ilustrasi merasa cemas (pexels.com/Liza Summer)
ESFJ dikenal sebagai pribadi yang sangat peduli dengan harmoni sosial dan kebahagiaan orang lain. Mereka akan berusaha keras untuk memastikan semua orang merasa nyaman dan senang. Sayangnya, keinginan untuk menyenangkan semua pihak ini adalah misi yang mustahil untuk dicapai. Ketika ada yang tidak puas meski mereka sudah berusaha maksimal, ESFJ bisa merasa sangat frustrasi dan mulai merasa menjadi korban dari tuntutan yang tidak adil.
Sifat ESFJ yang sangat bergantung pada validasi eksternal juga membuat mereka rentan. Mereka mengukur nilai diri berdasarkan seberapa berguna mereka bagi orang lain dan seberapa dihargai kontribusi mereka. Ketika apresiasi tidak datang atau malah mendapat kritik, self-esteem mereka bisa runtuh seketika. Hal ini membuat ESFJ merasa bahwa tidak peduli seberapa keras mereka berusaha, tetap saja tidak cukup baik di mata orang lain. Perasaan tidak berdaya ini yang akhirnya mendorong mereka ke dalam victim mindset yang dalam.
Mengenali kecenderungan tipe kepribadian kita terhadap victim mindset sebenarnya adalah langkah awal yang bagus untuk pertumbuhan personal. Ingat, setiap tipe kepribadian punya kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Yang terpenting adalah kesadaran diri dan kemauan untuk terus berkembang. Kalau kamu merasa terjebak dalam victim mindset, cobalah untuk mulai mengambil tanggung jawab atas hidupmu sendiri. Bagaimanapun, kamu adalah penulis cerita hidupmu, bukan sekadar tokoh yang pasrah pada alur yang sudah ditentukan!