6 Wujud Self Sabotage yang Gak Pernah Kita Sadari

Pernahkah kamu merasa seperti ada sesuatu yang menghambatmu meskipun kamu tidak tahu apa itu? Terkadang, kita tanpa sadar melakukan tindakan-tindakan yang merugikan diri sendiri, yang dikenal sebagai self-sabotage.
Self-sabotage bisa datang dalam berbagai bentuk dan seringkali sulit untuk kita identifikasi. Berikut enam wujud self-sabotage yang sering terjadi dan cara mengatasi mereka. Yuk, mari kita kenali lebih jauh!
1. Overthinking

Salah satu bentuk self-sabotage yang paling umum adalah overthinking atau berpikir terlalu banyak. Ketika kamu terlalu banyak memikirkan sesuatu, kamu cenderung membuat situasi terasa lebih sulit daripada seharusnya. Overthinking membuatmu terjebak dalam lingkaran pikiran negatif dan membuat pengambilan keputusan menjadi sulit.
Untuk mengatasi masalah ini, cobalah untuk mengidentifikasi kapan kamu mulai overthinking dan berusaha mengalihkan pikiranmu dengan kegiatan yang positif, seperti olahraga atau hobi yang kamu sukai. Selain itu, berbicaralah dengan orang terdekatmu tentang perasaan dan kekhawatiranmu. Terkadang, mendapatkan sudut pandang dari orang lain bisa membantu melihat situasi dengan lebih objektif dan mengurangi beban pikiranmu.
2. Punya ekspektasi berlebihan

Ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri bisa menjadi bentuk self-sabotage yang serius. Memiliki standar yang tidak realistis membuatmu selalu merasa tidak puas dengan dirimu sendiri, meskipun kamu telah mencapai hal-hal besar. Kamu merasa gagal bahkan ketika mencapai kesuksesan karena ekspektasimu tidak pernah terpenuhi sepenuhnya. Untuk mengatasi masalah ini, cobalah untuk merenungkan ekspektasi apa yang realistis dan sesuai dengan kemampuan dan potensimu.
Berhenti membandingkan dirimu dengan standar yang tidak mungkin dicapai oleh siapa pun. Alihkan fokusmu pada pencapaianmu sendiri dan hargai progres yang sudah kamu buat. Menghargai diri sendiri adalah langkah pertama untuk mengatasi ekspektasi berlebihan yang bisa merusak kebahagiaan dan kepuasan hidupmu.
3. Mengisolasi diri dan gak meminta bantuan

Menghadapi masalah sendirian tanpa meminta bantuan orang lain bisa menjadi bentuk self-sabotage. Kadang-kadang, kita merasa malu atau takut untuk membagikan masalah kita kepada orang lain, sehingga kita memilih untuk menghadapinya sendirian. Namun, mengisolasi diri dan menahan beban sendirian hanya membuatmu merasa lebih stres dan tidak mendapat solusi yang tepat.
Belajarlah untuk meminta bantuan saat kamu merasa kesulitan. Bicarakan perasaanmu dengan orang yang kamu percayai, seperti teman dekat atau anggota keluarga. Jangan merasa lemah atau malu karena meminta bantuan, karena sebenarnya itu adalah tanda keberanian untuk mengakui bahwa kamu butuh dukungan dari orang lain.
4. Hidup di masa lalu

Ketika kamu terus-menerus mengingat kesalahan dan kegagalan di masa lalu, kamu tidak memberi dirimu kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Hidup di masa lalu adalah bentuk self-sabotage yang menghalangi kemajuanmu. Melupakan masa lalu bukan berarti melupakan pelajaran yang kamu peroleh, namun berarti tidak membiarkan kesalahan masa lalu menghantui keputusan dan tindakanmu saat ini.
Untuk mengatasi self-sabotage ini, cobalah untuk menerima masa lalu sebagai bagian dari perjalananmu. Pelajari pelajaran dari kesalahanmu dan gunakan pengalaman tersebut untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan. Setiap orang melakukan kesalahan, yang penting adalah bagaimana kamu belajar dan tumbuh dari mereka.
5. Mencoba mengendalikan apa yang gak bisa dikendalikan

Ketidakpastian adalah bagian alami dari kehidupan, namun terkadang kita merasa cemas dan tidak nyaman saat tidak bisa mengendalikan segala sesuatu. Kita berusaha mengendalikan situasi dan orang lain, meskipun sebenarnya banyak hal yang di luar kendali kita. Mencoba mengendalikan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan hanya akan meningkatkan stres dan kecemasan.
Cara mengatasi self-sabotage ini adalah dengan menerima ketidakpastian sebagai bagian dari hidup dan belajar untuk merespons secara fleksibel terhadap perubahan. Alihkan fokusmu pada hal-hal yang dapat kamu kontrol, seperti sikap dan tindakanmu sendiri. Dengan mengubah cara berpikirmu tentang ketidakpastian, kamu akan merasa lebih tenang dan dapat menghadapi situasi tak terduga dengan lebih baik.
6. Membandingkan diri dengan orang lain

Mencoba untuk mengukur kebahagiaanmu dengan kesuksesan dan pencapaian orang lain adalah bentuk self-sabotage yang merugikan. Setiap orang memiliki perjalanan dan waktu yang berbeda-beda untuk mencapai tujuannya. Membandingkan dirimu dengan orang lain hanya membuatmu merasa tidak berharga dan meragukan kemampuanmu sendiri.
Untuk mengatasi self-sabotage ini, belajarlah untuk menghargai perjalanan dan pencapaianmu sendiri tanpa membandingkannya dengan orang lain. Setiap orang memiliki keunikan dan potensi masing-masing. Fokuslah pada tujuanmu sendiri, tanamkan keyakinan pada dirimu sendiri, dan berusaha untuk menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri.
Dalam mengatasi self-sabotage, yang penting adalah mengenali pola-pola perilaku negatif dan berusaha untuk mengubahnya dengan sikap yang lebih positif. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki tantangan dan ketidaksempurnaan dalam hidupnya. Melalui kesadaran diri dan upaya untuk mengatasi self-sabotage, kamu bisa membangun kepercayaan diri, meningkatkan kebahagiaan, dan meraih kesuksesan sesuai dengan potensimu. Semoga artikel ini memberimu wawasan dan motivasi untuk mengatasi self-sabotage dan mengembangkan diri menuju versi terbaikmu.