Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Overthinking Merusak Pola Pikir Objektif saat Hadapi Masalah

ilustrasi overthinking (pexels.com/Karolina Grabowska)

Siapa yang bisa menjamin kehidupan selalu berjalan mulus? Terkadang ini menjadi imajinasi semu yang membuat kita tidak mau berusaha. Dalam menghadapi kenyataan, kita tidak bisa lari dari kehidupan beserta lika-likunya yang penuh tantangan. Tapi benarkah kita menghadapi situasi tersebut dengan overthinking?

Justru memikirkan segala sesuatu secara berlebihan itu tidak baik. Situasi demikian ini akan merusak pola pikir objektif saat menghadapi masalah. Kita tidak bisa menilai segala sesuatunya dengan pikiran yang jernih. Bagaimana cara overthinking merusak objektivitas dalam berpikir? Berikut selengkapnya.

1. Membuat masalah kecil terlihat semakin rumit

ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Engin Akyurt)

Tanpa disadari kita kerap melibatkan overthinking dalam menghadapi permasalahan. Memikirkan segala sesuatu secara berlebihan dianggap sebagai cara efektif mencari solusi. Padahal overthinking ini yang akan merusak pola pikir objektif saat menghadapi masalah.

Mengapa bisa dikatakan demikian? Karena ini yang membuat masalah kecil terlihat semakin rumit. Overthinking membuat masalah kecil terasa jauh lebih besar dari kenyataannya. Pikiran kita mulai membayangkan skenario terburuk yang belum tentu terjadi.

2. Mengaburkan fokus dan konsentrasi

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Mike Greer)

Dalam rangka menyelesaikan masalah, kita memang membutuhkan pola pikir objektif. Segala sesuatunya harus dinilai berdasarkan sudut pandang yang tepat. Bukan hanya menuruti tuntutan emosi yang tidak ada habisnya.

Tapi berbeda jadinya ketika kita menjadi tipe orang yang mengedepankan overthinking. Memikirkan segala sesuatu secara berlebihan ini akan mengabulkan fokus dan konsentrasi. Alih-alih berfokus pada solusi, kita justru terjebak pada penyebab permasalahan tanpa mau mencari pemecahan yang efektif.

3. Merusak keseimbangan emosi sehingga tidak mampu bersikap tenang

ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Christian Erfurt)

Tanpa perlu dijelaskan lebih detail, tentu kamu sudah paham jika overthinking dapat membawa pengaruh buruk. Apalagi saat kita sedang dituntut menyelesaikan suatu masalah. Bisa dikatakan, kebiasaan memikirkan segala sesuatu secara berlebihan akan merusak pola pikir objektif.

Bagaimana caranya? Overthinking turut merusak keseimbangan emosi sehingga tidak mampu bersikap tenang. Dalam bertindak dan mengambil keputusan kita hanya mengedepankan tuntutan emosi. Namun tidak memikirkan dampak jangka panjang secara logis dan realistis.

4. Mengurangi fokus pada solusi yang praktis

ilustrasi pusing bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Permasalahan tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dengan merusak keseimbangan hidup. Kita harus segera mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi situasi tersebut. Tapi apa jadinya saat kita menghadapi masalah dengan overthinking berlebihan?

Perlu diketahui, justru overthinking ini yang pada akhirnya akan merusak pola pikir objektif. Ketika kita memikirkan segala sesuatu secara berlebihan, maka akan mengurangi fokus pada solusi yang praktis. Dalam mengambil keputusan kita tidak benar-benar mempertimbangkan dengan matang dan teliti.

5. Keputusan yang didorong oleh kecemasan

ilustrasi cemas (pexels.com/ANTONI SHKRABA Production)

Kita tidak bisa memungkiri fakta bahwa overthinking akan membuat segala sesuatunya lebih buruk. Bahkan situasi ini akan mempengaruhi pola pikir kita dalam menghadapi tantangan. Orang-orang yang terbiasa memikirkan masalah secara berlebihan tidak akan mampu menerapkan pola pikir objektif.

Perlu diketahui, overthinking akan memicu keputusan yang didorong oleh kecemasan. Ketika kecemasan mendominasi proses berpikir, keputusan yang diambil bisa lebih emosional dan kurang rasional. Ini akan merusak objektivitas dalam menemukan solusi yang tepat.

6. Pikiran yang kontradiktif dan tidak konsisten

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Pavel danilyuk)

Pola pikir objektif saat menghadapi masalah memang harus dijaga. Jangan sampai kita larut dalam tuntutan emosi yang pada akhirnya justru membebani diri. Apalagi sampai terjebak overthinking yang akan merusak pola pikir objektif saat menghadapi permasalahan.

Bagaimana caranya opening merusak pola pikir objektif? Dalam situasi demikian ini, kita akan terjebak pemikiran yang kontradiktif dan tidak konsisten. Kita terlalu sering mempertimbangkan opsi yang terlalu banyak bertentangan. Hal ini mengarah pada ketidakpastian dalam pengambilan keputusan, sehingga sulit untuk bertindak dengan keyakinan.

Ketika seseorang memiliki pola pikir objektif, ia dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat. Namun objektivitas berpikir ini akan terganggu saat seseorang terjebak overthinking. Mereka memikirkan segala sesuatu secara berlebihan sehingga permasalahan terlihat rumit. Pada akhirnya, kita akan terjebak pikiran yang kontradiktif dan tidak fokus pada solusi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us