Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tersenyum (pexels.com/ Mellamed)
ilustrasi tersenyum (pexels.com/ Mellamed)

Hidup mempertemukan kita dengan berbagai orang, situasi, keadaan, bahkan perlakukan. Kita tidak selalu menemui perlakuan baik dari orang lain. Ada kalanya kita disakiti, dikhianati, atau tidak dihargai, dan itu semua adalah bagian hidup yang tak bisa kita pilih. Situasi seperti ini seringkali membuat hati kita goyah.

Terkadang, muncul dorongan untuk membalas perlakuan buruk yang kita terima. Di tengah itu semua, memilih untuk tetap berbuat baik bukanlah sekadar tindakan yang bijak, tetapi juga membawa banyak manfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

Walau hati kita mungkin menolak, delapan alasan berikut bisa menjadi pegangan tentang betapa pentingnya berbuat baik meskipun disakiti.

1. Menjaga keseimbangan emosi

ilustrasi perempuan tersenyum. (pexels.com/Daniel Xavier)

Ketika memilih untuk tetap berbuat baik, sebetulnya kita sedang menjaga diri dari amarah dan dendam yang berlebihan. Emosi negatif nggak cuma melelahkan secara mental, tetapi juga berdampak buruk bagi kesehatan fisik.

Dengan membalas keburukan dengan kebaikan, kita telah membebaskan diri dari beban emosi yang tidak perlu, dan hal itu justru memungkinkan kita untuk menjalani hidup dengan lebih tenang dan damai.

Selain itu, kebaikan yang dilakukan juga bisa menciptakan perasaan positif dalam diri sendiri. Meskipun disakiti, memilih untuk tetap bersikap baik memberikan kita kendali dalam menghadapi situasi dan memperkuat keseimbangan batin. Hal ini adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari energi negatif yang datang dari luar, sebab kita terfokus pada diri sendiri.

2. Menjadi versi terbaik diri sendiri

ilustrasi tersenyum (pexels.com/ Andrea Piacquadio)

Tindakan kita mencerminkan siapa kita sebenarnya. Diri kita tidak pernah tercermin dari bagaimana cara orang lain memperlakukan kita. Dengan tetap berbuat baik meskipun disakiti, kita menunjukkan bahwa nilai-nilai kebaikan yang kita anut tidak mudah goyah. Hal ini adalah bukti kekuatan karakter dan integritas pribadi.

Bersikap baik juga membawa kita menjadi versi terbaik diri sendiri sebab kita bertindak sesuai dengan prinsip yang kita yakini, bukan reaksi sesaat terhadap tindakan orang lain.

Ingatlah selalu, ada banyak hal yang tidak bisa dikendalikan di dunia ini, salah satunya adalah sikap dan tindakan orang lain kepada kita. Menjaga martabat diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri adalah sesuatu yang bisa kita kontrol, dan hal itu jauh lebih berharga daripada membalas dendam.

3. Menginspirasi perubahan

ilustrasi bersikap baik (pexels.com/ Daniel Xavier)

Terkadang, keburukan yang dilakukan orang lain lahir dari luka yang mereka alami. Kita tak pernah tahu pengalaman apa yang telah mereka lewati dan membentuk diri mereka saat ini. Dengan membalas perlakuan buruk dengan kebaikan, kita menunjukkan bahwa ada cara lain untuk menghadapi dunia. Hal ini bisa membuka hati mereka dan menginspirasi perubahan dalam sikap atau perilaku mereka di masa depan.

Lebih jauh lagi, kebaikan selalu memiliki efek domino. Satu tindakan baik dapat memicu rantai kebaikan yang diharapkan atau tidak bisa terjadi lebih luas. Efek domino ini seperti hukum alam yang terjadi secara otomatis.

Terlebih di era digital saat ini di mana hal baik bisa menyebar dengan begitu cepatnya. Kita bisa mengubah lingkungan sosial menjadi tempat yang lebih positif dengan tindakan-tindakan kita.

4. Mengurangi lingkaran negatif

ilustrasi tersenyum. (pexels.com/ Vincius Wiesehover)

Membalas keburukan dengan keburukan hanya akan menciptakan lingkaran negatif tak pernah tuntas. Situasi seperti ini tidak akan pernah berujung pada penyelesaian. Oleh karena itu, setiap tindakan kebaikan kita akan membawa arti bagi sekitar, bahkan bisa jadi memutus rantai keburukan tersebut.

Sebagai contoh, jika terjadi tindakan perundungan di sekitarmu, mungkin di lingkungan kerja, kuliah atau sekolah. Hal itu akan terus berulang selama tidak ada orang-orang yang memutuskan untuk mengubah perilaku tersebut.

Tindakan baik yang dilakukan secara konsisten juga bisa menciptakan suasana yang lebih harmonis. Lingkungan yang penuh kebaikan akan membawa manfaat tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di sekitar kita. Ingat, fokuslah pada apa yang bisa kita lakukan, bukan pada perlakuan orang kepada kita.

5. Berbuat baik itu menguatkan

ilustrasi bersikap baik (Matheus Ferrero)

Mampu berbuat baik ketika disakiti adalah tanda bahwa kita memiliki kekuatan batin yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak membiarkan orang lain mengendalikan respons kita.

Sebaliknya, kita memilih untuk bertindak berdasarkan prinsip dan nilai-nilai yang kita yakini. Merespons dengan buruk bisa jadi adalah tindakan yang mereka harapkan. Jadi, jangan pernah berikan diri kita dalam kendali mereka.

Berhasil mempertahankan kebaikan di tengah kesulitan juga akan menjadikan diri kita lebih kuat dan lebih percaya diri. Proses ini bisa memperkaya diri secara mental dan emosional, sehingga membuat kita lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.

Sebab, setelah kita berhasil melewati satu tantangan dalam hidup, akan ada tantangan-tantangan lainnya di depan. Belajarlah dari apa yang bisa dihadapi hari ini.

6. Kebaikan mendatangkan kedamaian

ilustrasi bersikap baik (pexels.com/ Kindel Media)

Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada mengetahui bahwa kita telah melakukan hal yang benar, meskipun dalam situasi sulit. Ketika kita memilih untuk berbuat baik, hati kita menjadi lebih damai. Kita tidak perlu menyesali tindakan buruk atau menanggung rasa bersalah karena respons yang tidak sesuai, atau karena sikap serupa yang bisa merugikan orang lain.

Pahamilah prinsip hidup di mana apa yang telah kita lakukan akan kembali pada diri kita lagi. Semua sikap baik akan kembali kepada diri kita sebagai kebaikan, begitupula sebaliknya.

Jika kita ingin mendapatkan ketenangan batin dan kedamaian, janganlah memikirkan hal-hal buruk sebab hal itu hanya akan mencuri kebahagiaan dari diri kita. Berbuat baik bukanlah karena sebuah alasan, berbuat baik adalah keharusan untuk diri sendiri.

7. Pahami hukum tabur tuai

ilustrasi bersikap baik (pexels.com/ Elle Hughes)

Banyak orang menggaungkan hukum tabur tuai dalam kehidupan. Apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai. Menerapkan hal ini bukan sebagai sebuah ucapan, melainkan tindakan nyata adalah cara kita memahami prinsip hidup tersebut. 

Tindakan baik yang kita lakukan, meskipun tidak langsung dihargai, akan kembali kepada kita dalam bentuk yang sering tak terduga. Alam semesta selalu memiliki cara untuk mengembalikan energi positif yang kita sebarkan.

Lebih dari itu, percaya pada hukum tabur tuai membuat kita tetap termotivasi untuk berbuat baik. Mungkin hal ini tak banyak kita sadari, tetapi jika berbuat baik dianggap melelahkan, maka berbuat buruk pun sama melelahkannya, bahkan terkadang lebih menguras emosi dan pikiran. Fokuskan diri pada hal-hal baik yang mampu kita lakukan, bukan yang kita harapkan.

8. Berbuat baik adalah wujud pengampunan

ilustrasi tersenyum. (pexels.com/Fauxels)

Mengampuni bukan berarti membenarkan perbuatan buruk orang lain, tetapi melepaskan beban emosional dari hati kita. Ketika kita tetap berbuat baik, kita menunjukkan bahwa kita telah melepaskan rasa sakit itu dan memilih untuk maju dengan cara yang lebih sehat.

Pengampunan adalah hadiah yang kita berikan untuk diri sendiri. Jangan pelihara luka batin terus-menerus. Mengampuni justru menjadi langkah untuk menyembuhkan luka batin dan menciptakan ruang bagi hal-hal yang lebih positif dalam hidup kita.

Berbuat baiklah, meskipun kita disakiti. Berbuat baik memang tidak selalu mudah, tetapi pilihan ini selalu berharga. Dalam setiap kebaikan yang kita lakukan, kita tidak hanya memperkuat diri sendiri tetapi juga membawa energi positif ke dunia di sekitar kita.

Ingatlah, tidak ada kebaikan yang sia-sia. Dan tidak ada satu perbuatan burukpun yang tiadk diganjar. Tetaplah memilih menjadi pribadi yang baik, karena dunia selalu membutuhkan lebih banyak kebaikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team