TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Menarik Tentang Sandwich Generation, Kamu Termasuk?

Terjebak di antara dua generasi memang beban yang berat 

Ilustrasi interaksi antara ibu, anak, dan kakek (Pexels.com/Anthony Shkraba)

Memenuhi kebutuhan banyak pihak bukan hal yang mudah lho. Namun, faktanya di zaman sekarang banyak orang yang berada pada usia produktif mengalami hal ini. Selain menanggung kebutuhan pribadi, mereka dibebani tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan generasi di atasnya serta di bawahnya. Layaknya sandwich dengan 2 lembar roti yang menghimpit isinya.

Isu mengenai sandwich generation pun menjadi sangat populer dengan berbagai pro kontranya. Nah, berikut akan dibahas hal-hal menarik mengenai sandwich generation yang perlu kamu ketahui.

1. Awal mula muncul istilah sandwich generation 

Ilustrasi suasana kerja era 80-an (Pexels.com/Mart Production)

Dilansir dari encyclopedia.com, Dorothy Miller menciptakan istilah sandwich generation di tahun 1981 merujuk pada ketidaksetaraan dalam pertukaran sumber daya dan dukungan antar generasi. Dorothy Miller secara khusus menyoroti segmen generasi di usia tengah yang menopang anggota keluarga tua serta muda tanpa menerima dukungan timbal balik.

Semakin berkembangnya zaman, sandwich generation malah semakin bertambah. Pasalnya, harapan hidup seseorang terus meningkat dengan dukungan berbagai layanan kesehatan. Generasi orang tua pun menjadi ikut bertambah. Hal ini membuat generasi usia tengah dituntut untuk memenuhi kebutuhan anak atau adik serta orang tua secara bersamaan.

2. Sandwich generation memikul tanggung jawab berat

Ilustrasi bekerja disertai mengurus anak (Pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Generasi sandwich tidak hanya fokus pada kebutuhan dirinya sendiri, namun juga generasi sebelumnya yaitu adik atau anak serta generasi setelahnya yaitu orang tua. Orang yang belum menikah dan memiliki anak pun juga bisa terjebak di generasi ini jika harus menanggung kebutuhan dari berbagai pihak.

Sandwich generation menopang baik itu kebutuhan finansial, kesehatan, serta berbagai kebutuhan lain. Tanggung jawab moral ini menjadikan sandwich generation harus mengambil peran dalam berbagai hal. Meskipun terkesan berat, tetap semangat ya.

3. Tantangan para pejuang sandwich generation 

Ilustrasi menghitung uang (Unsplash.com/Omid Armin)

Merawat anak serta orang tua secara bersamaan bukan hal yang mudah lho. Bahkan perhatian ke diri sendiri seringkali terlupakan karena saking banyaknya hal yang perlu dipikirkan.

Banyak hal yang harus dikorbankan bagi para pejuang sandwich generation. Berkorban waktu, tenaga, pikiran, cita-cita, hingga kesehatan. Selain itu perlu kemampuan yang pintar dalam mengatur keuangan. Sampai-sampai harus menekan pengeluaran pribadi supaya semua kebutuhan dapat tercukupi.

4. Berdampak ke fisik dan mental 

Ilustrasi sedang mengalami stres (Unsplash.com/Francisco Moreno)

Banyaknya peran yang harus diambil mengakibatkan sandwich generation rentan mengalami gangguan fisik hingga mental. Bagaimana tidak? Tekanan-tekanan dari yang muda dan tua menuntut sandwich generation untuk selalu siap.

Padahal tubuh juga perlu di istirahatkan. Jika hal ini dilakukan terus menerus maka akan mengakibatkan stamina tubuh terkuras, stres, hingga depresi juga lho. Para pejuang sandwich generation tetap jaga kesehatan ya.

Baca Juga: Ini Perbedaan Generasi Baby Boomer, Gen Z hingga Generasi Alpha

Verified Writer

Agata Melinda Kristi

Let's take and give positive energy only, setuju?

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya