Ada hal menarik saat bicara perumahan dan arsitektur di Jepang. Melansir tulisan Kaley Overstreet di Archdaily, perumahan di Jepang cenderung mengalami penurunan nilai atau harga tiap tahunnya setelah ditempati. Inilah yang kemudian membuat bisnis kontraktor dan arsitektur berkembang pesat karena banyak permintaan untuk membangun ulang rumah-rumah lawas dengan desain custom.
Hal ini diamini pula oleh Melissa Mitchell dari University of Illinois at Urbana-Champaign dalam tulisannya di Phys.org yang berargumen bahwa tren konstruksi ulang di Jepang didorong oleh tiga faktor. Pertama, dampak dari pertumbuhan ekonomi atau pendapatan penduduk, kepentingan politik (untuk memungkinkan keberlanjutan proyek dan perputaran uang), serta yang terakhir gaya hidup.
Dampaknya pun terasa dari segi desain. Kita banyak melihat rumah-rumah atau bangunan Jepang yang mencerminkan perpaduan antara modernitas dan tradisi. Ini kemudian memunculkan istilah baru seperti Japandi, yaitu perpaduan antara minimalisme-modern Skandinavia dengan elemen rustic tradisional ala Jepang.
Kamu bisa mulai dari hal paling mendasar terlebih dahulu ketika akan memasukkan sentuhan Japandi di rumah. Misalnya dari elemen pintu yang inspirasinya sudah dikurasi di bawah ini.