6 Akibat Terobsesi Kaya di Usia Muda, Gak Terwujud Bikin Stres

- Bekerja terlalu keras sampai tidak bisa menikmati hidup
- Melakukan segala cara yang menjanjikan cuan gede
- Susah mewujudkan impian, jadinya cuma sok kaya
Siapa yang tidak menginginkan kekayaan? Tentu hampir semua orang ingin kaya karena harta membuat hidup lebih terjamin. Akan tetapi, keinginan menjadi orang kaya jangan sampai bikin kamu terobsesi.
Kalau dirimu sekadar ingin hidup lebih mapan, ini bagus. Usaha buat bikin hidup lebih mapan pasti juga membuatmu lebih berkembang. Akan tetapi, obsesi adalah keinginan yang sangat kuat sehingga pikiran seakan-akan gak bisa beralih sejenak ke hal-hal lain.
Obsesi menjadi kaya raya di usia muda dapat berakibat kurang baik. Singkatnya waktu untuk berproses dan besarnya hasil yang diharapkan menjebakmu dalam kecemasan yang tak berkesudahan. Lindungi dirimu dari enam akibat terobsesi kaya di usia muda menurut penjelasan di bawah ini.
1. Bekerja terlalu keras sampai tidak bisa menikmati hidup

Jika kamu tidak memperoleh warisan, undian, atau menikah dengan orang kaya; kekayaan cuma bisa diperoleh dengan kerja keras. Tambah besar keinginanmu akan harta, tambah gede juga effort yang mesti dilakukan. Dirimu tidak sekadar mewajibkan diri untuk selalu produktif.
Namun, sudah masih kategori toxic productivity. Ada rasa bersalah ketika kamu mengambil waktu istirahat. Maka dirimu memangkasnya sampai sesedikit mungkin demi terus bekerja. Warna-warni kehidupan sudah tak tampak olehmu.
Hidup menjadi kehilangan keindahannya di matamu. Kamu hanya merasakan tekanan besar buat menjadi sekaya mungkin dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Pressure itu datang dari diri sendiri sehingga kamu pula yang mesti bisa mengatasinya.
2. Melakukan segala cara yang menjanjikan cuan gede

Biar bisa kaya memang harus kreatif. Kalau bekerja biasa sulit untuk membuatmu cepat kaya, artinya kamu perlu melakukan terobosan. Namun, terobosan seperti apa yang diambil? Seharusnya tetap memperhatikan caranya baik atau buruk.
Terobosan yang positif misalnya dengan bekerja sampingan, bikin usaha, atau sabar berinvestasi di instrumen yang aman dan kasih kamu pendapatan tambahan. Akan tetapi, obsesi untuk kaya di usia muda kerap membuat orang gak bisa sesabar itu. Terobosan yang diambil menghalalkan segala cara.
Dirimu dapat melakukan korupsi dengan memanipulasi data dan laporan keuangan. Bisa juga terporosok investasi bodong yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu sangat singkat. Obsesi akan kekayaan menyulitkanmu untuk berpikir panjang.
3. Susah mewujudkan impian, jadinya cuma sok kaya

Makin muda target usia yang ditetapkan untukmu menjadi kaya raya, makin sulit terealisasikan. Beberapa orang mungkin bisa. Namun, bukan berarti semua orang dapat mencapainya sekeras apa pun usaha yang dilakukan.
Apabila kamu tidak mampu memenuhi target itu pasti tingkat stresmu tinggi sekali. Keinginan untuk kaya gak berkurang, tapi caranya yang seolah-olah tak ada lagi. Lalu muncul pemikiran yang lebih gampang dilakukan. Yaitu, dengan dirimu berlagak sudah kaya.
Penampilan dan ucapan diatur sedemikian rupa guna mengesankan kamu berada di kelas ekonomi yang lebih tinggi. Kamu seperti bermain-main di dunia khayalan sampai lupa bahwa sebenarnya dirimu bisa kaya sungguhan. Asalkan kamu lebih tenang dan kasih waktu lebih buat berproses.
4. Selalu merasa gagal dan miskin

Padahal, dirimu sebenarnya gak gagal dan miskin. Pekerjaanmu berjalan baik-baik saja. Tak ada surat peringatan yang dilayangkan ke mejamu. Kamu juga tidak bisa digolongkan miskin dengan pendapatan yang masih rutin diterima.
Dirimu dapat makan dengan layak bahkan mampu membeli sejumlah keinginan. Kamu hanya belum sekaya impian. Obsesi terhadap kekayaan membuatmu mengejar kesempurnaan dari segi materi.
Sedikit saja kamu merasa tidak perfect, pandangan terhadap diri sendiri menjadi amat negatif. Sedikit-sedikit dirimu merasa gagal. Gagal punya uang 100 juta di usiamu sekarang. Gagal membangun usaha yang membuatmu siap resign. Bahkan pendapatan yang sebetulnya cukup-cukup saja buat memenuhi berbagai kebutuhanmu mulai tampak gak layak.
5. Mengambil risiko yang terlalu besar sampai bikin bangkrut

Kalau kamu sama sekali tidak berani mengambil risiko, hidupmu pasti sulit maju. Akan tetapi, risiko yang diambil hendaknya diperhitungkan dengan baik. Ketika dirimu terobsesi menjadi kaya di umur semuda mungkin, kamu dapat bertindak gegabah.
Contohnya, dirimu menginvestasikan seluruh tabungan. Dasar pemikirannya, kian banyak yang ditanamkan kian besar juga hasilnya nanti. Bila kamu berinvestasi sedikit demi sedikit justru hasilnya tidak terasa.
Begitu investasi tersebut tak berjalan sesuai harapan, kamu gak punya uang lagi. Bahkan dana darurat ikut terpakai untuk berinvestasi. Dirimu sekarang murni hidup mengandalkan gaji seperti bertahun-tahun lalu ketika statusmu masih karyawan baru.
6. Pansos ke circle orang kaya berharap tertular

Buatmu yang sedang ingin sekali secepatnya kaya, pansos terasa menyenangkan. Dirimu seperti kupu-kupu yang hinggap di bunga-bunga. Namun, bunganya harus yang besar dan warnanya menarik sekali. Bukan sembarang orang yang didekati olehmu.
Dirimu menyasar orang-orang kaya. Kamu berusaha keras menjadi bagian dari mereka dengan minta dikenalkan oleh orang lain. Atau, dirimu berpura-pura kaya biar dianggap setara dan diterima dalam pergaulan kalangan atas.
Akan tetapi, bagi mereka yang didekati dengan begitu gigih olehmu, sikapmu dapat terasa mengganggu. Kamu terlihat tidak tulus dalam berteman. Semua pendekatan ini ujung-ujungnya hanya untuk kepentinganmu. Mereka risi sama kamu bukan karena kondisi finansial kamu yang asli, melainkan tujuanmu.
Kaya hanyalah akibat. Harus ada sebab-sebab yang memungkinkanmu menjadi orang kaya. Meski begitu, ada akibat terobsesi kaya di usia muda. Makanya, kamu kudu fokus pada proses yang dijalani dan gak perlu terobsesi menjadi sekaya mungkin di usia tertentu. Kehidupanmu bisa makin mapan perlahan-lahan tanpa kamu merasa tertekan.