6 Alasan Kudu Baca Novel The Pale Horse Karya Agatha Christie

Apa jadinya kalau sebuah kisah bergenre misteri mengangkat isu tentang praktik perdukunan dan ilmu hitam? The Pale Horse merupakan salah satu novel Agatha Christie yang mengangkat tema unik tersebut melalui kisah tragedi pembunuhan yang konon terjadi dengan melibatkan ilmu hitam. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1961 oleh penerbit Collins Sons di London.
Nah, agar kamu lebih tertarik lagi, berikut ini penulis sudah enam alasan menarik mengapa kamu harus membaca novel The Pale Horse karya Agatha Christie. Pencinta genre misteri, novel Sang Ratu Misteri yang satu ini sayang banget buat kamu lewatkan, deh, pokoknya!
1. Pengungkapan misteri di balik tewasnya beberapa orang secara misterius
Cerita ini bermula dari peristiwa terbunuhnya Pastor Gorman setelah ia pergi menemui seorang perempuan sekarat yang terus-menerus meracau dan mengatakan hal-hal aneh. Di selipan sepatunya ditemukan sebuah kertas yang berisi daftar nama beberapa orang. Anehnya, beberapa di antara nama yang tertera di kertas itu dikabarkan telah meninggal. Meskipun terdengar mencurigakan, namun orang-orang tersebut meninggal dengan cara yang wajar, yakni penyakit lazim yang dialami banyak orang.
Kejadian aneh tersebut akhirnya mendorong keinginan Mark Easterbrook untuk menyelidiki lebih jauh kebenaran di balik peristiwa aneh yang terjadi—di saat hampir setiap orang di sekitarnya menganggap kejadian itu sebagai kejadian yang wajar. Akhirnya, Mark bersama seorang teman perempuan yang mempercayai firasatnya, Ginger, bekerja sama dalam menyelidiki peristiwa—yang tampak seperti kasus—itu. Penyelidikan mereka akhirnya sampai pada sebuah penginapan tua yang ditinggali oleh tiga penyihir perempuan, yakni Thyrza Grey, Sybil Stamfordis, dan Bella. Konon para korban yang tewas ada kaitannya dengan penginapan tua tersebut.
Di saat penyelidikan mereka mulai mengalami kebuntuan sebab minimnya informasi yang bisa mereka dapatkan, akhirnya Ginger mengusulkan satu ide gila yang menempatkan nyawa mereka berada di tepi jurang.
2. Mengangkat isu menarik mengenai praktik perdukunan dan ilmu hitam
Salah satu sisi menarik daripada novel ini yaitu pandangan Agatha Christie terhadap praktik perdukunan dan ilmu hitam yang seakan dilukiskan melalui alur cerita dan pemecahan kasusnya.
Kasus ini berfokus pada pengungkapan fakta di balik pembunuhan yang konon terjadi dengan campur tangan hal-hal gaib dan ilmu hitam. Tokoh utama dalam novel ini, Mark Easterbrook, seakan tidak mempercayai adanya campur tangan ilmu hitam—karena ia seorang terpelajar yang meyakini hal-hal konkret dan logis. Ia berusaha mencari titik terang dan kebenaran di balik peristiwa tersebut, yang kemudian mengarah pada sebuah kesimpulan menarik tentang pandangan baru terhadap ilmu hitam yang selama ini berpraktik di masyarakat.
3. Diceritakan berdasarkan sudut pandang seorang sejarawan bernama Mark Easterbrook
Di novel The Pale Horse, hampir seluruh ceritanya dituturkan berdasarkan sudut pandang tokoh utamanya yang merupakan seorang sejarawan, yakni Mark Easterbrook, sebagai si "Aku". Sedangkan, beberapa bagian lainnya terkadang disisipi cerita yang ditulis menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Tentu ini menjadi hal yang menarik, sebab pembacanya seakan diajak untuk masuk dan turut menyelami alur cerita. Bahkan, pembaca ikut merasakan ketegangan yang dirasakan oleh Mark Easterbrook. Hal tersebut menjadikan novel ini semakin menarik dan mampu memacu adrenalin pembacanya hingga akhir!
4. Pelaku dan trik yang tidak terduga
Bukan Agatha Christie namanya kalau tidak mengecoh dan mengagetkan pembaca dengan ending tidak terduga. Seakan memenuhi kriteria julukan "Cewek Susah Ditebak", Agatha Christie lagi-lagi mampu mengecoh dan membuat ragu para pembacanya hingga akhir.
Kasus dalam cerita ini ditutup dengan sebuah plot twist mengejutkan dan pengungkapan trik yang cerdik. Pengakhiran kasus ini pun agaknya juga merupakan pandangan Agatha Christie terhadap ilmu hitam itu sendiri. Dan, pandangannya tersebut tentu sangat menarik untuk kita pertimbangkan.
5. Bumbu romansa yang manis
Hal menarik lainnya dari novel The Pale Horse yaitu sentuhan romansa yang manis dan tidak berlebihan. Adegan romance tipis-tipis antara Mark Easterbrook dan Ginger Corrigan mampu membuat pembacanya meleleh, apalagi mengingat ceritanya ditulis berdasarkan sudut pandang Mark. Perasaannya terhadap gadis berambut merah yang dipanggil Ginger itu seakan benar-benar terlukiskan dalam tulisan di novel ini. Membuat pembacanya senyum-senyum sendiri! Akhir dari kisah unexpected love antara Mark dan Ginger bermuara pada ending yang manis!
6. Novel yang telah berhasil menyelamatkan dua nyawa
The Pale Horse dianggap telah berhasil menyelamatkan dua nyawa berkat penggambaran gejala keracunan talium yang sangat baik dalam ceritanya.
Pada tahun 1975, Agatha Christie menerima sebuah surat yang ditulis oleh seorang perempuan Amerika Latin yang menyatakan bahwa ia telah berhasil menyelamatkan seorang perempuan dari keracunan perlahan (oleh suaminya) berkat mengenali gejala keracunan talium. Tidak hanya itu, bahkan di tahun 1977, seorang perawat mampu menyelamatkan seorang bayi yang mengidap keracunan talium berkat membaca novel ini.
Di samping mengangkat topik tentang ilmu hitam, novel The Pale Horse karya Agatha Christie memberikan sentuhan romansa tipis yang membuat ceritanya unik. Selain itu, wawasan tentang gejala keracunan talium juga bisa kamu pahami melalui novel ini! So, tunggu apalagi? Baca sekarang, yuk!