Ilustrasi gen Z di tempat kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Di masa lalu, stabilitas pekerjaan adalah yang terpenting. Dream job dimaksudkan untuk bertahan seumur hidup, mendatangkan rasa hormat dan keamanan finansial. Pekerjaan pemerintah, karier di perbankan dan kedokteran, serta peran dalam konglomerat besar sangat dihargai.
Hanya saja, "dream job" tradisional seperti ini membutuhkan waktu panjang untuk mencapainya. Maka, dalam dua dekade terakhir, keinginan menggapai dream job dengan waktu yang lama telah menurun.
"Generasi muda mengoptimalkan apapun yang dapat menghasilkan lebih banyak uang sekarang, imbuhnya. Mereka tahu akan ada masa-masa sulit. Jadi, mereka ingin memanfaatkan kesuksesan yang cepat berlalu selagi masih ada. Ini adalah strategi untuk mengurangi risiko," jelas Taru Kapoor, mantan kepala Tinder di India dan Asia Tenggara, melansir laman Economic Times.
Orang-orang menginginkan pertumbuhan yang cepat. Mereka menginginkan perusahaan yang menarik yang akan benar-benar sukses.
"Menurut laporan Handshake, minat mahasiswa terhadap perusahaan yang berkembang pesat telah menurun hingga 20 persen sejak musim panas lalu. Mereka mahasiswa mencari merek “yang telah teruji oleh waktu” seperti Raytheon, Capital One, dan Nike," ungkap Christine Cruzvergara, Chief Education Strategy Officer di Handshake, mengutip CNBC.