Hidup di kota besar kadang kayak main game level hard terus gak ada tombol pause-nya. Jalanan macet, kerjaan numpuk, notifikasi HP bunyi terus, sampai-sampai kamu lupa rasanya duduk tenang tanpa mikirin apa-apa. Ironisnya, makin sibuk makin banyak juga hal yang terasa “kosong.” Nah, dari sinilah konsep slow living masuk, bukan buat bikin kamu males-malesan, tapi ngajarin cara ngatur ritme hidup biar tetap produktif tanpa bikin kepala meledak.
Slow living bukan tren aesthetic ala Instagram semata, tapi sebenernya lebih ke pilihan sadar buat hidup dengan tempo yang manusiawi. Pertanyaannya simpel, kamu mau jadi mesin yang dipaksa lari tanpa henti, atau manusia yang tahu kapan harus ngebut dan kapan harus narik napas panjang? Kalau jawabannya yang kedua, yuk coba kenalan sama cara slow living di tengah hiruk pikuk kota. Siapa tau, ini jadi tiket buat kamu nemuin lagi rasa tenang yang udah lama hilang.