Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tantangan Memiliki Lingkup Pertemanan Beda Generasi

ilustrasi pertemanan inspiratif (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi pertemanan inspiratif (pexels.com/Kampus Production)
Intinya sih...
  • Lingkup pertemanan beda generasi memiliki tantangan tersendiri
  • Perbedaan perspektif, minat, dan cara berkomunikasi sering menimbulkan konflik
  • Stereotip antar generasi membuat situasi canggung

Pernahkah kamu memiliki lingkup pertemanan yang diisi orang-orang dari berbagai generasi? Sebagian mungkin berasal dari orang-orang dengan usia di bawahmu. Sebagian lain merupakan teman sebaya, sedangkan sisanya adalah generasi usia tua. Lingkup pertemanan beda generasi bisa dijumpai di berbagai lingkungan sosial.

Baik yang berkaitan dengan kehidupan profesional di dunia kerja. Maupun interaksi kita dengan orang-orang di lingkungan masyarakat. Memiliki pertemanan beda generasi ternyata juga memiliki tantangan tersendiri. Baik dari segi pola pikir, kebiasaan, sampai dengan prinsip dan pedoman yang dianut. Apakah deretan tantangan di bawah ini relate dengan pengalamanmu?

1. Perbedaan perspektif

ilustrasi bertemu teman (pexels.com/Edmond Dantes)
ilustrasi bertemu teman (pexels.com/Edmond Dantes)

Memiliki lingkup pertemanan dengan orang-orang beda generasi mungkin terdengar seru. Kita memperoleh topik obrolan yang lebih luas. Bahkan saat ada masalah, kita bisa meminta pertimbangan orang-orang yang lebih tua. Namun demikian, pertemanan beda generasi ternyata juga memiliki tantangan yang tidak mudah.

Seringkali kita dihadapkan dengan perbedaan perspektif. Setiap generasi punya cara pandang yang beda terhadap hidup, pekerjaan, atau bahkan humor. Misalnya, topik yang dianggap seru buat generasi muda mungkin terasa kurang relevan untuk yang lebih tua, atau sebaliknya. Perbedaan perspektif dalam beberapa topik ini tidak jarang menimbulkan konflik dan ketegangan.

2. Stereotip generasi

ilustrasi bersama teman (pexels.com/Fauxels)
ilustrasi bersama teman (pexels.com/Fauxels)

Meskipun terdengar seru dan menyenangkan, tapi dalam lingkup pertemanan beda generasi pada faktanya juga memiliki tantangan. Jika memang menginginkan lingkup pertemanan demikian, kita harus siap dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Terutama dari anggapan-anggapan yang menyertai ciri khas dari setiap generasi.

Mungkin kamu sudah tidak asing dengan generasi tua yang dicap sebagai orang-orang dengan pola pikir kolot. Adapun generasi muda dianggap sebagai sosok manusia yang kurang mengetahui tatanan sopan santun. Tidak jarang generasi muda juga dianggap sebagai tipe orang yang gampang protes. Stereotip antar generasi ini ada kalanya membuat situasi semakin canggung.

3. Cara berkomunikasi dan kebiasaan

ilustrasi diskusi (pexels.com/Fauxels)
ilustrasi diskusi (pexels.com/Fauxels)

Beberapa situasi memaksa kita harus menjalin pertemanan beda generasi. Contohnya saat berada di dunia kerja dengan orang-orang dari berbagai latar belakang usia. Atau mungkin saat kamu bergabung dengan organisasi di lingkungan masyarakat. Dalam hal ini, kita harus memahami tantangan lingkup pertemanan beda generasi dengan baik.

Seringkali kita dihadapkan dengan cara berkomunikasi dan kebiasaan berbeda. Generasi muda mungkin dalam mengobrol sering menyertakan serapan-serapan dari bahasa asing. Tidak jarang generasi muda juga lebih menyukai topik obrolan yang trendi dan gaul. Tapi sayangnya, obrolan dengan tema seperti ini tidak akan dipahami oleh generasi usia tua.

4. Minat dan ketertarikan

ilustrasi circle pertemanan (pexels.com/Yan Krukov)
ilustrasi circle pertemanan (pexels.com/Yan Krukov)

Tidak dapat dimungkiri jika minat dan ketertarikan akan suatu hal itu dipengaruhi oleh usia seseorang. Contohnya sebagai sosok manusia dewasa muda, mungkin kita memiliki ketertarikan dalam hal fashion atau lifestyle yang diterapkan para influencer. Tapi apakah generasi usia tua juga mengikuti tren tersebut?

Kita perlu memahami tantangan memiliki lingkup pertemanan beda generasi. Seringkali minat dan ketertarikan menjadi kendala utama. Tema obrolan yang menurut generasi muda menarik ternyata bagi generasi usia tua justru membosankan. Perbedaan minat dan ketertarikan ini tidak jarang memicu situasi canggung tanpa ada obrolan basa-basi.

Punya lingkup pertemanan yang beda generasi memang unik, tapi juga ada tantangannya. Mungkin kita dihadapkan dengan perbedaan perspektif, minat dan ketertarikan, sampai dengan cara berkomunikasi. Tapi di sisi lain, punya lingkup pertemanan beda generasi juga memperkaya pengalaman. Kamu bisa belajar banyak dari mereka, seperti sudut pandang yang lebih dewasa dari generasi lebih tua, atau energi dan ide-ide segar dari yang lebih muda.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us