5 Alasan Mengapa Korban Pelecehan Seksual Sering Menolak untuk Melapor

Pelecehan seksual akhir-akhir ini menjadi isu hangat yang berkembang di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kasusnya yang cukup meningkat dan seakan semakin tak pandang bulu. Perempuan hingga pria bisa menjadi korban pelecehan, bahkan seakan semua lokasi berpotensi menyimpan para predator.
Inilah yang kemudian membuat semua orang dengan beragam rentang usia harus ekstra waspada dengan hal ini. Meski demikian, banyak ditemukan kasus pelecehan seksual yang ternyata tak tercatat sebab memang para korban yang menolak untuk melapor. Biasanya para korban yang menolak untuk melapor disebabkan oleh beberapa alasan yang berikut ini.
1. Perasaan malu

Alasan paling umum yang kerap diberikan adalah mengenai perasaan malu. Sebetulnya hal ini bisa terjadi karena anggapan seputar hal-hal seksual masih sering dianggap sebagai sesatu yang tabu sehingga rasanya sangat terlarang untuk dibahas.
Hal inilah yang kemudian memunculkan rasa malu pada para korban untuk turut membahas mengenai pelecehan yang dialami. Mereka akan menganggap bahwa kejadian itu merupakan sesuatu yang memalukan sehingga tak layak dibicarakan.
2. Mengkhawatirkan persepsi dan reaksi orang lain

Alasan lainnya juga karena kekhawatiran tersendiri mengenai apa yang orang lain pikirkan. Bukan hanya orang lain, melainkan juga biasanya secara khusus mengenai persepsi dan reaksi dari keluarga. Inilah yang kemudian membuat para korban jadi berpikir berulang kali sebelum melapor.
Kekhawatiran ini lebih karena anggapan bahwa tindakan pelecehan adalah sesuatu yang sudah merusak diri. Hal ini membuat para korban merasa dirinya jadi semakin kecil sebab mendapatkan pelecehan. Banyak dari mereka yang tak ingin memperoleh stigma negatif dari orang lain sehingga akhirnya rela untuk tak melapor.
3. Memiliki persepsi buruk atas diri sendiri setelah mendapat pelecehan

Khusus di Indonesia, memang hal-hal yang berhubungan dengan seksual dianggap sebagai sesuatu yang tabu. Bahkan, istilah perawan dan perjaka sering kali diidentikkan dengan sesuatu yang suci sehingga bila hilang hal tersebut dianggap tak suci lagi.
Persepsi inilah yang membuat para korban pelecehan merasa bahwa dirinya sudah tak suci lagi sebab telah dilecehkan. Persepsi buruk inilah yang kemudian ingin mereka simpan sendiri serta seakan menolak untuk membagikannya pada orang lain.
4. Trauma hingga tak ingin mengingatnya

Perlu dipahami bahwa tindak pelecehan sama sekali bukanlah hal yang ringan dan sepele. Meski berupa pelecehan verbal seperti catcalling sekalipun, dampaknya akan tetap terasa. Hal ini disebabkan efek traumatis yang dimiliki setiap orang juga akan berbeda-beda.
Efek trauma inilah yang kemudian memberikan rasa kapok sehingga enggan untuk mengingatnya lagi. Dari hal ini jugalah mengapa mulai banyak korban pelecehan yang takut untuk melapor sebab tak ingin sama sekali mengingat kejadian tersebut.
5. Mendapat ancaman

Alasan lainnya yang cukup berbahaya adalah mengenai ancaman yang mungkin diberikan oleh pelaku. Terkadang tidak semua orang memahami situasinya sehingga para korban cenderung memilih diam dan enggan untuk berkomentar lebih dalam.
Para korban yang mendapat ancaman dari pelaku jelas akan memilih untuk menutup mulut. Kekhawatiran terbongkar menjadi salah satu alasan mengapa banyak korban memilih untuk diam dan tak melapor.
Pelecehan seksual tak sama sekali membawa dampak baik terhadap siapa pun. Justru hanya menyisakan rasa trauma dan membuat korban semakin takut dalam melapor. Berantas pelecehan seksual, ya!