Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Al Quran Tertua di Bali, Bukti Persaudaraan Hindu-Islam

Liputan6.com
Liputan6.com

Banyak masyarakat Indonesia mengetahui Pulau Bali sebagai destinasi wisata populer karena budaya dan alamnya. Terlebih jika melihat ritual keagamaannya, kian menambah daya tarik para wisatawan untuk mengunjungi Bali. Kita tahunya Bali, mayoritas beragama Hindu. Tapi tahukah kalian? Justru ada kitab Al Quran tertua telah tersimpan rapi di Pulau Bali. Pernah mendengarnya?

Simak di bawah ini fakta-fakta Al Quran tertua di Bali:

Kondisinya mulai rapuh, tapi masih tersimpan rapi.

viva.co.id
viva.co.id

Kitab Al Quran ini diperkirakan sudah ada di Bali sejak abad ke-17. Lokasinya berada di Kampung Bugis, Serangan, Denpasar. Kondisinya tampak rapuh, tetapi masih disimpan rapi dalam kotak kaca di rumah seorang imam Masjid Assyuhada di Kampung Bugis Serangan.

Sesepuh Kampung Bugis, Haji Mansyur, tidak bisa memastikan kapan kitab tersebut ada di sana. Al Quran ini menggunakan cover yang terbuat dari kulit unta.

Diarak setiap bulan Muharram.

nasional.news.viva.co.id
nasional.news.viva.co.id

Umat Islam di Serangan, Bali, memiliki tradisi unik setiap tahun sekali. Salah satunya pada bulan Muharram dalam penanggalan Islam, yakni tanggal 9 dan 10 Muharam. Pada tanggal tersebut, Al Quran tertua dikeluarkan dan diarak, yang dikenal dengan tradisi Megelicik Quran. Megelicik artinya mengarak.

Setiap tanggal 9 Muharam, kitab tersebut dibawa mengelilingi kampung sebanyak tiga kali. Prosesi ini dilakukan para pria Bugis. Quran diarak mulai dari area Masjid menuju ke arah utara, sambil membaca doa dan selawat. Setiap berada di sudut, para pria ini mengumandangkan adzan. Sementara, pada tanggal 10 Muharam, warga Kampung Bugis Serangan menggelar syukuran bersama.

Tujuan Megelicik Quran ini adalah sebagai penolak bala. Dulu, kampung tersebut banyak didatangi wabah penyakit. Lalu, para leluhur melakukan tradisi ini dan dilanjutkan sampai sekarang.Sejak saat itu, tidak ada lagi wabah yang datang ke kampung tersebut.

Mengenal kaum Bugis yang menyimpan Al Quran itu.

merdeka.com
merdeka.com

Kitab tersebut dibawa kaum Bugis, dibawa oleh seorang tokoh bernama Saehaji Mu'min dari Ujung Pandang, saat datang pertama kali ke kampung yang ada di Pulau Serangan itu. Hal ini berdasarkan tulisan aksara Bugis yang tercantum pada batu nisan kuburan di kampung ini. Saehaji kabur dari tempat asalnya saat zaman penjajahan VOC.  Saat meninggal, ia pun dimakamkan di kampung itu.

Menjadi bukti persaudaraan Hindu-Islam di Bali yang dimulai sejak penjajahan VOC.

beritagar.id
beritagar.id

Asal kalian tahu, pesisir Pantai Serangan rata-rata dihuni oleh kaum Bugis beragama Islam lho. Mereka hidup berdampingan di antara mayoritas umat Hindu. Kaum Bugis beragama Islam di Denpasar menjadi saudara karena berhasil memenangkan peperangan pada zaman dahulu.

Dahulu, sekitar 40 laskar asal Bugis datang ke Bali menggunakan perahu pinisi. Saat itu Puri Pemecutan, Badung, Bali, tengah berkuasa. Mereka datang bertepatan saat berlangsungnya peperangan di antara raja-raja di Bali dan masa pendudukan kolonial Belanda (VOC). Di sinilah kaum Bugis beragama Islam diterima karena berhasil membantu Raja Badung memenangkan peperangan. Toleransi ini berjalan sangat baik sejak berabad-abad silam hingga sekarang.

Share
Topics
Editorial Team
irma yudistira
Editorirma yudistira
Follow Us