Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu Termasuk Impulsive Buyer, Segera Sadari Sebelum Terlambat

ilustrasi belanja online (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pernahkah kalian membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan atau membeli barang karena ada promo dan diskon besar-besaran? Pembelian impulsif ini menjadi fenomena yang kerap terjadi di masa kini, lho. Keputusan membeli secara umum didominasi oleh dorongan emosional saja.

Nah, jika pembelian impulsif tidak dikelola dengan baik, maka finansialmu bisa jadi korbannya. Untuk itu, kenali beberapa tanda impulsive buyer di bawah ini agar kamu bisa segera instropeksi diri.

1.Menjadikan belanja sebagai penghilang stres

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Beragam jadwal yang padat hingga berbagai masalah yang pelik akhirnya memicu munculnya stres. Bagi sebagian orang, terapi ritel jadi salah satu alternatif untuk membuat diri mereka terasa lebih baik.

Memang tidak sepenuhnya salah, tapi jika dilakukan terlalu sering maka berisiko mendorongmu melakukan pembelian impulsif, lho. Segera pertimbangkan untuk mencari alternatif lain, ya. Ada banyak kegiatan yang lebih produktif, seperti olahraga, bersih-bersih atau sekedar jalan-jalan keluar rumah.

2.Sering menghabiskan uang untuk kepuasan instan

ilustrasi belanja online (pexels.com/Sora Shimazaki)

Beberapa dari kalian mungkin sering menjadikan belanja sebagai sarana mendapatkan kepuasan secara instan. Hal ini jadi salah satu red flag yang harus diwaspadai. Pasalnya, kebahagiaan yang didapat dari berbelanja hanyalah bersifat sementara.

Alih-alih mendatangkan kepuasan, pengeluaran yang dilakukan justru menimbulkan perasaan bersalah. Parahnya keuanganmu jadi tidak sehat. Untuk itu, cobalah menahan diri sebelum pergi ke toko atau menekan tombol check out saat belanja online.

3.Terlalu banyak barang yang menumpuk

ilustrasi kumpulan paper bag (pexels.com/Freestocks.org)

Apakah kalian merasa lemari sudah penuh dan tidak ada ruang lagi untuk meletakkan barang? Walaupun sudah memiliki barang dengan fungsi atau model yang sama, kamu tetap membelinya lagi dan lagi. Nah, ini bisa jadi salah satu tanda jika kalian termasuk bagian impulsive buyer, lho.

Berbagai alasan mulai dari self reward hingga memanjakan diri membuatmu lupa mengontrol emosi ini. Alhasil, semakin banyak barang tidak terpakai yang menumpuk. Yuk, lebih bijak lagi dalam berbelanja!

4.Terjebak pada siklus belanja kompetitif

Ilustrasi berfoto selfie (Pexels.com/Gustavo Fring)

Tanpa sadar, kamu sering terjebak pada siklus belanja yang kompetitif. Misalkan ketika si A membeli suatu barang yang lebih keren, kamu jadi ikut-ikut membeli padahal sebenarnya tidak butuh.

Persaingan ini menciptakan perasaan rendah diri yang akhirnya mendorong sifat impulsif. Daftar belanja akan semakin berlanjut jika kamu terus membandingkan diri dengan orang lain. Ingatlah, berbelanja untuk bersaing bukanlah kebiasaan yang tepat.

5.Finansialmu sering menderita

ilustrasi kehabisan uang (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sifat impulsif yang tidak terkontrol akhirnya memunculkan masalah baru pada keuanganmu. Seringnya menghabiskan uang di luar kemampuan membuat tagihan kartu kredit tiba-tiba membengkak hingga utang tiba-tiba menumpuk.

Kondisi ini bisa jadi salah satu tanda kamu telah masuk pada lingkup impulsive buyer. Jika berlarut-larut, justru akan memperburuk keuanganmu. Kesulitan finansial akan muncul dan membuatmu lebih menderita lagi nantinya.

Jika kalian termasuk dalam kategori impulsive buyer seperti tanda di atas, segeralah sadar dan mulai berubah. Berbelanja memang tidak sepenuhnya buruk, tapi jangan sampai mengorbankan finansialmu, ya. Tetaplah bijak dalam mengelola keuangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agata Melinda Kristi
EditorAgata Melinda Kristi
Follow Us