihat lebih seperti seorang pengawal daripada seorang teman. Raden Mandasia memiliki pengetahuan tiap-tiap bagian daging yang cocok disajikan dalam hidangan jenis tertentu. Meskipun dia memotong semua bagian, Raden Mandasia hanya membawa sebagian daging dan dia meninggalkan kepingan perak atau emas setelah memotong bagian daging yang dicurinya. Namun pada suatu malam, Raden Mandasia terpergok melakukan pencurian bersama Sungu Lembu.

2. Ronggeng Dukuh Paruk–Ahmad Tohari

ilustrasi sampul buku Ronggeng Dukuh Paruk (goodreads.com)

Ronggeng Dukuh Paruk menjadi salah satu karya klasik Indonesia yang sayang untuk dilewatkan. Novel ini ditulis oleh Ahmad Tohari dan telah terbit sejak tahun 2003 dalam 406 halaman. Ini merupakan sebuah karya fiksi sejarah dengan perpaduan kisah romansa.

Ronggeng Dukuh Paruk mengambil latar di sebuah dukuh terpencil di Jawa pada tahun 1965. Dukuh itu bernama Dukuh Paruk dimana penduduknya menjadikan ronggeng sebagai jati diri dari Dukuh Paruk. Novel ini merupakan sebuah kisah yang dipenuhi ironi dan peristiwa tragis. Ahmad Tohari menulis Ronggeng Dukuh Paruk dengan diksi-diksi yang indah. 

3. Cantik Itu Luka–Eka Kurniawan

ilustrasi sampul buku Cantik itu Luka (gpu.id)

Novel karya Eka Kurniawan ini telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Mengusung genre fiksi sejarah dan magical realism, Cantik Itu Luka pertama kali terbit pada tahun 2004. Pada edisi 20 tahun, novel setebal 537 halaman ini meluncurkan sampul baru edisi hard cover yang menarik perhatian.

Cantik Itu Luka mengambil latar pada masa kolonial. Menceritakan tentang Dewi Ayu yang bangkit dari kematian setelah 21 tahun mati. Dulunya dia meninggal pada usia 52 tahun. Semasa hidupnya, Dewi Ayu bekerja sebagai pelacur. Dia memiliki 4 anak di mana anak bungsunya yang bernama Cantik merupakan seorang perempuan buruk rupa.

4. Laut Bercerita–Leila S. Chudori

ilustrasi sampul buku Laut Bercerita (goodreads.com)

Novel Laut Bercerita ditulis oleh Leila S. Chudori dan telah terbit pertama kali pada tahun 2017. Kisah ini mengusung genre fiksi sejarah yang dipaparkan dalam 379 halaman. Menggunakan latar tahun 1998, Laut Bercerita dirangkai dengan deretan kalimat-kalimat yang membawa pembaca menjelajahi berbagai emosi.

Cerita dalam novel dibagi dalam dua sudut pandang. Bagian pertama mengambil sudut pandang sang karakter utama, yakni Biru Laut dan sudut pandang kedua diambil dari Asmara Jati yang merupakan adik dari Biru Laut. Perlu diketahui bahwa Laut Bercerita mengandung adegan kekerasan yang cukup ekstrim karena mengangkat isu penculikan pada masa itu. Laut Bercerita memiliki ilustrasi dengan dominan warna biru yang menampakkan suasana biota laut dengan ilustrasi sepasang kaki yang berada di kedalaman laut dalam keadaan terborgol. Menyajikan nuansa memilukan.

5. Perempuan Bersampur Merah–Intan Andaru

ilustrasi sampul buku Perempuan Bersampur Merah (gpu.id)

Perempuan Bersampur Merah ditulis oleh Intan Andaru dalam 216 halaman. Novel ini terbit pertama kali pada tahun 2019. Mengusung genre fiksi sejarah, Perempuan Bersampur Merah mengambil latar tahun 1998.

Sari tak pernah melupakan ingatan tentang kematian bapaknya yang tertuduh sebagai dukun santet. Dia tak hanya kehilangan seorang ayah, tetapi juga paman dan keluarganya meninggalkan kampung tempat mereka tinggal karena stigma tentang dukun santet melekat dalam keluarga. Sari juga terlibat dalam kisah cinta yang rumit antara dirinya, Rama, dan Ahmad.

Karya fiksi merupakan salah satu tempat terbaik untuk merawat ingatan tentang sejarah dan budaya Indonesia. Tidak menutup kemungkinan setelah membaca novel dengan genre fiksi sejarah akan membawa rasa penasaranmu mencari tahu fakta yang benar-benar terjadi di dunia nyata. Selain kelima rekomendasi novel tentang sejarah dan budaya Indonesia dalam artikel ini, kamu juga bisa menemukan judul-judul lain dengan genre yang sama, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team