Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sebab Orang Suka Memberi Berbagai Hal, padahal Gak Ultah

ilustrasi banyak diberi (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Mendapatkan hadiah di hari ulang tahun atau momen-momen spesial lainnya tentu sudah biasa. Orang-orang terdekat biasa melakukannya sebagai bentuk perhatian, dukungan, dan ikut berbahagia. Namun, seberapa sering dirimu menerima pemberian yang bermacam-macam dari orang lain?

Apakah sebagian barang yang kamu gunakan sampai gak perlu beli sendiri? Dari kepala sampai ujung kaki saja banyak barang yang merupakan pemberian orang. Padahal, kamu juga gak pernah meminta semua itu dari siapa pun.

Lantas, apa sebab orang suka memberi ini itu, ya? Malah belum tentu, lho, mereka mau memberikannya pada orang secara terang-terangan meminta. Boleh jadi sebab orang suka memberi berikut ini adalah alasannya dan kamu gak sadar. Tenang, semuanya hal positif, kok.

1. Kamu selalu menerima segala pemberian dengan baik

ilustrasi banyak diberi (pexels.com/RDNE Stock project)

Orang yang sampai hari ini sering memberimu sesuatu tentu melihat dulu reaksimu ketika pertama kali menerima pemberiannya. Apabila saat itu sikapmu baik, tampak senang dengan pemberiannya meski tak seberapa, dan menunjukkan rasa terima kasih yang tulus; kemungkinan besar dia bakal kembali memberimu sesuatu kapan-kapan. Hingga beberapa kali pemberian, ia sangat menilai responsmu. 

Kalau sikapmu yang positif berubah jadi negatif pada kesempatan berikutnya padahal pemberiannya bukan sesuatu yang buruk, tentu ke depan dia bakal berpikir ulang sebelum kembali melakukannya. Ada kekhawatiran sikapmu malah mengecewakannya dan ia mencari aman dengan tidak memberimu apa-apa lagi.

Orang yang bermaksud baik terkadang gampang kecewa apabila kebaikannya tak mendapat sambutan yang layak. Bukan berarti mereka berpamrih, tetapi paling gak ada raut senang dari orang yang menerima pemberiannya. Itu membuat mereka yakin sudah melakukan hal yang benar serta bermanfaat bagi sesama. 

2. Kamu juga memanfaatkan pemberian itu sebaik mungkin

ilustrasi menerima banyak paket (pexels.com/Kindel Media)

Walaupun kamu bersikap baik ketika menerima pemberian orang lain, dia bakal mengamati apa yang selanjutnya dirimu lakukan dengan barang itu. Apakah kamu tampak memakainya atau tidak pernah? Atau, dirimu malah ketahuan membicarakan hal-hal buruk terkait pemberian tersebut?

Meski dia memberimu sesuatu secara tulus, mendapatkan balasan demikian tentu mengesalkan. Orang akan sangat senang jika pemberiannya dapat bermanfaat buat penerima. Dengan kamu menggunakannya berkali-kali sampai usang, ia bakal termotivasi untuk kembali memberimu sesuatu di lain kesempatan.

Dia bahkan amat mempertimbangkan pilihan barang yang akan dihadiahkannya padamu. Ia memikirkan kebutuhan serta kesukaanmu dengan harapan pemberiannya kembali sering dipakai. Ini bikin pemberiannya tak terasa sia-sia.

3. Dirimu pun tak pelit pada mereka

ilustrasi menerima banyak paket (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Kebaikan sering kali menimbulkan efek pantulan. Maksudnya, kalau kamu baik pada seseorang, dia juga akan baik padamu. Ia tentu merasa tidak pantas membalas kebaikanmu dengan sikap gak peduli apalagi kejahatan.

Salah satu bentuk kebaikanmu adalah sering memberi padanya. Pemberianmu dapat berupa benda atau nonbenda seperti berbagai pertolongan ketika dia mengalami kesusahan atau sekadar sikap yang ramah. Tidak pelit materi maupun energi positif untuk orang lain membuat mereka berbuat hal yang sama padamu. 

Ketika kamu memiliki sesuatu, dirimu berbagi dengannya. Maka saat dia punya rezeki lebih, kamu juga menjadi orang pertama yang diingatnya. Pemberian dibalas dengan pemberian ini gak melulu soal balas budi, melainkan lebih ke soal kedekatan yang telah terbangun di antara kalian dan diawali olehmu.

4. Secara umum, kamu suka menolong siapa saja

ilustrasi mendapat hadiah (pexels.com/Mikhail Nilov)

Efek pantulan dari kebaikan ternyata juga berlaku secara luas. Kamu boleh jadi tak selalu menerima pemberian dari orang yang sering mendapatkan hadiah darimu. Misalnya, dirimu berlebih secara materi, sedangkan penerima hadiahmu berada dalam keterbatasan finansial.

Tentu tidak mudah untuknya balas memberikan sesuatu padamu. Akan tetapi, kebaikanmu yang dilakukan secara diam-diam dan tulus pun tetap seperti tersiar ke seluruh penjuru. Ada saja orang lain yang tiba-tiba memberimu berbagai hal, dari barang sampai bantuan ketika kamu memerlukannya, tetapi belum memintanya pada siapa pun.

Kesukaanmu menolong tidak membuatmu kehilangan apa pun. Dirimu justru seperti memperoleh lebih banyak daripada hal-hal yang sudah kamu lakukan buat orang lain. Berbagai pemberian itu datang begitu saja sehingga di luar dugaanmu.

5. Tidak gemar meminta-minta

ilustrasi menerima banyak paket (pexels.com/Liza Summer)

Orang yang meminta-minta barangkali memang akan memperoleh hal-hal yang diinginkannya. Akan tetapi, ini tak bakal selalu terjadi karena orang-orang juga lama-lama bisa merasa kesal, bosan, bahkan tidak ikhlas dalam memberi. Orang yang terlalu banyak meminta biasanya hanya malas berusaha sendiri serta mengharapkan belas kasihan.

Sama-sama bisa memberi, sebagian orang lebih suka melakukannya untuk orang yang tidak suka meminta. Jika kamu selalu berusaha mandiri meski dalam kesulitan, orang malah lebih respek dan dengan sendirinya memberimu ini itu yang mungkin akan bermanfaat untukmu. Akan tetapi, bedakan tak meminta-minta karena tidak suka merepotkan dengan sikap menolak segala bantuan lantaran merasa gengsi, ya.

Sikap yang terakhir lama-lama justru membuat orang bersikap acuh tak acuh padamu. Namun, bila kamu masih menyambut dengan baik segala bentuk pemberian orang tentu mereka merasa senang. Mereka bakal meningkatkan kepekaan terkait hal-hal yang sepertinya dirimu butuhkan, hanya saja kamu tak mengatakannya.

Dari sekian banyak sebab orang suka memberi, dirimu memang tetap perlu berhati-hati. Boleh jadi tidak semuanya tulus dalam memberi. Apabila kamu melihat tanda ini, tak ada salahnya untuk menolak secara halus. Namun, untuk pemberian dari orang-orang yang ketulusannya sudah teruji, terima saja dan jangan lupa bilang terima kasih.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us