Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Punya Teman Pendengki, Harus Batasi Pengetahuannya tentangmu

ilustrasi percakapan (pexels.com/Sam Lion)

Dari sekian banyak temanmu, sifatnya tentu berbeda-beda. Maka caramu dalam menyikapinya juga jangan disamaratakan. Meski dirimu ingin menjadi teman yang baik buat semua orang serta bersikap adil, kalau gak hati-hati malah rugi sendiri. Apalagi dengan adanya kawan yang malah dengki padamu.

Kedengkiannya tampak jelas dari sikap yang menunjukkan rasa tak suka saat kamu mendapatkan hal-hal baik. Sebaliknya, ia terlihat puas apabila dirimu mengalami kemalangan termasuk gagal dalam sesuatu. Orang yang mudah iri begini biasanya ada dalam lingkaran pergaulan.

Bahkan teman yang dulu bagian dari support system kamu juga bisa berubah seiring waktu. Rasa dengki muncul ketika dia mulai menganggapmu sebagai saingan berat dalam hidupnya.

Pertama dirimu menyadari kawan sendiri berubah menjadi pendengki tentu gak menyangka dan sedih. Namun, selanjutnya segera ambil sikap praktis berikut guna melindungi diri.

1. Jangan memberitahukan kesusahanmu padanya

ilustrasi percakapan (pexels.com/Anna Shvets)

Sesusah-susahnya kamu, jaga cerita itu agar tak sampai ke telinganya. Kalaupun akhirnya dia mendengarnya dari orang lain, tunjukkan bahwa dirimu baik-baik saja. Jangan berharap empati darinya. Sebab, ia tak bakal ikut prihatin atas kondisimu lalu kasih dukungan dan bantuan.

Dia justru gembira mengetahui persoalanmu. Kebahagiaannya bertambah jika kamu terlihat kewalahan menghadapi masalah itu. Meski tentu dirimu pusing dibuatnya, bersikaplah penuh percaya diri. Katakan bahwa kamu masih dapat mengendalikan situasi dan sebenarnya gak seburuk yang didengarnya dari orang lain.

Biasanya, pendengki bakal mendesakmu supaya bercerita padanya. Seolah-olah dengan dia mengetahui dengan jelas masalahmu akan siap membantu. Jangan percaya karena bujukannya itu semata-mata untuk memuaskan hasrat keingitahuannya. Selalu katakan bahwa kamu baik-baik saja.

2. Kalau lagi senang juga jaga ekspresimu di depannya

ilustrasi percakapan (pexels.com/Antoni Shkraba)

Tidak hanya kesedihan dan masalahmu yang sebisa mungkin ditutupi darinya. Kegembiraanmu karena apa saja juga mesti lebih dikontrol saat ada dia di sekitarmu. Kurang tepat jika kamu berpikir kebahagianmu malah harus diketahuinya biar dia kepanasan. Betul, hal-hal yang bikin dirimu gembira adalah pukulan telak baginya.

Namun, apakah itu artinya baik untukmu? Tidak juga. Sebab berangkat dari rasa gak sukanya atas nasib baikmu, pasti ada-ada saja ulah yang telah direncanakannya. Dia ingin sesegera mungkin mengubah kebahagiaanmu menjadi kesedihan. Ia tidak bisa tenang kalau masih melihatmu tersenyum lebar.

Andai pun dia meminta konfirmasimu tentang hal-hal baik yang baru saja diperoleh, jawablah sesingkat mungkin dan tetap rendah hati. Seperti dengan kamu mengatakan alhamdulillah tanpa perlu memperpanjangnya dengan penjelasan. Contohnya, kabar dirimu mendapatkan promosi.

Selain alhamdulillah, dirimu bisa meminta doa terbaik darinya. Meski jelas dia gak akan memberikannya, setidaknya jawabanmu tak kian mengobarkan kebenciannya. Lain dengan bila kamu berpanjang lebar menceritakan alasan atasan mempromosikanmu. Pasti ia makin panas dan membencimu.

3. Saat ucapannya aneh-aneh jangan terlalu dimasukkan ke hati

ilustrasi percakapan (pexels.com/Helena Lopes)

Ucapan yang aneh-aneh misalnya, bilang kamu pasti bisa membeli sesuatu dari hasil utang. Gak mungkin dirimu membelinya lunas dengan uang sendiri. Atau ketika kamu mengalami kemalangan, ia mengaitkannya dengan kesalahan-kesalahanmu di masa lalu. Seolah-olah nasib apesmu sekarang adalah buah kekeliruanmu dahulu.

Bila dirimu terlalu memikirkannya, pasti hatimu begitu sakit. Makin hari bukannya perasaanmu makin sembuh malah tambah buruk. Ia berhasil merampas kebahagiaanmu atau menambah penderitaanmu. Walau tidak mudah, kamu harus belajar untuk mengabaikan komentarnya yang kerap di luar dugaan.

Dia bukan tipe orang yang bakal mau repot-repot menjaga perasaanmu. Justru kepuasannya ialah bila bisa melihatmu terluka. Kamu kudu mampu melindungi perasaanmu sendiri.

Kalau dirimu dapat menghindarinya lebih baik. Jika pun kamu terpaksa harus berinteraksi dengannya, bersiaplah untuk mendengar tanpa memikirkan lebih lanjut ucapan-ucapannya yang tidak mengenakkan hati.

4. Hati-hati, dia bisa berupaya menjatuhkanmu

ilustrasi pertemanan (pexels.com/cottonbro studio)

Teman yang dengki jauh lebih berbahaya daripada orang yang benar-benar menjadi lawanmu dalam sebuah kompetisi. Kompetitormu belum tentu dengki padamu. Mereka masih punya semangat untuk bersaing secara sehat. Kalian adu kemampuan dengan sportif dan hanya dalam hal-hal yang memang diperlombakan.

Akan tetapi, kawan dengan sifat iri bisa menikammu dari belakang. Sepanjang pertemanan kalian, dia mungkin gak pernah menjadi lawanmu di sebuah kompetisi yang jelas. Namun, justru baginya segala hal dalam hidup kalian pantas diadu. Ia tidak bisa merasa santai dalam berhubungan denganmu.

Baginya, selalu harus ada yang menang dan kalah di antara kalian. Tentu dia tak mau di posisi yang kalah. Maka ia bisa nekat melakukan segala cara hanya untuk memastikan kamu tidak lebih unggul darinya. Persaingan muncul dari pemikirannya sendiri. Namun, tetap saja dirimu terkena imbasnya. 

5. Waspadai sindiran berbalut pujian

ilustrasi percakapan (pexels.com/Mike Jones)

Ada dua tipe orang yang pujiannya gak perlu dianggap serius. Pertama, pujian dari seorang penjilat. Baik atau burukmu dan benar atau salahmu, penjilat bakal tetap memujimu setinggi langit. Selama dia memiliki kepentingan atas dirimu, ia siap memberikan pujian palsu hanya agar kamu terlena.

Tipe orang berikutnya yang pujiannya lebih baik diabaikan ialah pendengki. Banyak orang dengan sifat ini paling anti memuji orang lain. Sebab memuji siapa pun membuatnya merasa lebih rendah dan kalah. Akan tetapi, ada beberapa pendengki yang menggunakan pujian cuma buat menyindirmu habis-habisan.

Contoh, kamu punya mobil baru. Lalu dia mengucapkan selamat dan seakan-akan ikut senang. Ia memuji mobil pilihanmu bagus sekali. Namun, kemudian dia juga berkata bahwa pantas saja dirimu memilikinya sebab pasti dibelikan pasangan. Ini sama artinya ia sedang melecehkanmu. Seolah-olah kamu tak bakal mampu membeli mobil itu dengan hasil keringatmu sendiri.

Orang yang dengki bakal selalu bersikap usil padamu. Kamu sudah menjaga diri biar tak mencari masalahnya dengannya, dia yang akan terus mencari-cari persoalan. Tetap tenang dan jangan mudah terpancing. Tingkatkan kehati-hatianmu dalam berinteraksi dengannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us