6 Alasan Teman Sehobi Bisa Membosankan, Circle Menyempit

Punya hobi dan bisa rutin melakukannya tentu meningkatkan kebahagiaanmu. Kamu dapat refreshing dengan hobi tersebut bahkan mengembangkannya menjadi sumber pendapatan. Hobi juga mempertemukanmu dengan orang-orang yang memiliki kesamaan terkait aktivitas yang digemari.
Ini membuatmu merasa lebih seru dalam berkegiatan. Akan tetapi, bergaul secara intens dengan kawan satu hobi ternyata tak melulu mendatangkan kegembiraan. Setelah kalian terus berkomunikasi, bertemu, dan beraktivitas bersama boleh jadi akan timbul perasaan yang sebaliknya yaitu bosan.
Bahkan kebosanan ini bila tidak segera diatasi bakal berlanjut ke rasa enggan melakukan hobi tersebut. Padahal, bukan hobi itu yang menjadi penyebab utama. Setidaknya, ada enam alasan teman sehobi bisa membosankan bagimu, indahnya tak seperti awal bertemu!
1. Terlalu sering membicarakan hobi
Dalam sebuah komunitas hobi, percakapan umumnya melulu tentang kegiatan yang disenangi. Baik melalui interaksi langsung maupun sekadar chat, obrolan seperti gak bisa berkembang ke hal-hal lain. Kalau kamu mencoba sesekali mengubah topik, perbincangan paling cuma bertahan sebentar sebelum teman-teman kembali ke soal hobi.
Atau, reaksi mereka malah dingin saban dirimu mulai mengajak mengobrolkan hal-hal di luar hobi. Akhirnya, kamu terpaksa mengikuti pembahasan yang itu-itu lagi atau sekadar menjadi pendengar maupun silent reader saking bosannya. Hubungan kalian seperti hanya diikat oleh kesamaan hobi.
Karena topik obrolannya sangat terbatas, kalian pun biasanya tidak mengenal secara pribadi. Pertemanan begini dalam jangka panjang memang terasa kurang asyik. Ada begitu banyak hal yang terjadi di dunia ini dan bisa diobrolkan. Tetapi begitu kamu berjumpa kawan sehobi, duniamu seperti menyempit.
2. Setiap bertemu, aktivitasnya sama
Pengulangan kegiatan juga menjadi penyebab utama kebosanan ketika kamu bersama teman sehobi. Memang pada awalnya dirimu butuh kawan untuk melakukan hobi. Apalagi jenis kegiatan favoritmu memang memerlukan teman sebagai lawan bertanding seperti dalam ilustrasi.
Namun, aktivitas akhir pekan yang monoton sama membosankannya dengan pekerjaan yang sudah menjadi rutinitas dari Senin sampai Jumat. Sesuka-sukanya dirimu dengan sebuah kegiatan tetap saja ada potensi jenuhnya. Terutama jika dalam seminggu kalian tidak hanya sekali melakukannya.
Akan lebih baik bila kalian bisa memvariasikan kegiatan bahkan bertemu di luar jadwal rutin. Seperti sekadar makan siang bersama atau kadang-kadang menonton film sekalipun hobi kalian sebetulnya berolahraga. Atau, sebatas duduk-duduk sambil mengobrol santai tentang apa pun juga baik guna mengatasi kejenuhan.
3. Mempersempit lingkar pertemanan
Tergabung dalam komunitas hobi kelihatannya menambah jumlah teman. Setidaknya kawan-kawanmu menjadi tak terbatas pada teman kerja. Namun, bila dirimu terlalu asyik dengan komunitas hobi tanpa sadar juga mengurangi potensi kamu bisa mengenal orang-orang dengan hobi berbeda.
Dirimu merasa telah amat puas dengan teman-teman sehobi. Rasanya kamu gak bosan-bosan kalau bersama mereka. Akan tetapi, perasaan senang ini juga ada batasnya. Tanpa sadar menutup diri dari orang-orang dengan berbagai hobi malah membuatmu seakan-akan terjebak dalam ruangan tanpa udara segar.
Lama-lama terasa menyesakkan dan rasa bosan menggantikan rasa senangmu. Jika dirimu gak bergantung pada sebuah komunitas hobi, lingkar pertemanan bakal lebih luas. Kamu mempunyai teman-teman yang lebih lengkap baik dari lingkungan kerja, komunitas hobi, juga mereka yang memiliki kesenangan beragam.
4. Kecenderungan melebih-lebihkan sisi positif dari hobi tersebut
Tentu saja hobimu punya banyak sisi positif dan tidak sekadar membuatmu senang melakoninya. Seperti hobi membaca akan membantumu menambah wawasan serta kebijaksanaan. Berawal dari hobi membaca dan tergabung dalam komunitas baca tulis, akhirnya dirimu juga bisa mulai belajar menulis hingga memperoleh uang.
Screen time-mu juga berkurang kalau kamu lebih memilih membaca buku atau koran dan majalah cetak. Tapi, ini tidak bermakna dirimu bakal merasa nyaman jika teman-teman satu hobi mulai melebih-lebihkan kegiatan membaca kalian. Misalnya, seakan-akan kalian adalah sekelompok orang yang paling mengerti tentang literasi.
Sikap seperti di atas dapat berlanjut pada meremehkan hobi-hobi lain yang dipandang kurang bermanfaat. Padahal, pandangan demikian justru menandakan kurangnya literasi sebab gagal melihat hal-hal yang berbeda secara lebih cermat dan bijaksana. Dirimu pun menjadi gak enak dengan kawan lain yang punya hobi berbeda. Seringnya kamu berinteraksi dengan teman sesama penyuka bacaan dapat bikin mereka mengira dirimu juga meremehkan hobi-hobi lain.
5. Timbul persaingan
Hanya karena kalian menyukai hal yang sama tak bermakna akan selalu kompak. Meski dari luar bisa terlihat seperti itu sebab kalian kerap bersama, berdiskusi, serta bareng-bareng melakukan hobi aslinya belum tentu. Semua itu mungkin hanya permukaannya.
Sedang sejatinya di antara kalian selalu ada persaingan yang tidak diakui, tetapi sangat jelas dirasakan. Contohnya, siapa yang hasil kerajinan tangannya paling bagus dan cepat laku saat dijual? Atau jika hobi kalian menulis, siapa yang paling banyak memenangkan lomba atau karyanya dimuat di media massa?
Walau tadinya kamu menjadi lebih semangat dalam menekuni hobi berkat adanya kompetisi tipis-tipis, lambat laun ini akan terasa memuakkan. Dirimu tak bisa lagi melakukan hobi dengan santai. Akibatnya, rasa senang yang diperoleh dari hobi pun berkurang. Bahkan sedikit demi sedikit kalian dapat saling membenci dalam hati sehingga hubungan kalian menjadi gak sehat.
6. Gak leluasa melakukannya dengan cara sendiri
Hobi bisa saja sama, tetapi cara melakukannya mungkin berbeda-beda tiap orang. Sebagai sebuah kegiatan dengan tujuan utama mencari kesenangan, memang seharusnya gak ada aturan baku tentang bagaimana sesuatu dikerjakan. Contohnya, hobi memasak.
Temanmu barangkali selalu memasak satu menu dengan fokus sampai matang baru menu yang berbeda. Itu pun semua bahan yang diperlukan telah disiapkan terlebih dahulu. Seluruhnya telah dipotong-potong, ditempatkan ke wadah yang berbeda-beda sehingga nanti tinggal satu per satu bahan dimasukkan. Menurutnya, cara memasak itu paling tepat.
Akan tetapi, kamu terbiasa memasak dengan dua bahkan empat tungku kompor menyala. Tanganmu sibuk sepanjang waktu menangani berbagai menu yang dimasak dalam satu waktu. Dirimu juga sigap mengiris berbagai bahan untuk setiapnya di antara waktu mengaduk, mengangkat panci, dan sebagainya.
Buat kamu, hal tersebut sama sekali tidak masalah. Toh, tak satu pun masakanmu gagal. Namun, kawanmu boleh jadi mempersoalkannya dan membuatmu tidak nyaman. Memasak bersamanya menjadi tak lagi menyenangkan serta justru membosankan.
Apa yang harus dilakukan jika teman sehobi bisa membosankan bagimu? Jika kawan satu hobi lama-lama toksik, langkah ekstremnya ialah dirimu keluar dari komunitas tersebut. Tapi bila sikap mereka gak sampai begitu, cukup kurangi komunikasi dan kehadiranmu dalam acara-acara yang dibuat selagi tak diwajibkan.
Ubahlah hubungan dari sebatas teman dengan hobi yang sama menjadi kawan dalam hal apa saja, seperti diskusi pekerjaan atau curhat. Perubahan ini sifatnya memperkaya hubungan kalian. Ada saatnya kalian membicarakan serta melakukan hobi atau hal-hal lain. Lakukan secara natural saja biar lebih nyaman.