Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Novel Berlatar Orde Baru selain Laut Bercerita, Anak Muda Wajib Baca

novel Perempuan Bersampur Merah dan Entrok (gpu.id)

Sejak Reformasi 1998, diskursus soal Orde Baru jadi hal lumrah yang diangkat penulis dalam karya mereka. Dua buku karya Leila S. Chudori seperti Pulang dan Laut Bercerita jadi beberapa yang paling populer. Jika kamu belum puas dan ingin terus memperkaya referensi, tak ada salahnya mencoba baca sejumlah buku serupa dari penulis lain. 

Sudah ada enam novel berlatar Orde Baru yang masuk kurasi berikut ini. Tak sedikit yang ditulis dari sudut pandang perempuan, lebih nyesek dan psikoanalisisnya merasuk. Mari terus baca agar memahami sejarah kelam Indonesia!

1. Entrok

Entrok (ebooks.gramedia.com)

Entrok atau yang terbit dalam bahasa Inggris dengan judul The Years of the Voiceless adalah balada Marni dan Rahayu. Mereka adalah ibu dan anak dengan jalan hidup dan nilai bertolak belakang. Bagi Marni, Rahayu hanyalah sosok naif yang sok suci. Sebaliknya,  dalam perspektif sang putri, ibunya itu pendosa besar. Mereka tak pernah rukun sampai satu hari dibikin sadar kalau musuh sejati mereka sebenarnya adalah para penguasa dan pemilik senjata. 

2. Amba

Amba (ebooks.gramedia.com)

Amba adalah kisah cinta seorang pemudi dengan pria bernama Bhisma yang terinterupsi kemelut politik pada 1960-an. Sang kekasih tiba-tiba menghilang tanpa kabar sampai pada 2000-an, Amba, si lakon mencoba mencari jejak Bhisma di Pulau Buru. Tempat itu jadi saksi bisu cinta dan perasaan mendamba Bhisma yang pernah jadi tahanan politik pada era Orde Baru. Dengan riset yang mendalam, ini salah satu novel fiksi sejarah yang bakal membawamu naik roller coaster emosi. 

3. Pasung Jiwa

Pasung Jiwa (ebooks.gramedia.com)

Pasung Jiwa adalah cerita dua pria bernama Sasana dan Jaka Wani yang sama-sama terkekang. Tak hanya norma sosial, nilai-nilai agama, sampai urusan politik dan kekuasaan secara langsung maupun tidak membuat mereka tak bisa jadi diri sendiri. Mereka bertemu dan membangun koneksi yang menginspirasi masing-masing untuk meraih kemerdekaan yang sesungguhnya. Dengan mengusung genre realisme, akan ada banyak pencerahan yang bisa kamu dapat dari buku ini. Termasuk hal-hal yang menjelaskan premanisme dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan pemegang kuasa lewat kedok agama. 

4. Ronggeng Dukuh Paruk

Ronggeng Dukuh Paruk (gpu.id)

Disebut karya terbaik Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk berlakonkan Srintil, penari yang hidupnya berubah sejak peristiwa 1965. Ia jadi satu dari ribuan orang yang ditangkap militer karena dituduh terlibat dalam gerakan gerilya komunis. Srintil berhasil selamat dari pembataian karena wajah rupawannya. Namun, ini tidak serta merta membuat hidupnya mudah. Srintil mengalami trauma mendalam akibat perlakuan yang ia dapat selama jadi tapol. 

5. Perempuan Bersampur Merah

Perempuan Bersampur Merah (gpu.id)

Sari adalah lakon dalam novel Perempuan Bersampur Merah. Berawal dari tak terima atas kematian ayahnya yang diakibatkan sebuah fitnah tak mendasar jelang runtuhnya rezim Orde Baru, Sari bertekat mencari keadilan. Ia menulis nama-nama orang yang ia ingat ikut mengarak ayahnya sebelum dipersekusi. Namun, ia butuh bantuan untuk mewujudkan visinya itu, salah satunya dengan masuk ke sebuah sanggar tari misterius. 

6. Perkumpulan Anak Luar Nikah

Perkumpulan Anak Luar Nikah (mizanstore.com)

Perkumpulan Anak Luar Nikah adalah sebuah novel satire yang elemen realismenya cukup kental. Ditulis dalam format testimoni seorang perempuan dalam blog pribadinya yang viral, ia tanpa sengaja membongkar sebuah fakta kelam soal Orde Baru. Ini semua bermula dari kesaksiannya yang mengaku sebagai anak luar nikah karena status ayahnya yang tak diakui negara saat itu. 

Orde Baru adalah salah satu periode terkelam dalam sejarah Indonesia. Sayangnya, dengan watak masyarakat kita yang pemaaf dan permisif, fakta-fakta pahit dan keji tentang para penguasa pada era itu seringkali dilupakan begitu saja. Buku-buku di atas harapannya bisa jadi pengingat bagi kita dan generasi seterusnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us