Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan untuk Gak Sembarangan Menceritakan Rahasia Hidupmu

Ilustrasi pria merenung (unsplash.com/vitormonthay)

Rahasia hidup biasanya terkait hal-hal yang sangat gak mengenakkan dalam hidupmu. Sesuatu yang bila diketahui orang lain bisa membuatmu malu atau merasa dalam bahaya. Masa lalu yang kelam, misalnya.

Tidak semua orang memiliki sesuatu yang perlu mereka rahasiakan dari orang lain. Namun jika kamu memilikinya, berikut lima alasan untukmu harus amat berhati-hati menjaganya. Jangan sampai keceplosan!

1. Kalau kamu sampai merahasiakannya, berarti ada alasan yang sangat penting

Ilustrasi seorang wanita (unsplash.com/taylorannwright)

Mungkin saja kamu punya sifat suka mendramatisasi sesuatu. Sehingga apa-apa yang sebenarnya gak terlalu buruk untuk diketahui orang lain pun mati-matian kamu rahasiakan.

Namun jika kamu gak punya sifat begini, berarti kamu memang punya alasan yang kuat untuk memilih merahasiakannya. Masalahnya, terkadang beban itu membuatmu gak tahan untuk menceritakannya pada orang lain.

Di sinilah pentingnya kehati-hatianmu. Sebab orang yang sehari-harinya baik padamu belum tentu tetap bisa menerimamu setelah tahu rahasia hidupmu. Dia mungkin menjadi kurang menyukaimu sementara rahasia hidupmu telanjur terbuka.

2. Gak mudah menemukan orang yang tepat untukmu menceritakannya

Ilustrasi seorang wanita (unsplash.com/lucaslenzi)

Seperti disebutkan dalam penjelasan sebelumnya, sering kali tepat atau tidaknya seseorang yang kamu pilih sebagai teman bercerita baru akan ketahuan setelahnya. Dan saat itu, segalanya mungkin telah terlambat.

Di tangan orang yang tepat, kamu tidak perlu terlalu khawatir. Rahasiamu akan menjadi rahasianya juga. Di tangan orang yang salah, hidupmu yang semula baik-baik saja justru bisa seketika dipenuhi masalah.

Sekalipun dorongan untuk menceritakan rahasia hidupmu kerap terasa kuat sekali, tetaplah berhati-hati. Tunda sampai kamu yakin telah menemukan orang yang tepat atau lebih baik tidak pernah menceritakannya.

3. Kalau sampai rahasiamu bocor ke mana-mana, siapkah kamu?

Ilustrasi perempuan berbaring (unsplash.com/achidu)

Padahal selama ini kamu merahasiakannya karena merasa itu sangat memalukan bila diketahui oleh orang lain. Namun sekarang, rahasiamu malah diketahui semua orang.

Mungkinkah kamu sanggup menghadapinya? Masalahnya, orang yang di awal getol berjanji akan menjaga rahasiamu pun bisa saja akhirnya membocorkannya.

Benar, kamu gak boleh kehilangan kepercayaan pada semua orang. Namun apa salahnya lebih berhati-hati? Paling tidak, saat kamu memutuskan untuk menceritakannya pada orang lain, kamu sudah tahu risikonya.

4. Orang lain pun belum tentu cukup peduli dengan rahasia hidupmu

Ilustrasi seseorang berbaring (unsplash.com/ohleighann)

Menyedihkan sih. Namun inilah kenyataannya. Bagimu, rahasia hidupmu tentu sangat penting. Namun bagi orang lain, bisa saja gak begitu. 

Akibatnya bisa bermacam-macam. Dia bisa dengan mudah membocorkannya ke mana-mana karena gak peka dengan perasaanmu. Bisa juga dia bereaksi meremehkan setelah mendengar ceritamu.

Seperti berkomentar, "Halah, begitu doang. Kirain apa. Itu sih, biasa." Terdengar sepele, tetapi bagimu tentu akan terasa sangat melukai. Atau malah dia gak merespons ceritamu dan sibuk menceritakan diri sendiri.

5. Rahasia hidupmu bahkan bisa digunakan sebagai senjata untuk menghancurkanmu

Ilustrasi seorang perempuan (unsplash.com/yoannboyer)

Saat kewaspadaanmu menurun, kamu melihat semua orang sebagai teman. Bahkan mungkin teman terbaik yang akan selalu menjaga rahasiamu. Sayangnya, kenyataan tidak mengikuti bayanganmu.

Beberapa di antaranya mungkin saja diam-diam tidak menyukaimu. Lalu dari yang segelintir itu ada yang terlalu tidak menyukaimu dan siap untuk 'menyerangmu' kapan pun ada kesempatan.

Dan rahasia hidupmu yang terbuka ialah kesempatan terbaiknya. Bila ini sampai terjadi, di dalamnya juga ada kontribusimu. Kamu memberikan pisau yang sangat tajam pada semua orang, termasuk orang yang ingin melukaimu.

Bukan berarti kamu sama sekali tidak boleh menceritakan rahasia hidupmu. Namun ceritakanlah pada orang yang tepat. Seumpama kamu punya tiga sahabat, mungkin hanya satu yang benar-benar layak untuk mengetahuinya.

Atau berceritalah pada konselor profesional yang sudah pasti akan menjaga rahasiamu. Ia juga bisa memberimu saran terbaik jika kamu memerlukannya.

Yang terakhir, kamu bahkan berhak menceritakannya pada lebih banyak orang jika kamu memang sudah tidak ingin merahasiakannya lagi dan yakin hidupmu akan menjadi lebih baik setelahnya. Intinya, pikirkan masak-masak terlebih dahulu ketimbang menyesal kemudian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Robertus Ari
EditorRobertus Ari
Follow Us