Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tidak mendukung diri sendiri (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi tidak mendukung diri sendiri (pexels.com/Anna Shvets)

Intinya sih...

  • Rasa takut tidak mampu mengontrol emosi

  • Dalam rangka menghindari konflik atau pertanyaan

  • Butuh ruang untuk memproses emosi lebih lanjut

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Manusia memang diciptakan sebagai makhluk sosial. Dalam hal ini, bisa dipastikan selalu terlibat interaksi dengan lingkungan sekitar. Entah sekadar bertegur sapa, terlibat obrolan ringan, maupun berdiskusi untuk memecahkan permasalahan serius.

Namun demikian, saat merasa kecewa, seringkali seseorang justru menarik diri dari interaksi sosial. Mereka memilih menikmati kesendirian tanpa obrolan maupun tegur sapa. Terdapat alasan mengapa seseorang menarik diri dari interaksi sosial saat merasa kecewa. Selengkapnya terangkum dalam enam poin di bawah ini.

1. Rasa takut tidak mampu mengontrol emosi

ilustrasi merasa kecewa (unsplash.com/Dogukan Sahin)

Kecewa merupakan bentuk emosi negatif ketika mendapati situasi yang tidak sesuai kehendak. Atau mungkin rasa kecewa muncul ketika diperlakukan buruk oleh orang lain. Saat sedang menghadapi kekecewaan, beberapa orang justru memilih untuk menarik diri dari interaksi sosial.

Ini mereka lakukan Karena rasa takut tidak mampu mengontrol emosi. Saat sedang kecewa, seringkali pikiran dan hati tidak sinkron. Akibatnya, seseorang melampiaskan emosi negatif dan suasana hati yang buruk kepada siapa pun yang sedang dijumpai.

2. Dalam rangka menghindari konflik atau pertanyaan

ilustrasi merasa sedih (unsplash.com/Eric Ward)

Ciri khas manusia adalah makhluk sosial yang selalu terlibat interaksi dengan lingkungan sekitar. Tapi bukan berarti terus-menerus terlibat dalam proses interaksi tersebut. Karena saat sedang menghadapi kekecewaan, menghindar dari lingkungan sosial justru menjadi strategi efektif.

Bukan tanpa pertimbangan seseorang melakukan tindakan tersebut. Menarik diri dari interaksi sosial dilakukan untuk menghindari konflik atau pertanyaan. Dengan menjauh, mereka bisa menghindari situasi yang memperburuk luka.

3. Butuh ruang untuk memproses emosi lebih lanjut

ilustrasi menghargai diri sendiri (unsplash.com/Valeriia Miller)

Manusia memang menjadi makhluk yang dikaruniai berbagai macam gejolak emosi. Tidak terkecuali dengan emosi negatif ketika memperoleh perlakuan buruk. Menghadapi kekecewaan, adakalanya seseorang justru lebih memilih menarik diri dari interaksi sosial dan tidak terlibat apapun.

Tindakan ini diambil bukan berdasarkan sikap egois maupun individualis. Tapi saat dihadapkan dengan kekecewaan, seseorang membutuhkan ruang untuk memproses emosi lebih lanjut. Menarik diri memberi kesempatan untuk merenung dan memahami perasaan tersebut tanpa distraksi dari luar.

4. Merasa tidak pantas hadir di lingkaran sosial

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/RDNE Stock Project)

Seberapa sering merasa kecewa? Ini memang menjadi kecil emosi yang pasti pernah dirasakan oleh setiap orang. Kekecewaan hadir karena kita menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan kehendak. Setiap orang punya cara tersendiri ketika sedang berhadapan dengan situasi tersebut.

Tentu kita sudah tidak asing dengan tipe orang yang selalu menarik diri dari interaksi sosial saat merasa kecewa. Mengapa mereka melakukan keputusan tersebut? Bisa saja dipengaruhi oleh perasaan tidak pantas hadir di lingkaran sosial. Ada juga yang merasa rendah diri setelah kecewa, sehingga berpikir kehadirannya tidak akan berarti atau bahkan membebani orang lain.

5. Kehilangan energi untuk bersosialisasi

ilustrasi merasa lelah (pexels.com/Daniel Reche)

Kecewa. Ini memang menjadi satu dari emosi negatif yang dapat mempengaruhi keseimbangan hidup. Dihadapan kekecewaan, sudut pandang maupun pola pikir akan mengalami perubahan. Bahkan ada orang yang cenderung menarik diri dari interaksi sosial saat mereka merasa kecewa.

Tentu saja. Karena saat dihadapkan dengan kekecewaan, otomatis kehilangan energi untuk bersosialisasi. Rasa kecewa bisa menguras energi mental dan emosional. Akibatnya, aktivitas sosial yang biasanya ringan bisa terasa melelahkan.

6. Fokus untuk mencari solusi

ilustrasi berpikir (pexels.com/Karolina Grabowska)

Lingkungan sosial memang selalu menghadirkan hiruk-piruk. Terkadang kita memperoleh pertanyaan dari orang-orang di lingkungan tersebut. Tapi apakah seluruhnya dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi? Sudah tentu jawabannya tidak.

Kita perlu mengetahui Alasan seseorang menarik diri dari interaksi sosial saat merasa kecewa. Karena mereka sedang fokus untuk mencari solusi. Ada orang yang lebih memilih menyendiri untuk menenangkan pikiran, mencari solusi, atau sekadar mengatur ulang harapan sebelum kembali berinteraksi.

Menarik diri dari interaksi sosial saat merasa kecewa memang menjadi langkah efektif. Atau mungkin seseorang memiliki pertimbangan lain mengambil keputusan tersebut. Entah karena memang sudah kehabisan energi untuk bersosialisasi. Maupun upaya menjernihkan kembali pikiran dan emosi agar mampu mengambil keputusan yang lebih bijak untuk mengatasi kekecewaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team