6 Tips jika Cepat Diberi Momongan meski Berencana Tunda Kehamilan

Rencana setiap pasangan suami istri baru tentu berbeda-beda. Ada pasangan yang begitu menikah ingin langsung punya momongan. Alasannya bisa keduanya menyukai anak-anak, gak ingin jarak usia dengan anak terlalu jauh atau biar sekalian repotnya dan tak lama kemudian anak sudah besar-besar.
Ada juga pasangan yang bukannya tidak menginginkan buah hati, tetapi bermaksud menundanya barang beberapa tahun. Keinginan seperti ini juga ada dasar pemikirannya yang baik.
Misalnya, kamu dan pasangan mau saling beradaptasi dulu sebagai suami istri. Peran baru ini gak sama dengan sekadar berpacaran. Bisa juga kalian sadar belum stabil secara finansial sehingga khawatir cepat punya anak justru hanya akan menyengsarakannya.
Namun, terlepas dari rencana dan usaha kalian buat menunda hadirnya momongan, bagaimana jika kehamilan tetap terjadi? Haruskah kalian marah dan menolaknya? Simak enam tips dan pembahasannya berikut ini.
1. Tetap bersyukur karena anak adalah karunia besar dalam hidup

Terkadang memiliki anak bukan persoalan kalian sebagai pasangan sudah menginginkannya atau belum. Tidak sedikit pasangan suami istri yang telah lama mendambakan buah hati, sangat siap secara mental dan finansial, serta sudah berusaha dengan segala cara, tetapi belum juga mendapatkannya. Maka kalian harus benar-benar memahami betapa setiap kehidupan merupakan anugerah besar di dunia ini.
Anak tidak hadir dalam perkawinan kalian semata-mata karena usahamu bersama pasangan. Ia adalah ketetapan dan pemberian dari Tuhan. Jangan sampai ketika tes kehamilan menunjukkan hasil positif, kalian malah otomatis berkeluh kesah. Kalian lebih pusing memikirkan kenapa itu bisa terjadi, ketimbang terharu karena Tuhan telah memilih kalian sebagai calon ayah dan ibu.
Tuhan memberikan anak pada siapa yang dikehendaki-Nya dan berkuasa pula mengambilnya sewaktu-waktu dengan berbagai cara. Syukuri kehadiran buah hati yang jauh lebih cepat dari rencana kalian. Yakini bahwa Dia lebih tahu saat yang paling tepat buat segala sesuatu. Kalian cukup mengikuti ketetapan-Nya bukan dengan perasaan terpaksa, melainkan justru gembira.
2. Jangan saling menyalahkan dengan pasangan

Bukannya senang dan bersyukur, barangkali kalian justru ingin seketika saling menyalahkan. Seperti istri menyalahkan suami yang gak mau pakai kondom dan tetap meminta hubungan seks walau ia sedang masa subur. Bisa jadi juga suami menyudutkan istri yang lupa meminum pil KB.
Kalau anugerah terbesar dalam hidup berupa munculnya satu kehidupan baru saja bikin kalian bertengkar, bagaimana jika rumah tangga benar-benar diuji dengan hal-hal sulit?
Bukan suami yang gak pakai kondom atau istri yang lupa minum pil KB yang salah dalam hal ini. Kesalahan terbesar justru kalian telah menikah serta melakukan hubungan seks secara aktif, tetapi tidak siap dengan segala konsekuensinya.
Tidak ada alat kontrasepsi ciptaan manusia yang 100% dapat mencegah kehamilan. Bahkan bila komitmen kalian di awal adalah childfree, saat kehamilan tetap terjadi kalian harus bertanggung jawab penuh.
Menerima kehadiran buah hati akan membuat pernikahan kalian makin dipenuhi cinta. Sementara saling menyalahkan bikin kalian sama-sama terluka dan membenci janin yang tidak berdosa.
3. Cek penyebab kalian merasa gak siap

Perasaan tidak siap buat memiliki momongan dalam waktu dekat pasti ada alasannya. Ini yang harus kalian kupas hingga tuntas biar ditemukan dengan jelas. Jangan sampai kalian hanya berputar-putar di alasan yang sebenarnya kurang logis. Seperti kalian merasa masih terlalu muda.
Jika memang kalian berpikir terlalu muda, kenapa menikah? Kalian dapat menunda pernikahan biar ketika anak hadir, kamu dan pasangan sudah siap. Bisa juga kalian selalu mengambinghitamkan kebutuhan hidup saat ini yang makin tinggi. Sementara itu, pendapatan kalian belum bisa mengimbanginya.
Periksa lagi berapa pastinya penghasilan kalian jika digabungkan. Apakah uang sejumlah itu benar-benar gak memungkinkan buat kalian membiayai satu anggota keluarga lagi? Jika penyebab asli dari ketidaksiapan kalian mempunyai momongan ditemukan, pasti ada solusinya selagi janin terus membesar.
4. Gunakan waktu yang ada buat menyiapkan diri sebelum bayi lahir

Mumpung usia kehamilan masih sangat muda, kalian memiliki banyak waktu buat mempersiapkan diri. Memang kehamilan ini cukup mengagetkan kalian yang berencana untuk menunda momongan. Namun, tidak berarti kalian tak akan mampu mengejar ketertinggalan dalam hal persiapan menyambut buah hati.
Misalnya, istri tidak siap karena dalam kontrak kerjanya ia dilarang hamil selama beberapa waktu. Namun, karena kehamilan telanjur terjadi, lebih baik dikomunikasikan dengan atasan. Meski hal ini menyalahi kesepakatan, tentu pihak perusahaan juga tak serta-merta akan menjatuhkan sanksi pemecatan.
Boleh jadi istri hanya akan digeser sementara ke bagian yang tidak berisiko buat ibu hamil. Apabila masalahnya ada di kurangnya kesiapan finansial kalian, suami perlu bekerja lebih keras agar memperoleh pendapatan lebih. Istri tidak dapat dibebani dengan pekerjaan ekstra sebab ia harus menjaga kondisinya dan kandungannya.
5. Jangan ragu berkonsultasi ke orang terdekat atau ahli

Perasaan tidak siap dengan kehadiran momongan kadang gak bisa diatasi berdua saja bareng pasangan. Kalian yang baru menikah beberapa bulan dapat terlibat cekcok dan merasa frustrasi. Padahal, kondisi istri yang sedang hamil juga butuh perhatian lebih.
Daripada kondisi rumah memanas dan kalian salah mengambil keputusan, bicarakan kehamilan tersebut dengan orang-orang terdekat. Tentu mereka harus bukan golongan yang memandang negatif kehadiran anak dalam suatu keluarga apalagi secepat kalian. Kamu dan pasangan butuh orang-orang dengan sudut pandang positif atas kabar kehamilan tersebut.
Katakan pula tentang ketidaksiapan yang dirasakan. Supaya mereka dapat membantu kalian menyambut kelahiran buah hati pertama dengan kesiapan penuh.
Konsultasi dengan dokter kandungan juga wajib dilakukan buat memastikan ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Begitu pula konsultasi dengan psikolog atau psikiater dapat diambil, guna memastikan kalian berhenti merasa cemas serta bahagia akan segera menjadi orangtua.
6. Jangan ada niat sedikit pun buat menggugurkannya

Ini yang paling dikhawatirkan dari ketidaksiapan kalian buat memiliki buah hati. Sekalipun kamu dan pasangan telah resmi menikah, tak menjamin tekad kalian buat mempertahankan kandungan cukup besar. Rasa panik membayangkan hadirnya bayi di antara kalian berdua dapat mendorongmu dan pasangan untuk menggugurkannya.
Ini terlarang buat dilakukan. Kuatkan keimanan kalian dengan doa dan ibadah supaya pikiran jahat seperti itu lenyap. Tidak ada yang bisa menjamin kalian bakal diberi kesempatan kedua untuk mempunyai anak setelah kesempatan pertama disia-siakan. Kalaupun kalian beruntung kelak dapat memiliki anak lagi, penyesalan akan suatu tindakan tetap menyiksa.
Setiap kalian memandang anak yang dilahirkan dengan selamat, seketika bayang-bayang janin yang digugurkan alias kakaknya bakal menyiksa kalian tanpa ampun. Bahkan rasa berdosa terus menghantui hingga kalian tua, sakit-sakitan, serta menjelang ajal. Jaga baik-baik setiap bentuk kehidupan yang dititipkan Tuhan pada kalian. Apalagi ia darah dagingmu dengan pasangan.
Kehamilan sangat mungkin terjadi selama ada pertemuan sel telur dengan sel sperma. Terlepas dari usaha kalian buat mencegah kehamilan, apa yang telah digariskan sebagai takdir bukan untuk ditolak. Sambut kehadiran salah satu bukti cinta kalian dengan penuh bahagia. Percayai bahwa kehadirannya akan mendatangkan lebih banyak berkah dalam keluarga.