Perbedaan Upacara Galungan dan Kuningan yang Dirayakan Umat Hindu
Galungan dirayakan selama 2 kali selama 2024
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Umat Muslim identik dengan perayaan Lebaran, begitu pun umat Kristiani yang merayakan Natal. Sementara itu, umat Hindu memiliki beberapa perayaan mulai dari Hari Raya Nyepi, Galungan, hingga Kuningan.
Kuningan merupakan bagian dari Hari Raya Galungan. Untuk tahu lengkapnya, berikut informasi perbedaan upacara Galungan dan Kuningan yang dirayakan oleh umat Hindu.
1. Upacara Kuningan
Hari Raya Kuningan sudah menjadi tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Hindu sejak abad ke-8 Masehi. Hari Raya Kuningan dirayakan 10 hari setelah Hari Raya Galungan. Peringatan yang juga disebut Tumpek Kuningan ini, jatuh pada Hari Sabtu, Kliwon, Wuku Kuningan.
Upacara Kuningan dimaknai sebagai permohonan keselamatan dan perlindungan dengan cara memuja pada Dewa. Itu sebabnya, mereka memercayai bahwa para Dewa hanya turun ke bumi hingga tengah hari saja sehingga pelaksanaan upacara Kuningan juga setengah hari.
Peringatan ini dilakukan dengan membuat nasi kuning sebagai lambang kemakmuran serta menghaturkan sesaji sebagai ungkapan terima kasih. Tiap-tiap rumah tangga akan membuat nasi kuning yang lengkap dengan lauk daging bebek atau ayam.
Daerah Tabanan disebut memiliki tradisi yang unik untuk memperingati Kuningan. Masyarakat akan membagikan uang dengan cara dilempar ke udara. Tradisi bersorak (Mesyurak) ini diikuti oleh anak-anak hingga orang dewasa.
Hari Kuningan juga khas dengan Endongan sebagai simbol persembahan kepada Hyang Widhi. Lalu, ada Tamiang sebagai simbol penolak marabahaya. Terdapat pula Kolem sebagai simbol tempat peristirahatan Hyang Widhi, para dewa dan leluhur.
Endongan berupa kantong atau tas yang digantung. Isinya merupakan persembahan nasi kuning, lauk pauk, hingga daun paku kemara. Sementara Tamiang merupakan perisai yang terbuat dari daun kelapa muda.