Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kecanduan media sosial (unsplash.com/Camilo Jimenez)
ilustrasi kecanduan media sosial (unsplash.com/Camilo Jimenez)

Media sosial adalah simbol dari kebebasan. Seseorang bisa menemukan berbagai informasi di dalamnya. Sedikit banyak pasti mempengaruhi pola pikir. Apalagi saat kamu mulai kecanduan konten-konten yang bersifat toksik.

Jika kamu berpikir ini hanya sekadar keseruan di waktu luang, tentu menjadi kesalahan. Kecanduan konten toksik di media sosial bukan persoalan sepele. Jika kamu tidak segera menyadari dan berbenah, lima sisi negatif kecanduan konten toksik berikut ini akan mulai terasa. Apa kamu mau terjerumus di dalamnya?

1. Kehilangan kemampuan berpikir realistis

ilustrasi kecanduan media sosial (unsplash.com/ANGELA FRANKLIN)

Perkembangan media sosial memang tidak bisa dicegah. Semua pasti terjadi seiring berjalannya waktu. Konten-konten yang disajikan tidak semuanya bersifat inspiratif. Beberapa diantaranya adalah konten toksik yang tidak patut diikuti.

Kalau kamu termasuk orang yang kecanduan konten toksik di media sosial, sekarang sudah saatnya menyadari. Sisi negatif dibaliknya adalah kehilangan kemampuan berpikir realistis. Kamu tidak bisa mempertimbangkan risiko dan dampak negatif secara cermat. Kehidupan hanya terpaku pada gambaran semu di media sosial.

2. Gampang terombang-ambing oleh pengaruh negatif

Editorial Team

Tonton lebih seru di