ilustrasi personal branding (pexels.com/Moose Photos)
Bagi temanmu yang pengkhiatan itu, karakter sebagai pemeran utama begitu melekat dan harus terus melekat pada dirinya. Alhasil, jelas karakter utama harus punya segalanya, lebih dari sekitarnya, gak mungkin pemeran utama takdir kelasnya ada di bawah.
Keinginan untuk selalu mendominasi inilah yang pada akhirnya melahirkan harga diri yang tinggi darinya. Gengsinya rasanya jika harus berada di bawahmu. Sebaliknya, ego dan gengsi tingginya seolah diberi makan saat bisa membantu kamu yang posisinya di bawah, bukan seperti sekarang.
Oleh karena kamu sudah sukses, ada rasa iri yang dibalut merasa kemampuannya lebih hebat, kamu tak pantas ada di puncak kesuksesan yang lebih darinya. Semua itu alasan di balik berubahnya dia jadi pengkhianat yang ingin menghancurkan pencapaianmu.
Pada akhirnya, menghadapi orang yang semacam ini tak akan pernah ada ujungnya. Dengan citranya yang ingin terus ia jaga,terlebih egonya yang tinggi. Maka, sampai kapan pun ia tak akan mengaku salah, apalagi meminta maaf kepadamu.
Jadi, selama tidak merugi yang begitu besar, cukup putus semua akses interaksi dengan dia, ya. Kamu bisa memulai lembaran baru yang lebih damai dan tenang. Tak perlu repot berurusan dengannya, hanya akan buang-buang waktu, tenaga, pikiran, bahkan finansial tanpa hasil yang berarti.