5 Tahap Kurang Tidur Beserta Efeknya, Makin Lama Makin Halu

Selain makan, tidur merupakan upaya manusia untuk bertahan hidup. Ketika tidur, banyak hal terjadi pada tubuh, salah satunya ialah regenerasi sel-sel dan melakukan fungsi biologis penting. Setiap tingkatan usia memiliki kebutuhan tidur yang berbeda-beda. Orang dewasa membutuhkan 7-8 jam tidur di malam hari setiap hari. Namun, pada kenyataannya, gak semua orang mampu memenuhi kebutuhan tidur. Gaya hidup, kesehatan, pekerjaan, menjadi beberapa faktor seseorang mengalami kurang tidur.
Dalam jangka pendek, mungkin kurang tidur tidak berakibat apa-apa, tetapi jika terjadi terus menerus, kurang tidur akan menimbulkan efek serius bagi kesehatan.
Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, mudah terjadi peradangan, dan menurunnya kekebalan tubuh. Lebih lanjut, rupanya kurang tidur sendiri memiliki beberapa tahapan, yang dibagi menjadi 12 atau 24 jam dan memiliki efek buruk ketika seseorang kekurangan waktu tidur.
1. Tahap 1: 24 jam

Gak tidur selama 24 jam mungkin hal biasa bagi sebagian orang. Efek serius pada kesehatan pun mungkin gak akan timbul dari kekurangan tidur dalam jangka waktu tersebut. Namun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, kurang tidur selama 24 jam dikatakan sama dengan memiliki konsentrasi alkohol dalam darah 0,10 persen.
Kadar tersebut terbilang lebih tinggi dari batas untuk mengemudi secara legal. Sebab, tetap terjaga 24 jam dapat menyebabkan gejala seperti kantuk, cepat marah, peningkatan risiko stres, kewaspadaan menurun, konsentrasi terganggu, mudah lupa, lelah, tremor, ngidam, dan mata panda.
2. Tahap 2: 36 jam

Di tahap 36 jam kurang tidur, efek akan terlihat lebih intens dari sebelumnya, salah satunya ialah keinginan tidur yang amat sangat. Sebagian orang mungkin akan mengalami microsleep atau tidur singkat tanpa disadari.
Pada tahap ini, bagian otak akan sulit berkomunikasi satu sama lain, sehingga merusak kinerja kognitif dan menyebabkan efek seperti memori terganggu, kesulitan mempelajari informasi baru, perubahan perilaku, pengambilan keputusan terganggu, kesulitan memproses isyarat, dan reaksi lambat.
Terkadang, terjadi pula efek pada kesehatan, seperti nafsu makan meningkat, mudah terjadi peradangan pada tubuh, menurunnya kekebalan tubuh, dan sangat kelelahan.
3. Tahap 3: 48 jam

Tahap ini merupakan kekurangan tidur yang ekstrem. Tidak hanya kemungkinan microsleep, kurang tidur selama 48 jam juga membuka peluang seseorang untuk mulai berhalusinasi, seperti melihat, mendengar, atau merasakan hal-hal yang sebenarnya gak ada.
Lebih dari itu, efek lain juga mungkin terjadi, seperti kehilangan identitas, kecemasan, stres meningkat, dan kelelahan ekstrim. Jangan sekali-kali coba mengendarai kendaraan atau aktivitas yang membutuhkan fokus tinggi ya.
4. Tahap 4: 72 jam

Pada tahap ini, kemungkinan microsleep bisa terjadi lebih sering dan lebih lama. Lebih lanjut, kurang tidur akan secara signifikan merusak persepsi, ditambah halusinasi mungkin menjadi lebih kompleks dengan disertai ilusi, delusi, pemikiran yang tidak teratur, dan kehilangan identitas.
5. Tahap 5: 96 jam

Banyak gangguan yang terjadi tentang kenyataan setelah 4 hari absen tidur. Jika seseorang kehilangan banyak jam tidur sampai nggak bisa menafsirkan kenyataan, hal tersebut disebut psikosis kurang tidur. Ini sudah pada tahap akan mengganggu aktivitas sehari-hari yang membutuhkan konsentrasi seperti bekerja atau belajar.
6. Cara mengatasinya

Sangat mungkin untuk seseorang pulih dari kurang tidur. Caranya yaitu dengan tidur lebih awal daripada tidur larut malam. Dengan begitu, akan lebih mungkin untuk mendapatkan setidaknya 7-8 jam istirahat setiap malam. Ini akan membantu tubuh kamu kembali ke jadwal.
Namun, cara memulihkan waktu tidur ini gak bisa instan. Diperlukan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk pulih dari efek buruk kurang tidur. Dengan efek-efek yang telah disebutkan, setiap orang diimbau untuk tidak melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi, seperti menyetir, mengoperasikan mesin, dan lain-lain.