Novel ke-4 Eka berjudul “O”. Ya, memang sesimpel itu hanya satu huruf saja dengan sampul bergambar seekor monyet. Sinopsis yang tertera pun hanya satu kalimat, “Tentang seekor monyet yang ingin menikah dengan kaisar dangdut”.
Membaca judul dan sinopsisnya pasti membuatmu bertanya-tanya, apa sih maunya novel ini? Di halaman pertama kamu akan disambut dengan kalimat “Enggak gampang jadi manusia,” ucap O, seekor monyet di kawasan Rawa Kalong.
Kawanan monyet di Rawa Kalong memercayai legenda tentang Armo Gundul, seekor monyet yang berhasil mengubah dirinya menjadi manusia. Sejak itulah beberapa monyet lain mengimpikan hal yang sama, karena mereka pikir hidup akan lebih enak jika menjadi manusia.
Tapi praktiknya gak semudah itu, perjuangan menjadi manusia ternyata rumit dan penuh tantangan. Hanya seekor monyet yang gak pantang menyerah, Entang Kosasih namanya yang merupakan kekasih O. Dia kemudian menghilang setelah berhasil melewati sejumlah rintangan, dan kabarnya sudah menjadi kaisar dangdut di dunia manusia.
O ingin mengejar kekasihnya, sehingga dia pun harus siap melewati rintangan berat agar menjadi manusia. Sampai sini, apa pesan moral yang kamu tangkap?
Sebenarnya ini tentang cinta. Gak bisa dimungkiri, cuma cinta yang bisa menggerakkan seseorang untuk bertindak. Melakukan apa saja untuk sesuatu atau sosok yang dia cinta. Masalahnya, kadang kita gak tahu apakah sedang mencintai hal baik atau buruk.