5 Tips Jadi Generasi Muda yang Kritis, Jangan Apatis pada Isu Penting

Peran generasi muda sangat besar untuk menentukan arah bangsa. Generasi lama yang hari ini berkuasa pada akhirnya akan sampai di titik akhir kekuasaannya. Posisi mereka harus segera digantikan oleh generasi muda sepertimu. Estafet kepemimpinan begini tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba.
Perlu persiapan panjang agar kamu benar-benar siap menjadi bagian dari pembangun negeri dengan atau tanpa duduk di pemerintahan. Oleh sebab itu, meski sekarang usiamu masih belasan atau dua puluhan tahun, jangan apatis pada isu-isu penting yang ada di sekitarmu. Apalagi dalam kaitannya dengan kehidupan bernegara. Negara ini merupakan tempat kelahiranmu bahkan mungkin sampai kelak dirimu menutup mata pun tetap di sini.
Kamu gak boleh bersikap masa bodoh seolah-olah apa pun yang terjadi gak bakal berpengaruh pada kehidupanmu. Latih nalar kritismu sejak dini supaya dirimu mampu melihat masalah-masalah besar yang terjadi secara jernih. Sehingga kamu gak mudah terkecoh oleh berbagai hoaks dan provokasi, serta dapat memberikan kritik serta masukan yang tepat.
Lima cara ini akan mencegahmu menjadi anak muda yang apatis dan hanya mementingkan diri sendiri.
1. Imbangi konsumsi hiburan dengan berita

Semua orang butuh hiburan untuk menyegarkan pikiran dan mengurangi rasa lelah selepas berbagai kesibukan. Hidup tanpa mengakses hiburan sama sekali akan membuatmu bosan dan mudah stres. Kamu bisa menonton film, main gadget, dan melakukan hobi. Namun, jangan lupa untuk mengimbanginya dengan mengakses berita dalam dan luar negeri.
Sikap kritis tidak bisa dibangun dari ketidaktahuan. Dirimu harus mengerti dulu baru akan mampu mengkritisi sesuatu. Setiap hari sempatkan buat membaca atau menonton siaran berita. Ikuti akun-akun media massa yang tepercaya seperti IDN Times biar kamu gak ketinggalan informasi penting.
Tentu dirimu tidak bisa mengetahui semua hal yang terjadi di muka bumi ini setiap saat. Terpenting kabar-kabar besar gak terlewatkan. Kamu dapat mengecek berita setiap pagi sambil sarapan atau dalam perjalanan menuju kantor atau kampus. Juga sebentar di tengah istirahat siang serta malam sepulangmu dari kuliah atau bekerja.
2. Belajar agar argumenmu kuat dan tepat

Kritis tidak sama dengan sekadar cerewet. Bila kamu cerewet, kesukaanmu hanya mencela segala hal. Bahkan hal-hal baik pun tetap dicela. Pun semua itu dilakukan tanpa dasar yang jelas. Dirimu lebih menekankan pada soal suka atau tidak suka. Sementara itu, bersikap kritis bermakna kamu siap mempertanggungjawabkan setiap pernyataanmu.
Dirimu memiliki alasan yang kuat mengapa sesuatu dinilai tidak tepat. Kamu bahkan bisa melengkapi argumenmu dengan data atau teori yang telah teruji. Kemampuanmu dalam berargumen penting agar siapa pun yang dikritik tak sembarangan mematahkan perkataanmu. Kamu juga akan lebih tahan menerima serangan balik dari pendukung fanatik orang yang dikritik.
Kekuatan dan kematangan dalam berargumen hanya bisa diperoleh jika dirimu belajar dengan tekun. Tentukan bidang yang paling menarik minatmu agar kamu mudah mempelajarinya dan saat mengkritik tahu benar duduk masalahnya. Dirimu bisa belajar dari berbagai bacaan, menyimak pemaparan para ahli di bidang tersebut dan berkuliah di bidang studi yang sesuai.
3. Tidak menyerahkan segala hal pada penguasa

Meski penguasa berangkat dari pilihan mayoritas rakyat, bukan berarti setelah itu tidak perlu terus diawasi. Kekuasaan sangat rentan membuat siapa pun terlena. Tugas masyarakat terutama generasi muda adalah siap bersikap kritis kapan pun diperlukan. Bukan buat menjatuhkan pemimpin, tapi justru sebagai tanda sayang supaya kekuasaan yang dimilikinya tidak disalahgunakan.
Jangankan dalam kehidupan bernegara, di kantor atau kampus pun ada hierarki kekuasaan. Ada pemimpin tertinggi dan para anak buahnya. Mereka sama-sama selalu perlu dikawal dalam menjalankan tugasnya. Walaupun mereka telah mendapatkan kepercayaan dari orang-orang yang dipimpin, tetaplah berpartisipasi aktif melalui sikap kritis.
Saat penguasa membuat kebijakan-kebijakan dengan arif, tentu kamu perlu mengikutinya dengan taat. Namun, ketika penguasa mulai terlihat lalai dalam menjalankan tugasnya, inilah saatnya untukmu memberikan kritik yang membangun. Jika peran ini dijalankan generasi muda dengan baik, penguasa diharapkan jauh dari sikap lupa diri setelah merasakan nyamannya memegang kekuasaan.
4. Sadar apa yang terjadi kini memengaruhi masa depan banyak orang

Suatu isu dikatakan penting karena berkaitan dengan banyak orang baik secara langsung maupun tidak. Misalnya, kasus perundungan di lingkungan pendidikan. Lokasinya memang bukan di kampusmu. Namun jika budaya perundungan ini tidak dikritisi dan dibasmi sampai ke akar-akarnya, siapa pun dapat menjadi korban berikutnya di tempat yang berbeda.
Para pelaku perundungan merasa aman karena gak banyak orang yang mengecam tindakannya. Sistem yang ada di tempat terjadinya perundungan pun tidak diperbaiki sehingga membuka celah lebar untuk terus terulangnya peristiwa serupa. Padahal, nantinya korban perundungan juga dapat meneruskan tradisi ini karena rasa dendam.
Akibatnya, rantai perundungan menjadi sulit diputus. Bila sejak awal generasi muda sepertimu menaruh perhatian besar pada isu ini, kasus bullying akan mengalami penurunan.
Demikian pula dengan peristiwa-peristiwa lain yang kalau dibiarkan akan menimbulkan keburukan yang kian besar. Bahkan kamu yang tadinya aman pun bisa menjadi salah satu korbannya.
Bersikaplah kritis sekarang juga pada saat yang tepat. Isu-isu penting gak bisa disikapi nanti-nanti saja. Keburu dampaknya meluas. Suatu kesalahan akan bertambah besar dengan pembiaran. Sikap kritis generasi muda berfungsi sebagai penahan agar kesalahan cukup sampai di situ, bisa segera diperbaiki, serta tidak diulangi.
5. Gunakan saluran-saluran yang ada secara bijak

Setelah kamu melatih kepedulianmu terhadap isu-isu penting yang ada di sekitarmu dan mempelajarinya dengan cermat, bagaimana harus menyalurkannya? Di forum apa dirimu pantas berbicara? Apakah suaramu akan didengar? Suara satu orang saja memang dengan mudah hilang ditelah suara-suara lain.
Akan tetapi apabila sebagian besar generasi muda berani bersuara sebagai wujud sikap kritis mereka tentu akan terdengar lantang. Untungnya, kamu hidup di zaman ketika ada begitu banyak saluran yang dapat digunakan. Berbagai media sosial bisa dipakai untuk mengungkapkan kritik serta gagasanmu. Kalau ada forum-forum diskusi dengan topik yang sesuai, kamu juga boleh mengikutinya.
Terpenting dirimu menggunakan saluran-saluran tersebut secara bijak. Jangan sampai semangat mengkritisi sesuatu akhirnya melenceng ke mana-mana dan hanya menuruti rasa marah atau kebencian. Pastikan pesan utamamu sampai ke para pengguna saluran tersebut. Hati-hati dengan adanya penyusup yang memprovokasimu sehingga bersikap emosional.
Generasi muda tidak perlu menunggu lebih tua supaya merasa pantas bersikap kritis. Bila sejak muda kamu sudah apatis, seiring bertambahnya usia pasti makin tak peduli. Atau ketika kepedulian itu muncul, akibat dari sikap cuekmu selama ini telah terlalu besar serta merusak. Saat itu terjadi, bisa dibilang sikapmu yang mendadak kritis telah terlambat.