Kita sering mendengar kutipan klise berbunyi, proses setiap orang berbeda-beda, jangan dibandingkan. Kita tahu teorinya dengan baik, tapi seringkali abai dengan praktiknya. Saat tidak sengaja melihat unggahan temenmu di media sosial—entah berupa prestasi atau progres hidup mereka, kamu langsung merasa tertinggal.
Lalu, kamu berusaha untuk “mempercepat” proses hidupmu. Ini yang kelak menimbulkan masalah. Terkadang bahkan, kamu melakukannya tanpa sadar. Berikut lima tandanya.
Dengan kata lain, kamu tergesa-gesa untuk menyelesaikan semua hal sebelum waktunya. Tidak salah punya ambisi dan tujuan, tapi coba tanya dirimu sendiri, apa semua hal memang harus dikerjakan dan diselesaikan sekarang? Atau jangan-jangan, itu hanya sekadar ambisimu saja.
Kamu jadi padat untuk mengerjakan banyak hal, tapi hanya sedikit yang benar-benar terealisasi dengan maksimal. Itu karena, kamu berusaha mengerjakan terlalu banyak sampai mengesampingkan kualitas.
Bukan hanya padatnya aktivitas, perlahan kamu berangsur-angsur tidak menikmatinya. Awal kamu suka dengan kesibukan, bahkan mengejar-ngejar banyak kegiatan demi terlihat produktif. Tapi lambat laun, jadi capek sendiri.
Bermula dari lelah, kamu kemudian mulai muak dengan setiap aktivitasmu. Hati-hati, dengan ambisimu kamu malah mengundang rasa lelah dan burn out yang tidak perlu.
Sesederhana, menunggu makan siang untuk disiapkan, menunggu antrean, bahkan menunggu 8 jam waktu tidur. Kamu jadi pribadi yang tidak sabaran dan selalu ingin instan. Ada banyak waktu yang seharusnya dilakukan untuk kesehatan (makan, olahraga, tidur), malah kamu alihkan pada pekerjaan.
Kamu pikir dengan menambah waktu kerja, kamu akan lebih cepat meraih mimpimu. Dengan kata lain, kamu berusaha “mempercepat” proses hidupmu dengan cara yang tidak sehat.
Berbeda, lho, orang yang cepat tapi sudah menimbang dengan orang yang hanya mau “cepat-cepat”. Orang yang cepat-cepat hanya memikirkan hasil alih-alih proses. Saat diperhadapkan dengan masalah pun, ia hanya ingin cara instan untuk menyelesaikannya.
Coba introspeksi, apa kamu salah satu orang yang seperti ini? Bahkan, kamu tidak segan-segan melakukan apa pun agar masalah itu cepat tuntas, walau tahu itu bukan cara yang benar.
Kurang sukses, kurang cantik, kurang bekerja keras, intinya semua masih kurang. Hal ini berbeda dengan orang yang ingin terus upgrade diri, melainkan sebuah pemikiran yang tak pernah puas dan selalu meminta lebih.
Orang seperti ini akan sulit bahagia, karena ia tidak dapat menikmati setiap berkat yang diberikan. Sebanyak dan selimpah apa pun yang didapat, ia hanya akan terus merasa kurang.
Bukan hanya bekerja yang penting, melainkan juga menikmati setiap momen yang ada. Jangan sampai karena terlalu fokus dengan kerja, kerja, dan kerja, kamu jadi abai dengan kesehatan fisik dan mentalmu sendiri.