ilustrasi mengaji Al Quran (pexels.com/Zehra Nur Peltek)
A -Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam yang merupakan petunjuk dan pedoman hidup. Di malam Lailatul Qadar, membaca Al Quran memiliki keutamaan yang sangat besar karena malam ini merupakan malam turunnya malaikat ke bumi membawa berkah, rahmat, dan mengaminkan doa-doa yang dipanjatkan oleh manusia sampai waktu subuh. Di malam yang penuh berkah ini, membaca Al Quran dengan penuh khusyuk dan tadabbur akan memberikan keberkahan yang besar bagi kita.
Kita bisa membaca Al Quran dengan cara tadarus, membaca ayat-ayat tertentu, atau membaca surat-surat yang diinginkan. Bagi perempuan sedang haid, kita bisa membaca tanpa menyentuh mushaf, membacanya dalam hati, atau melafalkan ayat-ayat Al Quran yang sudah dihafal. Berdasarkan mazhab Syafi’i,
وَلِمَنْ بِهِ حَدَثٌ أَكْبَرُ إجْرَاءُ الْقُرْآنِ عَلَى قَلْبِهِ وَنَظَرٌ فِي الْمُصْحَفِ، وَقِرَاءَةُ مَا نُسِخَتْ تِلَاوَتُهُ وَتَحْرِيكُ لِسَانِهِ وَهَمْسُهُ بِحَيْثُ لَا يُسْمِعُ نَفْسَهُ؛ لِأَنَّهَا لَيْسَتْ بِقِرَاءَةِ قُرْآنٍ
Artinya:
"Siapa saja yang sedang dalam keadaan hadas besar, maka boleh membaca Al-Qur'an dalam hati, melihat mushaf, membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang sudah dinasakh tulisannya, menggerakkan bibir, berbisik dan suaranya tidak terdengar oleh dirinya sendiri, karena hal ini tidaklah dianggap sebagai membaca Al-Qur'an" (Khatib asy-Syarbini, Mughni al-Muhtaj ila Ma'rifati Alfadzil Minhaj, [Beirut, Darul Fikr: tt], juz I, halaman 72).