Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi laki-laki menemui psikolog (pexels.com/Timur Weber)

Laki-laki cenderung lebih sulit mengekspresikan perasaan mereka atau membagikan masalah mereka dibanding perempuan. Hal tersebut diperparah dengan budaya toxic masculinity yang menekankan bahwa laki-laki haruslah kuat dan gak boleh cengeng.

Akibatnya, laki-laki lebih rentan melakukan tindakan bunuh diri dibanding perempuan. Bahkan dalam studi yang dilakukan American Foundation for Suicide Prevention, ditemukan bahwa pada tahun 2020, laki-laki 3,88 kali lebih banyak melakukan bunuh diri dibanding perempuan.

Nah, daripada memendam terus perasaan dan masalah yang mengusik, gak perlu malu mengunjungi ahli. Berikut ada beberapa alasan cowok gak perlu malu ke psikolog, bukan tanda lemah, lho!

1. Memiliki sisi emosional adalah wajar dan bukan tanda lemah

ilustrasi laki-laki menahan tangis (unsplash.com/Amin Moshrefi)

Seringkali meminta bantuan dan pergi terapi dianggap sebagai tanda lemah. Padahal, memiliki sisi emosional adalah wajar dan bukan hal yang bisa dihilangkan. Selain itu, manusia memang gak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

Jenika Rufer, seorang terapis di laman Dakota Family Services justru berpendapat bahwa pergi terapi adalah bukti kalau kamu kuat karena kamu sudah memutuskan untuk kembali mengambil alih hidupmu. Pergi ke psikolog juga menandakan kamu sudah memutuskan untuk mengubah hidupmu jadi lebih baik dan kamu ingin seseorang yang bisa membantumu berubah menjadi versi terbaik dirimu.

"Memutuskan untuk pergi terapi adalah langkah awal yang besar untuk kesejahteraan. Mengambil langkah tersebut dan meminta dukungan membutuhkan banyak keberanian yang merupakan sesuatu yang bisa kamu banggakan," tambahnya.

2. Apa yang kamu rasakan itu nyata

Editorial Team

Tonton lebih seru di