Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi budgeting gagal (pexels.com/KaboomPics)

Intinya sih...

  • Terlalu ideal dan tidak realistis dalam membuat budgeting dapat menyebabkan stres karena tidak sesuai dengan kebutuhan sehari-hari.

  • Memiliki tujuan yang jelas dalam membuat budgeting dapat memberikan motivasi dan fokus dalam mengatur uang secara lebih efektif.

  • Mencatat pengeluaran kecil sangat penting untuk menghindari kebocoran anggaran, serta pentingnya menyiapkan dana darurat untuk situasi mendesak.

Pernah gak sih kamu berniat banget bikin budgeting setiap awal bulan, tapi baru seminggu udah berantakan? Udah bikin tabel yang rapi atau bagi-bagi uangnya sesuai kategori, bahkan sempat simpan di amplop biar lebih tertib. Tapi entah kenapa, tetap aja dompet cepet kosong dan saldo tabungan gak nambah-nambah. Kalau kamu ngerasain hal serupa, tenang aja, kamu gak sendirian!

Budgeting itu gampang di teori, tapi susah banget di praktiknya. Banyak orang mengalami kegagalan karena hal-hal kecil yang gak disadari. Kadang bukan karena kita boros, tapi karena cara mengatur uangnya kurang tepat. Supaya gak terus-terusan gagal, kenali tujuh alasan kenapa budgeting sering banget gak berhasil. Simak artikelnya sampai tuntas, yuk!

1. Terlalu ideal dan tidak realistis

Ilustrasi seorang wanita di depan laptop (pexels.com/Anna Shvets)

Banyak orang semangat banget waktu bikin budgeting. Misalnya langsung potong anggaran nongkrong, bahkan stop langganan streaming. Niatnya sih biar hemat maksimal, tapi kalau terlalu ekstrem, ujung-ujungnya malah jadi beban. Gaya budgeting yang terlalu ketat ini sering banget bikin stres karena gak sesuai sama kebiasaan dan kebutuhan sehari-hari.

Padahal, budgeting yang baik itu harus realistis dan bisa dijalankan dalam jangka panjang. Kalau kamu biasa jajan kopi tiap hari, ya gak apa-apa kalau dikuranginya pelan-pelan, bukan langsung dihilangkan total. Sama kayak diet, kalau terlalu ketat, biasanya malah gampang gagalnya. Jadi, sesuaikan anggaran dengan gaya hidupmu sekarang, lalu pelan-pelan dibenahi.

2. Gak punya tujuan yang jelas

ilustrasi tujuan finansial (pexels.com/RDNEStockProject)

Budgeting tanpa tujuan itu ibarat jalan-jalan tanpa tau mau ke mana, capek iya, sampai tujuan enggak! Banyak orang bikin anggaran cuma karena iseng aja, tapi gak tau jelas sebenarnya buat apa. Padahal, punya tujuan bikin kamu lebih semangat dan fokus dalam mengatur uang.

Coba deh pikirin, kamu mau nabung buat apa? Traveling, dana darurat, beli gadget baru, atau biar aman setiap bulan? Dengan punya tujuan yang spesifik, kamu jadi punya motivasi buat patuh sama budget. Bahkan pas ada godaan belanja, kamu bisa ingat lagi tujuanmu da lebih kuat bilang “enggak dulu, deh!”

3. Tidak mencatat pengeluaran kecil

ilustrasi pengeluaran kecil (pexels.com/Lukas)

Sering kali, yang bikin budget jebol itu bukan pengeluaran besar, tapi yang kecil-kecil dan gak berasa. Misalnya, beli kopi Rp20 ribu, jajan Rp20 ribu, atau beli YouTube member Rp15 ribu. Semuanya tuh kelihatan receh, tapi kalau tiap hari, bisa bikin dompet tipis tanpa kamu sadari. Karena kalau gak dicatat, pengeluaran ini sering hilang begitu saja dan bikin bingung pas akhir bulan.

Maka dari itu, penting banget buat mulai rajin nyata, sekecil apa pun pengeluarannya. Gak harus ribet kok, cukup pakai aplikasi catatan di HP atau aplikasi budgeting gratisan. Dengan begitu, kamu bisa lebih sadar ke mana larinya uangmu. Kadang, cuma dari nyatat saja, kamu udah bisa ngerem pengeluaran karena jadi lebih “melek” finansial.

4. Lupa sisihkan untuk dana darurat

ilustrasi dana darurat (pexels.com/Ahsanjaya)

Satu kesalahan yang sering banget terjadi adalah lupa menyiapkan dana darurat. Banyak orang meremehkan hal ini karena menyepelekan, padahal hidup gak selalu bisa diprediksi. Tiba-tiba motor mogok, harus beli obat, atau ada undangan kondangan mendadak. Semuanya butuh uang dan bisa bikin budgeting berantakan kalau gak ada cadangan dana. 

Dana darurat itu kayak payung pas hujan, gak selalu kepake, tapi bakal nyelametin kamu di saat genting. Idealnya sih, kamu bisa sisihkan sekitar 10 persen dari penghasilan buat dana darurat ini. Gak harus langsung besar, yang penting rutin. Jadi, pas ada pengeluaran mendadak, kamu gak perlu ngubek-ngubek budget bulanan atau malah ngutang.

5. Terlalu kaku dan tidak fleksibel

ilustrasi budgeting (pexels.com/MikhailNilov)

Banyak orang mengira budgeting itu harus super ketat dan gak boleh dilanggar sama sekali. Akhirnya, mereka bikin aturan yang kaku banget. Misalnya, cuma boleh jajan seminggu sekali atau nol hiburan sama sekali. Masalahnya, hidup gak selalu sesuai rencana. Kalau ada acara dadakan atau mood lagi turun dan butuh self-reward, aturan yang terlalu kaku malah bikin stres dan ngerasa bersalah.

Padahal, budgeting yang baik itu justru fleksibel. Kamu boleh kok alokasikan dana untuk hal-hal tak terduga atau kebutuhan emosional kayak nonton bioskop atau jajan sesekali. Kasih ruang untuk “pengeluaran spontan uhuy” dalam budget kamu, asal jumlahnya terkendali. Dengan begitu, kamu tetap bisa menikmati hidup tanpa keluar dari ‘jalur’ keuangan yang sehat.

6. Tidak dievaluasi secara berkala

ilustrasi budgeting (pexels.com/AndreaPiacquadio)

Bikin budget itu baru langkah awal, tapi banyak orang berhenti di situ dan gak pernah ngecek lagi. Padahal, budgeting itu harus dievaluasi secara rutin, entah mingguan atau minimal bulanan. Tanpa evaluasi, kamu gak tauh apa yang berhasil dan apa yang bocor. Bisa jadi ada pos pengeluaran yang ternyata kecil atau malah terlalu besar dan perlu disesuaikan.

Evaluasi juga bikin kamu lebih sadar sama pola belanja dan bisa belajar dari kesalahan bulan sebelumnya. Misalnya, bulan ini kamu kehabisan uang karena over budget di makanan, berarti bulan depan bisa coba atur ulang alokasinya. Dengan evaluasi, budgeting jadi proses yang hidup dan terus berkembang, bukan sekadar aturan yang bikin kamu capek sendiri, ya!

7. Kurang disiplin dan mudah tergoda

ilustrasi belanja online (pexels.com/AndreaPiacquadio)

Godaan itu datang dari mana-mana, diskon online seperti promo buy 1 get 1 atau konten di TikTok yang menggoda untuk checkout. Kadang kita udah tahu harusnya nahan diri, tapi ujung-ujungnya tetap klik “checkout” juga. Nah, kurangnya disiplin inilah yang sering bikin budgeting gagal, walaupun rencana di awal bulan udah rapi dan niatnya udah kuat.

Biar gak gampang tergoda, kamu bisa coba beberapa trik kecil kayak pakai sistem cash envelope, unfollow akun-akun yang bikin lapar mata, atau kasih jeda 24 jam sebelum beli sesuatu. Intinya, budgeting itu soal kebiasaan dan pengendalian diri. Gak harus sempurna, tapi kalau kamu terus latihan disiplin, lama-lama akan terbentuk pola yang bikin keuanganmu lebih stabil dan terarah. 

Budgeting sebenarnya bukan tentang menekan pengeluaran sekeras mungkin, tapi tentang mengenal kebiasaan finansial diri sendiri dan belajar mengaturnya secara bijak. Gagal di awal bukan berarti kamu gak bisa sukses ke depannya. Justru dari kegagalan-kegagalan kecil itu kamu bisa belajar strategi yang lebih pas dan realistis. Semoga artikel ini membantu kamu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team