ilustrasi berantakan (freepik.com/freepik)
Joseph Ferrari juga menemukan bahwa orang yang memiliki banyak tumpukan barang cenderung sulit membuat keputusan cepat. Dalam psikologi, ini disebut decisional procrastination, yakni menunda keputusan karena takut salah atau menyesal nantinya.
Kamu mungkin pernah bingung menentukan apakah harus menyimpan atau membuang suatu barang. Akhirnya, karena gak mau memikirkan hal itu lebih jauh, kamu memilih menundanya. Sayangnya, kebiasaan kecil seperti ini lama-lama menumpuk dan membuat ruangan terasa sesak.
Kalau kamu sering merasa seperti ini, cobalah memulai dari hal kecil. Misalnya, batasi waktu berpikir untuk setiap benda hanya 10 detik. Kebiasaan membuat keputusan cepat bisa membantumu keluar dari lingkaran “nanti aja”.
Kerapian bukan ukuran seberapa rajin atau sukses seseorang. Rumah yang berantakan bisa jadi cerminan dari hal-hal yang sedang kamu hadapi, entah itu stres, perubahan hidup, atau kondisi mental tertentu. Michael Tompkins menekankan bahwa gak ada satu cara “benar” untuk hidup di dalam rumahmu sendiri.
Kalau kekacauan itu gak mengganggu aktivitas, kenyamanan, atau hubungan dengan orang lain, mungkin kamu hanya memiliki gaya hidup yang berbeda. Namun, bila berantakan mulai bikin stres, cobalah minta bantuan profesional, baik itu terapis, organizer, atau teman dekat yang bisa mendukungmu.
Ingat, rumah gak harus selalu sempurna. Kadang, sedikit kekacauan justru jadi bukti kalau kamu sedang berproses menjalani hidup.