7 Penyebab Sulit Bergaul, Kaku dan Menarik Diri dari Orang Lain

Kadang ada orangtua yang terlalu khawatir saat anak bersama orang lain. Bahkan sekalipun itu masih keluarga, seperti kakek atau neneknya. Alasannya pun macam-macam, dari yang logis sampai sekadar kecurigaan berlebihan.

Akibatnya, anak menjadi gak terbiasa bergaul dengan selain keluarga inti. Saat anak beranjak remaja dan makin suka menghabiskan waktu dengan gadget-nya, orangtua juga gak mengingatkannya akan pentingnya bersosialiasi dengan teman.

Orang yang seperti ini biasanya gak pernah mau repot-repot mencari tahu dengan siapa sebenarnya ia sedang berhadapan. Sekilas saja melihat, dia bisa langsung mengambil kesimpulan kalau mereka gak selevel dengannya.

Kecuali dia benar-benar sedang berhadapan dengan pejabat atau orang yang terkenal, barulah dia menunjukkan sikap ramah. Sekalipun tentu saja, sikap ramahnya kelihatan banget dibuat-buat.

Siapa sih, yang nyaman berada di dekat orang yang galak? Makin galak makin dijauhi. Berada di dekatnya membuat siapa pun gak pernah bisa tenang. 

Ada sedikit saja yang gak sesuai dengan keinginannya, emosinya seketika meledak. Selain bikin orang yang dimarahi tertekan, tentu juga malu karena kemarahannya bisa menyedot perhatian orang banyak. Dari raut wajahnya saja sudah tampak menyeramkan!

Orang yang terlalu percaya diri mungkin juga akan mengalami kesulitan untuk diterima dalam pergaulan. Sebab dia malah bisa gampang meremehkan orang. Demikian juga orang yang kepercayaan dirinya kurang.

Belum apa-apa, dia sudah ragu saat hendak mencoba berbicara dengan orang lain. Terlebih jika itu sebuah kelompok. Takut obrolannya gak akan nyambung, dianggap aneh, dan sebagainya.

Orang yang seperti ini mungkin gak mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan pertemanan yang baru. Namun masalahnya, pertemanannya dengan siapa pun gak bisa bertahan lama.

Sebab sebentar kemudian, pasti ada saja masalah di antara mereka. Masalah yang sebenarnya kecil saja, tetapi ditanggapinya dengan sangat serius. Responsnya yang berlebihan bisa membuat kesal siapa pun hingga pertemanan berakhir.

Mungkin dia memang punya pengalaman buruk terkait hal ini. Gak cuma sekali melainkan berkali-kali. Sehingga dia curiga semua orang yang mendekatinya selalu memiliki maksud tertentu, gak tulus.

Maka dia menjaga jarak dari semua orang. Dia gak cukup peduli apakah pada akhirnya dia sendiri akan membutuhkan mereka atau gak. Yang dia yakini hanyalah orang lainlah yang selalu punya kepentingan atas dirinya.

Ini biasanya terjadi tanpa disengaja. Dia sendiri mungkin kurang menyadari akibat dari kesibukannya yang begitu tinggi dan jarang sekali bertemu orang. Misalnya, pekerjaannya sangat individual.

Pun setiap hari bekerja dari rumah dan dia tinggal sendiri. Tentu gak semua orang yang bekerja dengan cara begini akan kehilangan kemampuan bergaul. Akan tetapi perlu juga diwaspadai, terlebih jika sekadar berkomunikasi via telepon dengan teman atau keluarga pun jarang.

Menjaga keterhubungan dengan orang lain memang penting. Apa pun tipe kepribadian kita, kita tetap butuh bergaul. Cara bergaul dan banyaknya teman tentu boleh bervariasi. Namun jangan sampai kita menarik diri dari pergaulan.

Selain bakal bikin kita kesepian dan kurang bahagia, rezeki pun bisa ikut seret. Sebab pada dasarnya, gak ada pekerjaan yang bisa sepenuhnya dilakukan sendiri, selalu butuh kerja sama dengan orang lain. Makin kita luwes dalam bergaul, rezeki pun akan makin lancar.