Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Membiasakan Sarapan, Jangan Beraktivitas dengan Perut Kosong

ilustrasi sarapan (pexels.com/Helena Lopes)

Sarapan penting untuk mengisi energi sebelum kamu mulai beraktivitas. Tapi sarapan mungkin belum menjadi kebiasaanmu. Perut terasa masih kenyang bahkan mual setiap pagi. Namun, kamu harus mulai melatih kebiasaan baru apabila tidak sarapan sudah terasa memberikan dampak buruk pada kesehatanmu.

Misalnya, beberapa kali dirimu hampir pingsan dalam perjalanan ke kantor, sulit berkonsentrasi ketika bekerja, sampai benar-benar menderita sakit lambung. Jangan lagi mengesampingkan sarapan kalau kamu tak ingin kondisimu bertambah buruk. Lakukan latihan makan pagi untuk hari-hari yang berjalan lebih lancar. 

Bagaimana cara membiasakan sarapan sebelum kamu berangkat bekerja atau kuliah? Latihannya meliputi memperbaiki cara berpikir sampai mendisiplinkan diri. Dengan lima tips berikut, sedikit demi sedikit kamu akan terbiasa sarapan antara jam 06.00 sampai 07.00. Yuk, mulai kebiasaan baru yang lebih sehat!

1. Berpikir demi kesehatan, bukan sekadar sudah lapar atau belum

ilustrasi sarapan (pexels.com/Thought Catalog)

Kalau hanya menuruti rasa lapar, mungkin sampai tengah hari kamu baru merasakannya. Atau malah dirimu sama sekali tidak merasa lapar karena asam lambung telanjur naik dan membuat perut terasa penuh seharian. Jangan memakai perasaanmu saja, melainkan juga pikiran sehatmu. Jarak antara jam makan malam dengan sarapan amat panjang.

Bila dirimu terakhir makan pukul 19.00, berarti pada pukul 07.00 sudah 12 jam perutmu belum terisi makanan lagi. Sudah hak tubuhmu untuk memperoleh asupan makanan kembali. Ketika kamu berpuasa saja tetap ada waktu buat berbuka. Apalagi dalam keadaan dirimu tidak berpuasa, penuhi hak tubuhmu.

Rasa lapar dapat dirangsang dari pikiran. Katakan pada diri sendiri bahwa sekarang sudah waktunya untuk makan pagi dan kesehatanmu amat berharga. Kemudian segera siapkan menu sarapanmu. Kamu juga dapat sambil melihat atau mendengarkan tayangan tentang rekomendasi kuliner buat sarapan dan sebagainya. Meski belum lapar sekali, perut akan lebih siap buat menerima makanan.

2. Sumber karbohidrat tidak harus nasi

ilustrasi sarapan (pexels.com/Jane Trang Doan)

Meski mayoritas masyarakat Indonesia menjadikan nasi sebagai makanan pokok, tidak semua orang berselera sarapan dengan nasi. Alasannya, nasi dirasa terlalu berat untuk pagi hari. Tidak sarapan nasi juga gak apa-apa. Malah ini bisa menjadi kesempatan buat melatih diri supaya terbiasa dengan diversifikasi makanan. 

Akan tetapi, sumber karbohidrat tetap dibutuhkan agar kamu punya tenaga buat beraktivitas sampai siang hari. Nasi dapat diganti dengan roti, umbi-umbian seperti kentang dan ketela, pasta, atau jagung. Lebih baik kamu makan karbohidrat yang cukup di pagi hari karena akan segera diubah menjadi energi.

Jika kamu ingin diet karbohidrat, mending saat makan malam mengurangi atau meniadakannya. Menyiapkan karbohidrat pengganti nasi juga gak sulit. Umbi-umbian dan jagung cukup direbus saja. Sayuran serta buahnya disantap duluan sambil menunggu sumber karbohidrat matang. 

3. Menyantap separuh porsi, sisanya dibawa sebagai bekal

ilustrasi sarapan (pexels.com/Nadin Sh)

Jika kamu merasa cepat sekali kenyang pada pagi hari, tak usah memaksa diri untuk menghabiskan seporsi makanan. Santap sarapan semampumu saja. Sisanya dapat dibawa ke kantor atau kampus bareng makan siang. Biasanya setelah dirimu menempuh perjalanan yang cukup jauh, perut siap diisi kembali.

Kamu dapat melanjutkan setengah porsi sarapan sesaat sebelum mulai bekerja. Jangan memaksakan diri untuk menghabiskan seporsi penuh sarapan daripada setelahnya kamu muntah atau sakit. Nanti dirimu merasa serba salah karena baik sarapan atau gak rasanya sama-sama tak enak di badan.

Latihan sarapan mesti dilakukan secara bertahap. Nanti jika kamu sudah terbiasa, sarapan tidak perlu lagi dibagi menjadi dua sesi. Makan pagi setengah atau dua per tiga porsi makan siang juga tidak apa-apa. Sudah cukup untuk memasok energi saat dirimu berkegiatan. Terpenting perutmu gak kosong sampai jam 12 siang. 

4. Mengatur jam bangun tidur

ilustrasi sarapan (pexels.com/Dana Tentis)

Salah satu penyebab sebagian orang melewatkan sarapan adalah terburu-buru berangkat ke kantor atau kampus. Mungkin kamu juga memilih tidur lebih lama daripada bangun pagi untuk menyiapkan sarapan. Bahkan di hari Sabtu dan Minggu setelah dirimu cukup beristirahat, Senin paginya tetap lebih suka menunda bangun pagi.

Sekarang kamu perlu mengatur ulang waktu tidur serta bangunnya. Sebisa mungkin tidurlah lebih awal agar dirimu dapat bangun lebih pagi. Jika kamu betul-betul belum mengantuk, pakai 30 menit sampai 1 jam sebelum tidur untuk menyiapkan menu sarapan besok. Seperti memasak lauk ayam kecap sehingga besok tinggal dihangatkan.

Nasi juga dapat dimasak malam hari lalu didinginkan di kulkas sebelum besok dipanaskan kembali. Sayuran dipotong-potong berikut bumbu-bumbunya biar besok tinggal ditumis. Dalam 10 sampai 15 menit semuanya sudah selesai dan kamu bisa segera sarapan. Bila dirimu ingin membawa bekal makan siang, samakan saja menunya supaya gak ribet memasak menu yang berbeda-beda. 

5. Sarapan simpel tapi tetap bernutrisi

ilustrasi menyiapkan sarapan (pexels.com/RDNE Stock project)

Sarapan gak harus dengan banyak lauk-pauk. Untuk alasan kepraktisan, buatlah menu sarapan yang simpel tetapi tetap bernutrisi. Seperti nasi putih, ayam ungkep hasil membeli yang tinggal digoreng atau telur sebagai sumber protein, dan sayuran rebus. Buah bisa jeruk sehingga gak ribet memotong-motongnya.

Atau, buah dibawa ke kantor buat pengganti makanan ringan seperti keripik yang biasa kamu santap. Kamu juga dapat membeli sarapan di warung sekitar baik sebelum maupun dalam perjalanan menuju kantor atau kampus. Dengan keterbatasan waktu, dirimu tidak perlu membuat menu sarapan yang proses memasaknya lama.

Ribetnya sarapan hanya mitos karena sangat tergantung dari menu yang kamu pilih. Sama seperti makan siang dan malam yang bisa dibuat praktis atau ribet. Terpenting menu yang simpel tidak diartikan sebagai makanan instan. Beli nasi bungkus di warteg sekalian berangkat kerja amat praktis dibandingkan menyiapkan makanan instan.

Gak terbiasa sarapan mungkin terasa bukan masalah selama kamu masih sehat-sehat saja. Akan tetapi, bersama dengan padatnya kegiatanmu bakal memicu berbagai keluhan kesehatan. Daripada dirimu merasa lemah, sakit, dan seperti gak bisa lepas dari obat, boleh jadi solusinya adalah membiasakan sarapan mulai dari sekarang. Lebih baik kamu memperbaiki pola hidup ketimbang kesehatan dipertaruhkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us