Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sisi Negatif dari Seorang High Achiever, Gak Positif Melulu!

ilustrasi wanita karier (freepik.com/our-team)
ilustrasi wanita karier (freepik.com/our-team)

Menjadi seorang high achiever adalah sebuah pencapaian yang membanggakan. Para high achiever sendiri dikenal berdedikasi tinggi, berambisi, serta mampu meraih kesuksesan dalam berbagai bidang. Namun, di balik prestasi dan pencapaian yang luar biasa, terdapat sisi negatif yang jarang disadari.

Tekanan untuk selalu sempurna dan tuntutan untuk terus melampaui ekspektasi membawa dampak negatif yang signifikan bagi seorang high achiever, lho. Yuk, sama-sama kita pelajari lima sisi negatif dari seorang high achiever di bawah ini. Simak bareng sampai selesai, ya!

1. Perfeksionisme yang berlebihan

ilustrasi wanita sedang bekerja (freepik.com/jcomp)
ilustrasi wanita sedang bekerja (freepik.com/jcomp)

Seorang high achiever sering kali memiliki standar yang sangat tinggi untuk diri sendiri. Mereka cenderung perfeksionis dan selalu berusaha untuk mencapai kesempurnaan dalam semua hal yang mereka lakukan. Perfeksionisme ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan. 

Para high achiever akan terus-menerus merasa tidak puas dengan hasil yang dicapai dan selalu merasa ada yang harus diperbaiki. Hal ini bisa menghambat kreativitas dan kemampuan mereka untuk menikmati proses. Selain itu, perfeksionisme berlebihan juga bisa membuat para high achiever menjadi terlalu kritis terhadap diri sendiri dan orang lain. 

2. Mengabaikan aspek lain dalam hidup

ilustrasi wanita yang stres bekerja(freepik.com/jcomp)
ilustrasi wanita yang stres bekerja(freepik.com/jcomp)

Para high achiever sering kali terlalu fokus untuk meniti jenjang karier atau akademik. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu dan energi mereka untuk bekerja atau belajar, sehingga mengabaikan aspek lain dalam hidup, seperti hubungan sosial, kesehatan, dan hobi. Hal ini membuat kehidupan para high achiever jadi tidak seimbang.

Ketidakseimbangan ini bisa menyebabkan kelelahan fisik dan mental, serta perasaan kesepian dan terisolasi. Mereka mungkin merasa sukses dalam karier, tetapi hampa dalam kehidupan pribadi. Selain itu, kurangnya keseimbangan hidup juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional para high achiever.

3. Sulit menerima kegagalan

ilustrasi melarang (freepik.com/benzoix)
ilustrasi melarang (freepik.com/benzoix)

Para high achiever terbiasa dengan kesuksesan, sehingga mereka sering kali sulit menerima kegagalan. Bahkan banyak diantara mereka yang merasa malu, kecewa, marah, bahkan sangat tertekan ketika mengalami kegagalan. Padahal, keberhasilan dan kegagalan adalah bagian dalam proses hidup.

Ketakutan akan kegagalan dapat menghambat mereka untuk mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru. Mereka mungkin terjebak dalam zona nyaman dan tidak berani keluar untuk mengejar peluang yang lebih besar. Selain itu, kesulitan menerima kegagalan juga dapat membuat mereka menjadi terlalu keras pada diri sendiri dan orang lain.

4. Tidak menjaga kesehatan

Ilustrasi karyawan bekerja efisien (freepik.com/tirachardz)
Ilustrasi karyawan bekerja efisien (freepik.com/tirachardz)

Demi mencapai tujuan, seorang high achiever tak jarang mengesampingkan kesehatan dan kepentingan pribadi. Mereka bekerja terlalu keras, kurang tidur, dan mengabaikan pola makan yang sehat. Kebiasaan tak sehat ini dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang. 

Mereka berisiko mengalami kelelahan kronis, penyakit jantung, depresi, dan gangguan kecemasan. Selain itu, kurangnya perhatian pada kesehatan juga dapat memengaruhi kualitas hidup. Padahal, menjaga kesehatan sudah menjadi hal dasar dan sangat penting supaya kita bisa hidup dengan baik dan mencapai tujuan.

5. Sulit punya kehidupan sosial

ilustrasi berselisih (freepik.com/drobotdean)
ilustrasi berselisih (freepik.com/drobotdean)

Para high achiever sering kali terlalu sibuk dengan pekerjaan atau pendidikan mereka, sehingga mengabaikan hubungan sosial. Karena padatnya jadwal kerja dan belajar, mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk keluarga, teman, atau pasangan. Kurangnya interaksi sosial dapat menyebabkan perasaan kesepian dan terisolasi.

Mereka mungkin merasa sukses dalam karier, tetapi hampa dalam kehidupan pribadi. Sebab itulah sangat penting untuk tetap memiliki kehidupan sosial dan menyeimbangkannya dengan sisi ambisius dalam mencapai tujuan. Lagipula, memiliki banyak relasi akan berpengaruh baik untuk kepentingan karier.

Sangatlah penting bagi seorang high achiever untuk menyadari sisi negatif ini dan berusaha untuk menjaga keseimbangan dalam hidup. Mereka perlu belajar untuk menetapkan batasan, mengelola stres, dan memperhatikan diri sendiri. Apakah kamu seorang high achiever? Kalau iya, hindari lima hal di atas, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marissa Zefanya
EditorMarissa Zefanya
Follow Us