Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi melihat wajah di cermin (pexels.com/Sora Shimazaki)

Gengsi sebenarnya tidak melulu harus dikaitkan dengan konotasi negatif. Kalau sifat gengsi justru mengarahkan dirimu ke hal positif, seperti gengsi ketika tidak mencapai nilai bagus di perkuliahan atau gengsi bila masih suka minta uang saku pada orangtua di usia dewasa, tentu ini termasuk hal yang bagus buat dijadikan prinsip.

Akan tetapi, gak bisa dimungkiri bahwa sifat gengsi, terkadang justru malah merugikan diri sendiri. Terlebih, banyak orang dewasa yang sering terjebak dalam gengsi tinggi dan seakan tidak mau terlihat rendah di mata orang lain.

Untuk tahu apa saja hal yang gengsi dilakukan orang dewasa, kamu dapat menyimaknya lewat artikel berikut!

1. Gengsi ketika berbelanja sedikit di toko swalayan

ilustrasi mengantre (unsplash.com/John Cameron)

Apakah kamu termasuk yang suka malu bila hanya berbelanja sedikit saat berkunjung ke supermarket atau toko swalayan sejenis? Sebenarnya, kamu gak perlu lagi merasa gengsi atau malu melakukannya. Bahkan, biarpun kamu datang cuma untuk sekadar melihat-lihat produk yang dipajang, maka lakukan saja tanpa perlu merasa bersalah.

Walaupun orang-orang yang datang ke supermarket atau toserba, biasanya berbelanja dalam jumlah banyak. Tidak berarti kamu perlu mengikuti mereka. Lagi pula, kebutuhan tiap orang berbeda-beda.

Ada beberapa kalangan seperti ibu rumah tangga atau anak kosan, yang seringnya perlu membeli kebutuhan mingguan atau bulanan saat datang ke tempat seperti ini. Kamu gak usah ikutan belanja banyak kalau memang tidak butuh-butuh amat.

2. Gengsi pergi jalan-jalan sendirian

ilustrasi bepergian sendirian (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak orang dewasa yang merasa gengsi untuk pergi jalan-jalan sendirian. Mereka takut bila orang lain memandangi diri mereka dengan tatapan aneh atau perasaan kasihan, hanya gara-gara tidak punya sosok lain yang menemani.

Perlu diketahui bahwa risiko seperti itu tidak mungkin bisa dihindari. Jadi, daripada terus memikirkan pandangan orang lain. Lebih baik lakukan apa yang dirimu inginkan. Kalau kamu memang tertarik berkunjung ke restoran, bioskop, atau destinasi tertentu sendirian, maka silakan saja melakukannya. Toh, jalan-jalan sendirian itu juga menyenangkan, kok.

3. Gengsi ketika tidak memakai ponsel mahal seperti orang lain

ilustrasi melihat ponsel baru milik teman (pexels.com/Mikhail Nilov)

Mungkin beberapa orang sudah cukup sadar terkait keadaan finansial mereka yang tidak memungkinkan untuk membeli ponsel baru sebelum ponsel lama benar-benar rusak. Tapi, ada pula sebagian orang lainnya yang sangat gengsi untuk bertahan memakai ponsel lama mereka dan rela menggantinya dengan yang baru karena beberapa alasan.

Misalnya, ketika seseorang mendapati bahwa teman atau rekan kerjanya telah berganti ke smartphone keluaran terbaru atau ponsel mahal dari brand tertentu, maka timbul keinginan dalam diri mereka untuk melakukan hal yang sama, semata-mata untuk memenuhi gengsi dan agar tidak merasa tertinggal dari orang lain.

4. Gengsi saat tidak punya aktivitas seperti orang dewasa lainnya

ilustrasi minum alkohol (pexels.com/Isabella Mendes)

Masih ada beberapa orang yang salah paham dengan konsep kedewasaan. Untuk menjadi orang dewasa, bukan berarti kamu harus merokok, minum alkohol, mendatangi klub malam, atau ikut perjudian dalam bentuk apa pun. Biarpun aktivitas tadi sangat lekat dengan orang dewasa, tapi semua contoh tersebut adalah hal yang buruk untuk diikuti.

Kalau memang ingin menjadi orang dewasa dalam konteks yang benar. Kamu seharusnya menjadi pribadi yang rajin bekerja, aktif dalam kegiatan positif, join komunitas sesuai minat, menyayangi orangtua dan keluargamu, serta terus bertumbuh menjadi pribadi yang baik dari hari ke hari.

5. Gengsi membawa bekal dari rumah

ilustrasi bekal makan siang (pixabay.com/jyleen21)

Barangkali, di usiamu yang sudah dewasa ini, sekali lagi muncul keinginan untuk mulai membawa bekal seperti ketika masih TK atau SD dahulu. Tapi, karena tidak ada teman kuliah atau rekan kerja yang melakukannya, akhirnya kamu pun mengurungkan niatmu. 

Sebenarnya, biarpun semua temanmu lebih suka mencari makan di luar, kamu gak perlu merasa malu atau gengsi untuk membawa bekal dari rumah. Bekal bukanlah makanan yang hanya identik untuk anak-anak saja.

Lagi pula, dengan kamu memulai budaya membawa bekal di kantormu, barangkali rekanmu yang lain juga akan tertarik melakukan hal yang sama.

6. Gengsi melakukan pekerjaan rumah tangga

ilustrasi pria menyapu (pexels.com/RDNE Stock project)

Masih ada sebagian pria yang merasa gengsi untuk sekadar melakukan pekerjaan rumah tangga. Lupakan dulu tugas berat seperti memasak dalam porsi banyak atau merapikan seluruh rumah.

Bahkan, sekadar menyapu atau mengangkat pakaian di jemuran saja, masih banyak pria yang ogah-ogahan atau menolak melakukannya. Padahal, tugas rumah tangga seharusnya tidak dibebankan ke pihak wanita saja. Bakal lebih baik bila di dalam satu keluarga, semua pihak ikut serta dalam mengerjakan urusan domestik.

Dari artikel di atas, kita jadi tahu bahwa sifat gengsi dapat muncul karena beberapa sebab, seperti takut terlihat rendahan di mata orang lain atau murni keinginan untuk mempertahankan harga diri.

Apa pun itu, gengsi seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mencegah kita dari hal-hal negatif. Bukan malah menjerumuskan kita ke momen yang merugikan. Semoga kita terhindar dari perasaan gengsi melakukan aktivitas seperti yang ada pada enam poin di atas, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorHay Lee