Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bertengkar dengan teman (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi bertengkar dengan teman (pexels.com/Liza Summer)

Memutuskan hubungan pertemanan, apalagi yang sudah berjalan lama memang gak pernah jadi keputusan yang mudah. Terkadang kamu merasa capek banget, tapi di sisi lain, ada rasa bersalah, takut dianggap drama, atau takut menyesal di kemudian hari kalau memutuskan hubungan pertemanan itu. Sebab, hubungan pertemanan itu memang kompleks. Gak melulu soal "toxic" atau tidak, tapi juga soal kenyamanan, kepercayaan, dan bagaimana perasaan kamu di dalam hubungan itu.

Sebelum memutuskan untuk nge-cut off teman, coba luangkan waktu sebentar untuk berpikir supaya kamu lebih yakin kalau keputusanmu adalah keputusan yang terbaik buat kamu dan buat temanmu. Yuk, simak enam pertimbangan penting ini sebelum kamu memutuskan hubungan pertemanan!

1. Apakah masalahnya sementara atau sudah berulang?

ilustrasi bertengkar dengan teman (pexels.com/RDNE Stock project)

Konflik dalam pertemanan itu wajar terjadi dan bisa diselesaikan dengan duduk bersama. Tapi kalau masalah yang sama terus kejadian, dan kamu sudah berkali-kali memberi sinyal atau ngomong baik-baik tapi gak ada perubahan, itu sudah beda cerita. Kalau temanmu benar-benar peduli biasanya mereka akan memperbaiki sikapnya kalau tahu itu menyakitimu.

Jadi, sebelum benar-benar memutus hubungan, pertimbangkan dulu apakah masalah yang terjadi hanya masalah sepele karena salah paham, atau memang pola yang selalu terjadi? Kalau sudah jadi kebiasaan, mungkin itu memang sinyal kalau hubungan pertemananmu itu sudah gak sehat lagi untuk dilanjutkan.

2. Sudah pernah dikomunikasikan atau belum?

ilustrasi memutuskan hubungan pertemanan (pexels.com/Keira Burton)

Kadang kamu merasa sudah sebel banget dengan temanmu, tapi kalian belum pernah benar-benar ngobrol berdua untuk mendiskusikan masalah itu. Padahal, kemungkinan mereka gak sadar bahwa sikap mereka menyakitimu. Oleh karena itu, komunikasi terbuka penting banget dilakukan sebelum memutuskan buat menjauh.

Kalau kamu sudah coba mengobrol jujur dan tetap nggak ada perubahan, baru kamu bisa bilang kamu sudah berusaha untuk memperbaiki. Tapi kalau kamu langsung menjauh tanpa ngomong dulu, bisa jadi malah menyisakan rasa gak enak di hati, baik buat kamu maupun temanmu.

3. Apakah kamu masih menghargai hubungan itu?

ilustrasi bertengkar dengan teman (pexels.com/Liza Summer)

Rasa sayang atau kenangan lama kadang bikin kita bingung. Tapi penting buat jujur sama diri sendiri: apakah kamu masih menghargai kehadiran dia dalam hidupmu? Atau kamu bertahan cuma karena nostalgia dan rasa gak enak?

Kalau kamu sadar bahwa kamu udah gak bisa menghargai dia sebagai teman, entah karena rasa kecewa yang menumpuk atau hubungan kalian udah berubah terlalu jauh, mungkin waktunya kamu pamit secara pelan-pelan.

4. Apakah bertahan justru bikin kamu kehilangan diri sendiri?

ilustrasi bertengkar dengan teman (pexels.com/Liza Summer)

Pertemanan seharusnya bikin kamu tumbuh, bukan bikin kamu mengecilkan diri sendiri demi diterima. Kalau kamu terus merasa gak bisa jadi diri sendiri, atau harus pura-pura bahagia demi hubungan ini kelihatan baik-baik aja, itu pertanda kamu perlu evaluasi lebih dalam.

Kamu berhak punya teman yang bisa menerima kamu apa adanya, tanpa bikin kamu merasa harus berubah hanya supaya tetap cocok. Jangan sampai kamu bertahan hanya karena takut sendirian, padahal kamu udah kehilangan dirimu sendiri di dalam hubungan itu.

5. Bagaimana kondisi mental dan emosimu selama berteman dengan dia?

ilustrasi bertengkar dengan teman (pexels.com/Liza Summer)

Apakah kamu merasa lega dan tenang setiap kali ngobrol atau ketemu dia? Atau justru cemas, tegang, dan overthinking habis-habisan? Perasaan yang muncul saat kamu bareng seseorang bisa jadi petunjuk besar tentang sehat nggaknya hubungan kalian.

Kalau kamu terus merasa lelah secara emosional, bahkan setelah hal-hal kecil, mungkin itu sinyal tubuh dan pikiranmu yang minta istirahat dari hubungan itu. Kesehatan mentalmu tetap harus jadi prioritas.

6. Apakah kamu siap dengan konsekuensinya?

ilustrasi bertengkar dengan teman (pexels.com/Liza Summer)

Cut off teman berarti kamu juga siap kehilangan sosok yang pernah jadi bagian dari hidupmu. Siap kehilangan cerita, candaan dalam grup chat, atau bahkan momen-momen bareng yang biasa kalian lalui. Kamu juga mungkin harus siap kalau lingkungan sosialmu berubah.

Itulah kenapa keputusan ini harus benar-benar kamu pikirin baik-baik. Tapi kalau setelah semua pertimbangan kamu tetap merasa ini langkah terbaik, berarti kamu sudah cukup dewasa untuk memilih mana hubungan yang layak dipertahankan dan mana yang perlu kamu lepas.

Memutuskan untuk cut off teman bukan berarti membenci atau dendam. Cut off teman juga salah satu bentuk untuk menyelamatkan diri dari hubungan yang sudah toxic. Jadi, kalau kamu sudah mempertimbangkan semuanya dan tahu apa yang kamu butuhkan, jangan takut untuk memilih yang terbaik buat dirimu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team