Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menyikapi orang yang suka mendominasi dalam obrolan (pexels.com/Agustina Tolosa)
ilustrasi menyikapi orang yang suka mendominasi dalam obrolan (pexels.com/Agustina Tolosa)

Kita semua pasti pernah bertemu dengan orang yang suka mendominasi dalam obrolan. Mereka berbicara tanpa henti, sulit memberi kesempatan orang lain untuk berbicara, dan sering kali mengarahkan pembicaraan sesuai keinginan mereka. Situasi seperti itu kerap terasa melelahkan dan membuat kita frustrasi.

Namun, menghadapi orang yang suka mendominasi dalam percakapan tidak harus selalu dengan konfrontasi atau rasa kesal. Ada cara yang lebih efektif untuk menyikapinya agar komunikasi tetap berjalan dengan baik. Berikut lima tips yang bisa kita lakukan saat menghadapi orang dengan karakter tersebut.

1. Gunakan bahasa tubuh yang tegas

ilustrasi bersikap tegas namun tetap ramah (pexels.com/Liza Summer)

Terkadang, orang yang terlalu dominan dalam obrolan tidak sadar bahwa mereka terlalu banyak berbicara. Kita bisa memberi isyarat dengan bahasa tubuh seperti mengangguk, tersenyum, atau sedikit maju ke depan untuk menunjukkan bahwa kita ingin berbicara. Dengan begitu, mereka bisa menyadari bahwa kita juga ingin berpartisipasi.

Selain itu, kita bisa menggunakan kontak mata yang kuat dan posisi tubuh yang terbuka untuk menunjukkan bahwa kita ingin didengar. Jika perlu, kita bisa mengangkat tangan sedikit atau menarik napas sebelum mulai berbicara sebagai tanda bahwa kita ingin menyampaikan sesuatu. Bahasa tubuh yang tegas dapat membantu kita mengambil kembali ruang dalam berjalannya suatu obrolan.

2. Memanfaatkan jeda untuk mulai berbicara

ilustrasi menyikapi orang yang mendominasi dalam obrolan (pexels.com/Marcus Aurelius)

Dalam obrolan yang didominasi oleh satu orang, terkadang sulit menemukan celah untuk berbicara bagi salah satunya. Meskipun demikian, saat ada jeda, kita bisa langsung menyampaikan pendapat agar percakapan tidak sepenuhnya dikuasai oleh satu pihak. Memanfaatkan momen itu dengan cepat dan percaya diri dapat membantu menjaga keseimbangan dalam diskusi.

Jika orang yang mendominasi terus berbicara tanpa henti, kita bisa mencoba mengeluarkan suara singkat sebagai tanda ingin berbicara. Menggunakan nada bicara yang jelas dan sedikit lebih kuat juga bisa menarik perhatian tanpa terkesan kasar. Dengan cara demikian, kita bisa lebih aktif dalam percakapan tanpa harus merasa bersalah.

3. Mengarahkan obrolan ke orang lain

ilustrasi melibatkan orang lain dalam obrolan (pexels.com/Felicity Tai)

Salah satu cara efektif untuk mengatasi percakapan yang terlalu berat sebelah adalah dengan melibatkan orang lain. Mengajak orang lain untuk berbicara dapat membantu mengurangi dominasi satu orang dalam percakapan. Dengan begitu, suasana menjadi lebih seimbang dan lebih banyak orang mendapatkan kesempatan untuk berpendapat.

Selain itu, memberikan ruang bagi orang lain untuk berbicara bisa menciptakan dinamika obrolan yang lebih menarik. Jika percakapan mulai kembali dikuasai oleh satu orang, kita bisa terus mengajak peserta lain untuk berbicara. Dengan sedikit inisiatif, percakapan bisa menjadi lebih inklusif dan nyaman bagi semua pihak.

4. Menetapkan batasan dalam percakapan

ilustrasi menetapkan batasan pribadi (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Saat menghadapi orang yang suka mendominasi, penting bagi kita untuk menetapkan batasan yang jelas. Menunjukkan keinginan untuk berbicara dengan nada yang tegas dan sikap percaya diri bisa membuat mereka lebih sadar akan keberadaan kita dalam percakapan. Hal tersebut bisa membantu menciptakan komunikasi yang lebih adil.

Jika seseorang terus-menerus mengambil alih pembicaraan, kita tidak harus selalu mengalah. Dengan bersikap tegas dan tetap tenang, kita bisa menjaga agar percakapan tetap berjalan secara seimbang. Menghargai diri sendiri dalam komunikasi adalah langkah penting agar tetap merasa nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain.

5. Tetap tenang dan tidak mudah terpancing

ilustrasi menjadi pendengar yang baik (pexels.com/Ahmed ツ)

Beberapa orang mendominasi percakapan bukan hanya karena kebiasaan, tetapi juga karena ingin menunjukkan keunggulan atau mendapatkan perhatian. Jika terpancing untuk ikut bersaing atau berdebat, obrolan bisa menjadi melelahkan dan tidak produktif. Menjaga ketenangan adalah kunci agar tidak terbawa suasana.

Fokus utama dalam komunikasi adalah membangun percakapan yang sehat dan saling menghargai. Jika situasi terasa tidak nyaman, mengalihkan pembicaraan atau mengakhiri percakapan dengan sopan menjadi pilihan terbaik. Dengan tetap tenang, kita bisa menjaga energi dan menghindari interaksi yang terlalu menguras emosi.

Kita tidak harus selalu membiarkan orang lain mengambil alih percakapan. Dengan menjaga keseimbangan dalam komunikasi, setiap orang mendapatkan kesempatan untuk didengar. Pada akhirnya, komunikasi yang sehat adalah komunikasi yang memberikan ruang bagi semua orang untuk berbicara dan berbagi pemikiran.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team