Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Intinya sih...

  • Mengecek kondisi keuangan saat ini, termasuk tabungan dan dana darurat.
  • Menyederhanakan gaya hidup dengan mengurangi pengeluaran tidak penting dan fokus pada kebutuhan primer.
  • Mencari sumber penghasilan tambahan seperti freelance, menjual barang bekas, atau bantu usaha teman.

Terjadinya badai lay off di Indonesia sangat mengkhawatirkan berbagai kalangan terhadap masalah finansial. PHK bukan sekedar kehilangan pekerjaan, dibalik itu ada kekhawatiran finansial yang mendalam untuk bertahan hidup. Soal pemasukan, cicilan, biaya hidup, dan tabungan masa depan. 

Tentu kita tidak mengharapkan hal tersebut terjadi pada kerabat atau kita sendiri. Namun, seandainya hal buruk terjadi, perlu adanya upaya untuk mengatur ulang keuangan secara realistis agar bisa bertahan sambil mencari sumber pemasukan baru. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan untuk menghadapi masa transisi ini dengan lebih terarah.

1. Cek tabungan dan hitung waktu bertahan

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Begitu menerima kabar PHK, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengecek kondisi keuangan saat ini. Berapa tabungan yang kamu punya, apakah punya dana darurat, lalu hitung dengan jujur dan kalkulasikan berapa pengeluaran bulanan dan berapa bulan bisa bertahan tanpa penghasilan tetap.

Langkah ini penting agar kita punya gambaran waktu. Misalnya, jika bisa bertahan sampai tiga bulan, maka dalam kurun waktu tersebut fokuskan diri untuk mencari kerja baru atau sumber penghasilan lain, sehingga kita bisa sedikit lega soal uang. Dari sini kita bisa belajar, bahwa penting untuk punya dana darurat untuk mengantisipasi hal tidak terduga.

2. Pangkas semua pengeluaran tidak mendesak

ilustrasi pasangan sedang memantau keuangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Setelah tahu batas waktu bertahan, langkah berikutnya adalah menyederhanakan gaya hidup. Periksa ulang semua pengeluaran bulanan: langganan streaming, delivery makanan, jajan kopi, cicilan barang konsumtif, dan sebagainya. Jika tidak benar-benar penting, lebih baik dihentikan dan dikurangi terlebih dahulu.

Fokus utamakan pada kebutuhan primer: makan, listrik, air, internet, serta tempat tinggal. Pengurangan pengeluaran adalah bentuk safety sedikit lebih lama sampai dapat pekerjaan baru. Tunda juga semua rencana besar dalam waktu dekat, termasuk liburan, ambil cicilan, daripada menambah beban keuangan.

3. Cari pemasukan sementara, sekecil apa pun

ilustrasi pekerja freelance (pexels.com/fauxels)

Kalau kamu belum langsung dapat pekerjaan baru, tidak masalah. Sementara itu, cari cara untuk menghasilkan uang tambahan. Bisa jadi freelance, buka jasa sesuai skill, menjual barang bekas, atau bantu usaha teman. Siapa tahu dari usaha kecil tersebut bisa jadi sumber income baru atau menambah relasi dan membuka kesempatan baru.

Dengan cara ini setidaknya bisa mengurangi tekanan tabungan yang kian menipis. Meski kecil-kecilan, pemasukan yang sedikit itu bisa sangat berarti di masa transisi ini. Jangan ragu untuk minta masukan dari orang lain, serta asah lebih banyak skill agar kita menguasai lebih banyak bidang sebagai backup.

4. Jangan malu terima bantuan dan segera hubungi pihak yang terkait mengenai cicilan

ilustrasi jabat tangan (pexels.com/Thirdman)

Kalau ada teman atau keluarga, menawarkan bantuan baik secara materi atau non-materi, jangan ragu untuk menerimanya dengan bijak. Kadang kita terlalu memikirkan harga diri, padahal sedang berada dalam kondisi darurat. Bantuan tidak selalu dalam bentuk uang. Bisa jadi referensi kerja, koneksi, atau lowongan kerja yang kamu butuhkan.

Bagi yang memiliki cicilan KPR, pinjaman, atau tagihan kartu kredit, segera hubungi pihak terkait dan jelaskan situasimu. Tanyakan apakah mereka bisa memberi keringanan untuk kondisi darurat seperti PHK. Beberapa pihak cukup terbuka dan bersedia membantu agar tidak memperburuk situasi.

5. Catat semua pengeluaran dan pemasukan

ilustrasi mencatat keuangan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Terakhir, mulai biasakan mencatat semua pengeluaran dan pemasukan sekecil apa pun. Lewat aplikasi keuangan, spreadsheet, atau buku catatan manual. Adanya catatan dapat mempermudah tracking kemana saja uang pergi, apa yang bisa dikurangi, dan kita jadi tahu apakah kita telah menggunakan uang dengan bijak.

Seringkali, uang habis bukan karena belanja kebutuhan primer, tetapi karena membeli hal-hal kecil dan bikin ketagihan, seperti jajan kopi, beli camilan, langganan aplikasi streaming tiap bulan, atau beli barang-barang viral karena fomo. Hal seperti ini sebaiknya dikurangi. Dari sini kita belajar untuk tidak berperilaku konsumtif.

Masa setelah PHK atau lay off adalah masa yang berat, sekaligus membawa banyak pembelajaran baru khususnya masalah finansial. Ketika hal ini terjadi, kendalikan diri supaya tetap tenang dan menyusun ulang rencana hidup untuk bertahan sebijak mungkin. Semoga urusan kita dipermudah di tengah ujian hidup yang menimpa ini. Semangat! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team