Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Mia)
ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Mia)

Menurutmu, bagaimana rasanya menjadi orang dewasa? Apakah lebih menyenangkan ketimbang saat kamu remaja atau malah terasa menyesakkan dada? Gak apa-apa kalau dirimu merasa menjadi orang dewasa ternyata lebih sulit daripada bayanganmu semula.

Urusan orang dewasa bukan hanya tentang bekerja untuk mencari uang. Ada cukup banyak perubahan yang akan dirasakan olehmu baik dalam pertemanan maupun cara memaknai perjalanan hidup. Orang dewasa dituntut untuk selalu kuat.

Namun, kenyataannya tidak ada orang yang sekuat itu setiap saat. Mungkin kamu harus sering menarik napas dalam-dalam serta mengembuskannya perlahan-lahan. Seiring pertambahan usia, dirimu bakal menggarisbawahi enam pelajaran penting berikut. 

1. Perjalanan dan rencana hidup jangan dibicarakan dengan sembarang orang

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Matthew Cain)

Kalau kamu merasa lebih pendiam setelah dewasa, ini lumrah. Sebenarnya sifat aslimu tidak berubah. Jika dirimu suka bercerita, itu akan tetap dilakukan. Bedanya dengan dulu, kini kamu jauh lebih berhati-hati dalam membagikan kisah perjalanan serta rencana hidupmu.

Barangkali dirimu pernah mengatakannya pada sahabat, tetapi responsnya gak sesuai dengan harapanmu. Ketika kamu remaja dulu, rasanya apa saja yang diceritakan olehmu ditanggapi teman-teman secara positif. Mereka terasa sangat suportif.

Tapi sekarang dirimu membicarakannya dengan sesama orang dewasa malah kurang menyenangkan. Orang dewasa tidak lagi sepolos dulu. Kamu mesti siap menerima kritik, penghakiman, bahkan mungkin usaha orang lain buat menjegal rencana hidupmu yang bikin iri. Diam membuatmu lebih aman.

2. Jangan terlalu berharap pada orang lain

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Luis Ruiz)

Kamu akhirnya merasakan perbedaan hubungan pertemanan saat remaja dengan sekarang ketika dirimu telah dewasa. Waktu kalian masih sama-sama remaja rasanya selalu siap buat membantu apa saja. Tidak ada pemikiran macam-macam. Kalian sepertinya solid sekali.

Akan tetapi, pertemanan orang dewasa gak bisa seperti itu. Bukan berarti semua orang lantas berubah jahat atau sama sekali tak peduli padamu. Hanya saja ketika setiap orang dewasa dituntut buat mandiri, otomatis mereka juga membatasi bantuan pada orang lain. 

Tidak ada gunanya kamu merasa sakit hati sebab berpikir mereka jahat padamu. Semua ini hanyalah hal yang alami. Masa dewasa ialah waktunya kamu lebih mengandalkan diri sendiri daripada orang lain di berbagai situasi. Justru harapan yang berlebihan pada orang lain bakal berujung kekecewaan.

3. Teman baik di masa lalu dapat berubah

ilustrasi pertemanan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Perubahan sikapnya padamu bisa sangat drastis. Kalian dahulu akrab, tetapi sekarang ia seakan-akan gak mengenalmu. Pertemanan kalian seolah-olah buku tulis yang sudah dihabis. Dia tidak akan membuka-bukanya lagi. Ia fokus dengan buku barunya. Tak ada namamu di sana.

Terkadang perubahannya malah lebih dari sekadar sikapnya menjadi dingin. Namun, bisa sampai dia seperti melancarkan serangan padamu. Caranya dapat dengan dirinya terus menyindirmu di media sosial atau mengejekmu secara langsung maupun melalui kawan kalian lainnya.

Ternyata bukan hanya dunia kerja yang keras. Pertemanan orang dewasa juga bisa sama saja. Penyebabnya mungkin salah satu di antara berikut.

Dia kini memandangmu sebagai saingan yang harus dikalahkan atau dulu pun sebetulnya ia sudah kurang suka denganmu. Hanya saja waktu itu kedekatan kalian memaksakanya buat lebih menjaga sikap. Sekarang ia merasa lebih bebas dan berani.

4. Naik kelas butuh perjuangan

ilustrasi seorang pria (pexels.com/cottonbro studio)

Di masa dewasa awal hidupmu lagi berat-beratnya. Kamu sedang capek membangun hidup dan berusaha lepas dari bayang-bayang orangtua. Kalau dirimu lahir serta besar di keluarga berada, kamu ingin dikenal tak kalah sukses dari orangtuamu.

Tentu ini butuh kerja keras karena dirimu membandingkan keadaanmu saat ini dengan kemapanan yang telah dicapai keduanya. Tapi kamu lahir di keluarga pas-pasan apalagi kurang secara ekonomi juga punya tantangan sendiri. Dirimu merasa harus dapat mengangkat derajat kedua orangtua juga sekalipun mereka tak minta apa-apa.

Kamu akan sering gelisah dan takut terjebak di kelasmu sekarang. Dirimu tidak pernah punya cukup tabungan, gak tahu akan menua di mana, dan nasibmu bila terjadi sesuatu yang buruk serta butuh banyak biaya. Kamu memacu diri untuk bekerja lebih keras serta mengatur keuangan sedemikian rupa demi mengubah nasib.

5. Jaga kewarasan di tengah adu pencapaian

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/cottonbro studio)

Ketika kamu dan teman-temanmu remaja, barangkali tidak satu pun dari kalian benar-benar peduli siapa menjuarai apa. Juga orangtua siapa yang paling kaya. Kalian bila bertemu sudah otomatis membaur begitu saja. Bahkan orang yang dipuji kerap menolak pujian itu karena ingin terlihat setara dengan kawan-kawannya.

Namun banyak orang dewasa gak mampu lagi bersikap serendah hati ini. Orang dewasa merasa telah habis-habisan bekerja keras sehingga sangat bangga dengan setiap keberhasilannya. Adu pencapaian terjadi di mana-mana. Di sekitarmu orang-orang tidak henti-hentinya saling menimpali.

A bilang baru beli ini, B bilang juga baru beli itu. C bercerita dirinya dipromosikan di kantor, D berkata ia juga sebenarnya hendak dipromosikan tetapi menolak. Mungkin hampir semua kawanmu baik di dunia nyata maupun maya melakukan ini. Jaga kewarasanmu dengan tidak ikut-ikutan serta menepi saja.

6. Lahir sendirian, mati pun sendirian

ilustrasi memotret (pexels.com/Jeff Vinluan)

Mungkin kalimat di atas terasa sangat menakutkan. Namun, kenyataannya memang begitu. Hanya bayi kembar yang lahir sudah punya teman. Lebih banyak bayi lahir sendirian di dunia yang begitu luas dan asing ini. Sampai kelak usianya dicukupkan, setiap jiwa juga kembali pada Pencipta sendirian.

Maka tidak usah kamu terlalu takut dengan kesendirian. Jumlah teman yang berkurang di masa dewasa tak perlu membuatmu cemas dan kehilangan semangat. Termasuk jika kamu belum menikah saat teman-temanmu telah berkeluarga. Itu bukan bukti bahwa kualitas hidupmu kalah dari orang lain.

Semua orang dewasa perlu bersiap menghadapi kesendirian. Bahkan orang yang berumah tangga dan dikaruniai buah hati pun lambat laun sendiri lagi. Pasangan dapat terlebih dahulu berpulang, sedangkan anak-anak merantau dan membangun kehidupan masing-masing. Kamu bakal lebih tenang apabila bersahabat dengan kesendirian daripada berkeras untuk selalu bersama orang lain.

Di masa dewasa kamu akan banyak mengambil kesimpulan dari setiap hal yang dilalui atau terjadi. Dirimu belajar perlahan-lahan tentang cara menjadi pribadi yang betul-betul matang. Kamu membangun identitasmu sendiri yang terlepas dari orangtua maupun teman-teman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team